"Hei, kau sudah selesai? Kenapa lama sekali? Aku sudah lelah menunggu mu disini!" teriakan penjahat itu dari luar.

Zoe mendengus, "sabar, perutku sedang sakit. Bukan kah ada sofa didekat situ, kau bisa duduk selagi menunggu ku!"

"Ide bagus, kenapa tidak dari tadi saja aku duduk. Aku duduk, sudah cepat selesaikan!"

"Iya,"

Zoe kembali membuka jendela dan akhirnya berhasil terbuka. Dengan perlahan, Zoe melihat keluar jendela dan bergedik ngeri karena ternyata ia berada dilantai dua.

Ia melihat sebuah pembatas, dengan perlahan Zoe turun dan kembali menutup jendela itu. Merasa sudah aman, Zoe berlari dan melompat dari lantai dua.

Brak!

"Siapa itu?!" mendengar suara teriakan penjahat itu, Zoe berlari meninggalkan rumah penculikannya.

Ia terus berlari dengan sekuat tenangnya, dan ia bersyukur karena rumah itu sudah tidak terlihat olehnya.

Tidak menyerah, Zoe kembali berlari dan menuju ke pusat kota yang tak jauh dari tempat penculikannya itu.

"Permisi, bisa aku tanya ini dimana?" tanya Zoe pada seorang wanita yang tengah duduk di halte bus.

Dengan senyuman manis, wanita itu menjawab Zoe dengan santun. "New Jersey, memangnya kau tidak tahu?"

"Apa kau bilang? New Jersey?"

Orang itu mengangguk, "iya. Kurasa kau terlihat kebingungan, ada apa? Dan siapa namamu?" tanyanya dengan senyuman yang masih terukir.

"Zoe,"

"Senang bertemu denganmu Zoe, perkenalkan nama ku Olivia. Kurasa kau sedang kebingungan, ada apa memangnya? Ada yang bisa ku bantu?" tanya Olivia

"A-aku diculik oleh seseorang, dan aku berasal dari London. Aku tidak tahu jika mereka menculik ku sampai kemari." Olivia nampak membelalakkan matanya tak percaya.

"Kau diculik?"

Zoe mengangguk, "iya, kau bisa bantu aku agar aku pulang ke London? Aku sangat ketakutan sekarang."

"Lebih baik kau berada di rumah ku beberapa hari, Zoe. Kurasa tidak aman jika kau langsung pulang ke London, karena akan sangat cepat ketauan." ujar Olivia dan Zoe mengangguk sambil tersenyum.

"Kau mengizinkan ku menginap di rumahmu?"

Olivia mengangguk, "tentu, ayo kita segera ke rumah ku. Akan cepat ketahuan jika kita terus disini."

----

"Masuk lah Zoe, anggap saja rumah sendiri." Olivia membuka pintu rumahnya yang nampak sederhana, namun sangat bersih dan rapi.

"Maaf tidak terlalu besar, kuharap kau bisa nyaman tinggal dirumah kecilku ini." ujar Olivia.

Zoe tersenyum, "ini lebih dari cukup, Olivia. Kau sangat baik padaku. Oh iya, apa kau tinggal sendiri?"

"Sebenarnya aku tinggal dengan kekasihku, namun ia sudah pergi dengan gadis lain. Jadi aku tinggal sendiri disini." jawab Olivia

"Maafkan aku, sungguh tidak bermaksud membuatmu---"

Olivia tersenyum, "tidak masalah, lagi pula kita sebagai wanita harus kuat bukan? Kejadian juga sudah lama terjadi. Jadi santai saja."

"Oh iya Zoe, aku memiliki dua tempat tidur, kau ingin tidur dengan ku atau tidur sendiri?" tanya Olivia berusaha mencairkan suasana.

Zoe tersenyum, "aku tidur dengan mu saja, Olivia. Kau tahu, aku sedikit takut jika harus tidur sendiri."

"Oke sista,"

-----

Kayaknya ini pendek dan gak jelas banget, ya? Maafin aku ya, diriku sedang pusing memikirkan tugas yang menumpuk

Ily

Half A Heart [Harbara] ✓Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon