Chapter 6 : Happy Siblings ❤️

17 1 0
                                    

.

.
   "Bangunlah... Bangun..."
Kata Emma tiba-tiba sambil menepuk badan Jeremy. Jeremy terbangun dan langsung menyadari bahwa Ia tidur hanya menggunakan celana pendek boxer.

  "Humm?.." Kata Jeremy yang masih mengantuk.
  
   "Bangunlah.!!!" Kata Emma lagi memaksa Kakaknya untuk segera bangkit.

   "Calm Down, Emma" kata Jeremy kemudian mencoba membuka kedua bola matanya. Melirik ke arah jam dinding di kamarnya. Jam menunjukkan pukul 4.23 pagi.

   "Ada apa.?" Tanyanya.

   "Kamu yang membawakan makanan ini untukku.?" Tanya Emma dengan suara senang sambil menunjukkan paper bag yang berisi kue-kue yang dibeli oleh Jeremy tadi malam.

   "Ya, aku membawanya untuk kamu"  kata Jeremy yang kemudian bangkit dari tidur dan duduk didepan Emma.

   "Aku datang dan kamu sudah tertidur. Aku kesal malam itu. Mengapa tidur begitu awal." Celoteh Jeremy mengutarakan semua kekesalannya.

   "Aku sudah bilang kalau aku sakit kepala" jawab Emma.

   "Ah.. Baiklah lupakan saja. Kamu makan saja kue-kue itu" kata Jeremy sembari membalik badan untuk kembali tidur.

   "Bagaimana aku memakannya.? Ini sudah berjamur. Makanan dari toko itu hanya bertahan sebentar saja jika tidak dimasukkan ke lemari pendingin" kata Emma dengan raut sedih dan manyun yang membuat Jeremy menghentikan geraknya. Kemudian Emma membuang semua kue yang ada di dalam paper bag itu tepat diatas kasur Jeremy.

   "Emma.. Itu akan mengotori kasurku"

   "Kue-kue ini masih dibalut dengan plastik. Mengapa kamu marah. Tenanglah tidak akan kotor"

   "Lalu bagaimana lagi.? Aku membawanya agar kamu makan tadi malam bukan hari ini. Kamu saja yang tidur terlalu awal."

   "Tapi sudah basi" kata Emma yang masih manyun "Belikan lagi" sambungnya dengan nada manja.

   "Emma..."

   "Belikan lagi.! Apa kamu tega melihat aku sakit lagi?" Potong Emma.

   "Tempat itu cukup jauh"

   "Humm ayolah. Tidak begitu jauh. Kamu memiliki mobil. Kalau begitu aku akan pergi bersama kamu, Okay.?"

   "Emma..."

   "Baiklah. Persiapkan dirimu. Mandilah wajahmu sangat kusam. Aku akan bersiap sekarang. Jika sudah selesai, panggil aku dari kamar" kata Emma sambil berjalan keluar kamar Jeremy dengan gembira.

   Emma langsung menutup pintu dan menuruni tangga langsung masuk ke kamar untuk mandi dan mempersiapkan diri. 
   Jeremy masih terdiam dan kemudian tersenyum mengingat tingkah lucu dan manja Emma itu. Kue yang tadi dibuang oleh Emma kemudian Ia ambil Dan membuangnya ke tempat sampah. Ia kemudian mandi.

   Sekitar 30 menit kemudian, Jeremy sudah bersiap untuk pergi. Jeremy membuka pintu dan langsung melihat Emma dengan wajah girangnya disana. Jeremy terkejut.

   "Ah.. kamu mengejutkan aku saja"
   "Haha ayo kita pergi. Kamu sudah membawa uang?" Tanya Emma sambil menarik tangan Jeremy.
    "Sudah... Tenanglah aku akan berjalan sendiri tidak perlu menarikku" kata Jeremy bercanda namun dengan nada sedikit lebih keras.

   Emma berpikir bahwa Kakaknya marah, sehingga Ia menghentikan langkahnya dan melepaskan tangan Jeremy serta menunjukkan ekspresi sedih. Jeremy menuruni dua anak tangga setelah Emma. Dia berhenti dan membalikkan badannya.

   "Ada apa?" Tanya Jeremy bingung.
   "Tidak ada. Pergilah kembali ke kamar. Aku mungkin butuh istirahat lagi. Maaf." Kata Emma sambil berjalan menuruni tangga melewati Jeremy.
   Jeremy masih bingung dan tetap memperhatikan setiap langkah Emma yang semakin menjauh.

   "Emma, Ada apa?" Tanya Jeremy yang kemudian mengikuti langkah Emma.
   Emma menuruni tangga dan tiba didepan pintu kamarnya.
  
   "Maaf sudah memaksa kamu pergi. Seharusnya aku tidak merepotkanmu. Hanya saja aku terlalu berbahagia karena kamu jarang bersamaku. Kesempatan ini sangat jarang aku dapatkan." Kemudian Emma masuk ke kamarnya dan menutup pintu. Meninggalkan Jeremy yang masih berjalan menuruni tangga dengan tatapan sedih.

   Jeremy menyadari, mungkin Emma salah paham dengan ucapannya tadi. Jeremy langsung memasuki kamar Emma. Ia melihat Emma sedang berdiri di depan kaca jendela. Jeremy mendekati Emma.

   "Emma... Aku minta maaf. Aku tidak marah. Aku juga senang bisa pergi bersamamu. Aku terlalu bersemangat. Maafkan aku."
   Emma berbalik menatap mata Kakaknya dengan wajah sedih.
   "Kamu istirahat saja. Aku juga sedang sakit, aku butuh istirahat lebih."

   "Aku tidak mau. Ayo kita pergi." Kata Jeremy kemudian menarik tangan Emma. "Sebagai permintaan maaf aku akan membawamu kemana saja yang kamu mau dan membeli apa saja yang kamu suka." rayu Jeremy.

   "Benarkah?" Kata Emma dengan raut wajah yang seketika berubah menjadi bahagia. "Kalau begitu, Ayo pergi." Sambung Emma bersemangat.

   "Ayo." Kata Jeremy membalas semangat sang Adik.

   Mereka memasuki mobil. Kemudian Jeremy memasang musik. Emma masih sempat mendengar musik yang diputarnya tapi tidak berapa lama, Ia langsung melirik ke arah sang Kakak.

   "Lagu apa ini? Apa hidupmu semenyedihkan ini sehingga memutarkan lagu yang tidak bergairah?" Kata Emma sembari menyalakan bluetooth handphone untuk disambungkan. Kemudian Ia memutar musik pop dengan lirik dan bahagia.
   "Mungkin kamu perlu belajar untuk bahagia seperti diriku." Kata Emma sembari tertawa ringan. Jeremy membalas tawanya.
   Sepanjang perjalanan mereka bernyanyi dan tertawa.

   06.07 am
   Mereka tiba di bakery tempat Ia membeli kue kemarin. Jeremy turun Dan langsung berjalan menuju pintu toko. Namun Emma tidak juga turun. Ia membalikkan badannya dan melihat Emma masih duduk diam di dalam mobil. Jeremy mendekati mobil lagi. Melihat dari kaca di seberang tempat duduk Emma dan mengetuk kaca mobil. Jeremy menggerakkan tangannya mengisyaratkan seakan mengatakan Ayo Kesana

   Emma hanya melirik sebentar kemudian memalingkan wajahnya lagi. Jeremy bingung. Sepertinya dia tidak melakukan kesalahan saat perjalanan. Emma tidak kunjung beranjak dari kusri. Jeremy berjalan ke arah pintu mobil yang ada disebelah Emma. Kemudian membuka pintu mobil.

   "Ayo Emma. Aku ada salah apa lagi?" Tanya Jeremy lembut.
   "Kamu sangat jahat" Kata Emma kemudian keluar dari mobil Dan menutup pintu mobil.
   "Kesalahan apa yang aku lakukan kali ini?"
   "Aku sakit. Lalu kamu meninggalkan aku sendiri. Bahkan tidak membukakan pintu untuk seorang wanita sakit."
   "Baiklah Emma yang manja. Aku minta maaf."
   "Aku memaafkan dengan syarat."
   "Katakanlah apa yang kamu mau."
   "Gendong aku" Kata Emma kemudian tersenyum lebar dan memainkan alis.
   "Baik" Kata Jeremy kemudian membalikkan badan dan kemudian sedikit membungkuk agar Emma bisa naik ke punggungnya.
   Emma langsung melompat.

   "Ayo kita pergi!!!!" Kata Emma sambil mengancungkan tangan ke arah toko.
   Mereka memasuki toko dengan dibarengi tawaan. Ketika sudah masuk, Emma bermaksud untuk mengerjai sang Kakak.

   "Tunggu disini. Berhenti dulu" kata Emma sambil menepuk bahu Jeremy.

   "Ada apa?" Kata Jeremy kemudian mengangkat kepala yang tadinya menunduk kemudian melihat sekelilingnya. Ternyata semua pengunjung sudah memperhatikan mereka berdua. Jeremy sedikit gugup namun tetap melakukannya untuk Emma.

   "Disana.!" Sambil menunjuk meja kosong. "Disana saja kita duduk. Dekat kaca. Aku bisa melihat keluar."

   "Ayo." Sahut Jeremy
   "AYO!!!" Emma tidak merasa malu mengeluarkan suara yang lantang seakan-akan hanya ada Dia Dan Jeremy di toko itu.
 
   Mereka pun duduk. Seorang waitress langsung datang mendekati meja mereka dengan membawa buku menu dan catatan kecil.

❗❗❗❗❗❗❗❗❗❗❗❗❗❗

To Be Continue. ❤️


EvOo.❤️❤️

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 06, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Can I Make It Back ?Where stories live. Discover now