21. kidnapping

528 51 6
                                    

"Lepaskan aku, bodoh!"

"Jaga ucapanmu gadis manis. Kau ingin kita bermain kasar denganmu?!" Zoe diam. Ia tak berkutik sedikitpun saat mendengar penjahat itu berbicara.

"Bagus."

Satu dari dua penjahat itu tersenyum lalu pergi meninggalkan Zoe dengan tangan dan kaki yang diikat.

"Hei, Dave, kenapa kau tinggalkan aku?!" ujar seorang dari dua penjahat itu.

Ia berjalan keluar dari ruangan, namun ia kembali melihat kearah Zoe yang masih terikat. Ia berjalan kearah Zoe.

"Gadis manis, aku pergi sebentar ya. Jangan menjadi gadis yang nakal. Oke? Aku sangat lapar." ujarnya sambil mencolek pipi Zoe.

Penjahat itu pergi dari ruangan yang cukup bagus untuk penculikan. Bagaimana tidak, tempat ini dilengkapi AC, dan kasur king size. Bukankah ini terlalu mewah?

----

"Makan!"

"Tidak!"

"Makan atau ku sakiti dirimu?!" Zoe menghembus nafas kasarnya lalu mengambil piring yang ada di sampingnya.

"Good girl!"

Zoe memakan makanannya dengan terpaksa, walaupun tak bisa dipungkiri makanan yang ia makan adalah makanan enak.

Ceklek!

Suara pintu terbuka membuat Zoe yang sedang menikmati makanannya, langsung melihat kearah pintu. Dan betapa terkejutnya ia karena...

"Hai, Zoe. Nice to see you, again!"

"Je-jeslyn?"

----

"Bagaimana kabarmu, Zoe?"

Zoe memutar kedua bola matanya, "baik, sangat amat baik. Bahkan kau bisa melihatnya sendiri, Jes."

Jeslyn tertawa hambar, "iya, tentu aku dapat melihatnya. Ngomong-ngomong, dari cara tatapan matamu, kau membenciku."

"Mungkin."

"Oh iya, bagaimana hubunganmu dengan Harry? Apakah kau masih menjalin kasih dengannya?" tanya Jeslyn sambil memasang wajah sinis.

"Tidak. Jangan bermuluk-muluk Jes, sekarang apa tujuan mu menahanku disini?"

"Aku membencimu."

"Aku tahu," jawab Zoe santai. "Yang ku tanya, apa tujuanmu menculik ku?"

"Jordan, aku membenci mu karena dia!" mendengar ucapan Jeslyn, Zoe membulatkan matanya sempurna.

Ia terkejut, "kau mengenal Jordan? Dimana ia sekarang. Jawab aku Jeslyn!"

"Aku juga tidak tahu!" Jeslyn bangkit dari duduknya, lalu segera meninggalkan kamar itu dan membuat Zoe bertanya-tanya, sekaligus senang.

"Kak, kau masih hidup?"

----

"Lalu?"

"Apakah kau tidak curiga?"

"Tentu aku curiga." Harry bangkit dari duduknya dan mengambil sebuah album foto yang ada di salah satu lemarinya.

Ia membawa album itu, lalu duduk kembali di kursinya. Ia membuka mulai dari halaman pertama, sampai halaman kelima.

"Kau lihat Luke, kita bertiga begitu bahagia di foto ini." ujar Harry menunjuk foto mereka, Luke, Harry, dan Niall.

Luke mengangguk, "ya. Sampai si pria bodoh itu mengambil jalan yang salah."

Harry menutup album foto tersebut lalu menundukkan kepalanya sesaat. Ia kembali menatap Luke dengan tatapan tak biasa.

"Apa aku salah?"

Luke menggelengkan kepalanya, "tidak, kau tidak bersalah. Memang kau dan Samantha ditakdirkan bersama."

"Tapi kau pernah menyukai Samantha bukan?"

Luke menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "hm, kurasa itu sudah berlalu."

Harry terkekeh lalu kembali menaruh album foto tersebut di tempat semula. "Aku tahu Niall membenciku karena aku memiliki hubungan dengan Samantha."

"Tapi itu sudah lama Harry. Kurasa bukan itu penyebabnya."

"Tidak Luke. Kau tidak mengerti. Ia mencintai Samantha, sama hal nya dengan aku mencintai gadis-ku itu." jawab Harry. "Aku sudah tahu semua penyebabnya."

"Dari mana kau tahu?"

Harry terkekeh, "kau tidak berpikir aku ini CEO yang memiliki kekuasaan, dan memiliki banyak mata-mata?"

Luke hanya memutar bola matanya malas, "oh iya, ngomong-ngomong, dimana Zoe?"

"Kurasa diruangannya, kau bisa menghampiri nya." jawab Harry lalu membuka ponselnya.

"Kau tidak cemburu?"

Harry melihat kearah Luke dan menggelengkan kepalanya, "tidak. Bukankah aku sudah bilang padamu, aku dan Zoe sudah tidak memiliki hubungan apapun?"

"Kau tahu, aku sekarang sedang bingung."

Harry memutar bola matanya, "kau ini, selalu saja seperti orang linglung. Lebih baik kau melanjutkan perusahaan ayahmu, daripada terus bimbang seperti tak punya arah!"

"Kau terdengar sarkas, Mr. Styles!"

"Memang."

"Ya ya, dengarkan aku sebentar. Aku kemari ingin mencurahkan isi hatiku padamu. Kau tahu kan, aku tidak memiliki teman dirumah?" ujar Luke.

Harry menghela nafasnya kasar, "baiklah, aku masih punya waktu 30 menit untuk mendengarkan curahan hatimu. Dan, setelah itu kau bisa pergi karena aku harus mengurus banyak pekerjaan."

"Baiklah." ujar Luke, "hm, aku mulai darimana ya?"

"Oke. Kau tahu Jordan?" tanya Luke kepada Harry.

Seperti mengingat sesuatu, Harry pun menghentikan pekerjaannya sebentar lalu berpikir mengingat nama itu.

"Setelah kejadian dimana Jordan pergi dari rumah, aku sudah tidak mendengar kabarnya lagi. Dan setelah kejadian itu pula, mom pergi dari rumah dan aku harus bekerja memenuhi kebutuhanku sendiri."

Suara gadis terngiang-ngiang di otaknya dan terus berputar-putar.

"Kakak-nya Zoe?" Luke mengangguk.

-----

Hey tayo..

Eh kagak.

Maksudnya, hey everybody!

Oh iya, kalo kalian lupa sama percakapan Harry sama Zoe diatas, bisa liat lagi di part 3 (story).

Oke?

Vomment+++

Ayaflu.

Half A Heart [Harbara] ✓Where stories live. Discover now