Ya Rabb.
Hamba takut rasa yang berusaha hamba yakinkan akan goyah karena kehadirannya.
Tembok besar yang menghalangi perasaanku kini ia sulap menjadi jalan yang dipenuhi bunga.
Tapi sayangnya hamba sudah terlanjur memilih jalan yang lain.

Ya Rabb.
Tetapkan pilihan terbaik untukku.
Agar pilihanku tidak hanya sebatas nafsu saja.
Aamiin

*****

Hari ini ketika aku mencari-cari keberadaan jam tanganku,aku menemukan satu kotak hitam yang didalamnya ada sebuah cincin berlian dari Jimin.

"Astagfirullah,sepertinya aku melupakan ini."

Aku bergegas menuju restoran,sedangkan Arfan ia masih berada dirumah neneknya. Rumah mas Yusuf. Jadi aktifitas pagiku berkurang kali ini.

Aku mengirim pesan pada Jimin,untung saja  waktu itu kami sempat bertukar nomor. Aku akan mengiriminya pesan setelah sampai direstoran nanti.

***
Direstoran.

Jimin berkata padaku jika ia akan kesini sebentar lagi,tapi kenapa dia belum juga muncul ya.

"Permisi mbak. Ada tamu yang mencari anda." ucap salah satu pegawaiku,Wina.

"Ah baiklah aku akan segera kesana. Oh ya Win,aku pesan 2 cappucino ya."

"Baik mbak." ucap Wina sembari keluar dari ruanganku.

Setelah mengambil cincin itu, aku segera menemui Jimin.

"Assalamualaikum Jim."

"Waalaikumusalam Wa." ucapnya dengan senyuman yang sama seperti waktu itu.

"Maaf ya sudah menunggu lama."

"Ah tidak juga. Oh ya kamu mau bicara apa..?" tanya nya padaku,untung Wina datang sembari memberikan pesananku tadi.

"Silahkan." ucap Wina.

"Makasih Win." Wina mengangguk. Jujur aku bingung menjawab pertanyaan Jimin.

"Minum dulu Jim." Aku menyuruhnya untuk minum. Dia pun meminumnya.

"Oh ya Wa kamu mau bicara apa padaku spertinya hal penting..?" tanyanya lagi.

"Hem. Begini Jim aku mau memberikan ini untukmu." ucapku sembari memberikan cincin berlian itu padanya.

"Ini..?" Dia tampak terkejut. Aku hanya mengangguk.

"Jadi kau masih menyimpannya Wa..?"

"Iya. Dan ini aku mengembalikannya padamu."

"Kenapa tidak kau simpan saja..?"

"Tidak bisa. "

"Hm itu artinya lamaranku ditolak ya." ucapnya sembari tersenyum tanpa sedikitpun kecewa terlihat di wajahnya.

"Iya Jim." Aku mengangguk pasti namun aku terkejut seketika ketika melihat mas Yusuf sudah berjalan mendekatiku dan Jimin. Apakah dia mendengarnya..?

"Assalamualaikum." salam mas Yusuf pada kami.

"Waalaikumusalam." jawabku dan Jimin serempak.

"Lho Jimin Hyung." ucap mas Yusuf. Dia mengenal Jimin..?

"Yusuf. Senang bisa bertemu denganmu lagi." ucap Jimin setelah mengetahui jika orang itu adalah Yusuf.

"Kapan hyung ke Indonesia...?"

"Ah sudah sebulan yang lalu aku disini." Sungguh mereka terlihat seperti sahabat lama yang kembali bertemu. Sekarang saja aku diabaikan.

"Mas Yusuf mau di buatkan minum apa..?"

"Green tea saja Wa." Aku melangkahkan kaki menuju dapur dan membuat minuman itu untuk mas Yusuf.

Dari kejauhan mereka terlihat sangat dekat.  Bagaimana Tuhan mempertemukan kedua lelaki itu..?

"Ini mas." ucapku setelah selesai membuatkannya minuman.

"Makasih ya calon istri." ucap mas Yusuf.

"Iya mas."

"Oh ya hyung,hyung datangkan ke acara pernikahan kami 2 minggu lagi..?"

"Insyaallah ya Yus. Kamu kayak gak tau saja, aku harus membantu keluarga Arif untuk mengurusi pondok."

"Setidaknya beri waktu untuk menghadiri acara pernikahan adikmu ini dong."

"Ah baiklah akan aku usahakan. Oh ya berhubung urusanku dengan Halwa sudah selesai aku akan kembali kepondok lagi."

"Ah baiklah hyung." ucap mas Yusuf sembari ber high five dengan Jimin.

"Aku pulang dulu ya Yus,wa.."

"Baiklah hyung ."

"Terimakasih Jimin ssi."

"Assalamualaikum."

"Waalaikumusalam."

*****

Jimin

Aku tidak menyangka jika Yusuf adalah calon suami dari wanita yang selalu ku sebut namanya dalam doa-doaku.

Ah kenapa hatiku menjadi sakit seperti ini...?

"Hayo bang mikirin apa..?" tanya Arif sembari mendekatiku. Untung saja tehku tidak jatuh karena terkejut oleeh keberadaan Arif.

"Apaan sih Rif ganggu orang galau aja."

"Galau kenapa lagi sih bang..? Mbak Halwa nikah...? Aku dengan yang kaget reflek tersedak saat meminum tehku.

"Uhuk..uhuk."

"Ini bang minum dulu." aku pun segera meminum air putih pemberian Arif.

"Sebenarnya abang tuh kenapa dari tadi kok ngelamun terus sih..?"

"Abang lagi patah hati Rif."

"Jadi yang Arif omongin itu bener bang...? Trus mbak Halwa nikahnya sama siapa..?"

"Sama Yusuf, Rif."

"Yusuf..?"

"Iya Yusuf teman kita saat kita berada di Mesir waktu itu."

"Astagfirullah kenapa bisa begitu kebetulan bang..?"

"Gak ada yang namanya kebetulan Rif. Semua sudah diatur oleh Allah. Memang sepertinya cintaku belum saatnya menemukan tempat berlabuh."

"Iya deh bang. Sabar aja, atau kalau abang ngebet nikah aku bakal bilang ke Ummi. Biar abang dijodohin sama santri sini. Tuh si Aisfa dia tuh kabarnya sangat menyukai abang lho. Lihat saja dia cantik kan..?Atau Naila..? Dia juga cantik dan soleha lho bang. Abang tinggal pilih deh pokoknya."

"Husst ngawur saja kamu ini. "
,

,

,

,

TBC...


Syukran katsiiran buat teman-teman yang sudah membaca cerita Halwa dan Jimin.

Jazakallahu Khairan❤❤

Dhelya 😊😊

Syahadat Cinta Untuk Halwa(Faith,Love,and Destiny)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang