22. infinity

567 51 4
                                    

PS : itu hanya lagu ^

----

"Benarkah?"

Luke mengangguk, "iya, dan dia seperti orang yang kehilangan arah. Saat aku ingin mengampirinya, dia berlari karena dua orang berbadan besar mengejarnya."

Harry mengerutkan keningnya bingung, ada apa dengan kakak Zoe? Setahunya, kakak Zoe telah meninggal dan sekarang ia kembali dengan dua orang yang mengejarnya.

"Luke, kau tahu?"

Luke menggelengkan kepalanya, "tidak. Memang kenapa? Kau ingin cerita apa?"

"Ini sudah tiga puluh menit, dan itu waktunya kau harus pergi dari ruangan ku karena aku akan bekerja!" ujar Harry datar dan ia segera membuka laptopnya kembali.

"Sialan kau. Ya sudah, aku pulang. Bye!" Luke berjalan pergi dari ruangan Harry.

Melihat Luke pergi, Harry kembali memikirkan ada apa yang sebenarnya terjadi dengan kehidupan Zoe. Kenapa begitu rumit?

"Ada sebenarnya ini?" tanya Harry pada keadaan yang tak akan menjawab karena hanya waktu yang dapat menjawab.

----

"Aku ingin ke toilet!"

"Tidak bisa, aku tahu kau berniat kabur gadis manis."

Zoe mendengus kesal, ia sudah kehabisan cara sekarang. Zoe kembali mencari cara agar bisa keluar dari ruangan terkutuk ini bagaimanapun caranya.

"Aku serius, aku ingin buang air. Kau mau membersihkan kotoran ku disini? Jika iya, tak masalah juga bagi ku, toh aku tidak akan lelah!"

Penjahat itu bergedik, lalu ia berjalan menghampiri Zoe dan menggenggam tangan Zoe yang menurutnya sangat halus.

"Mau apa kau?" tanya Zoe sarkas.

"Kau mau ke toilet bukan? Aku akan mengantarmu, tidak akan kubiarkan kau kabur, nona manis!" Zoe memutar bola matanya.

"Bagaimana aku bisa kabur, jika di depan pintu kamar mandi saja ada kau!" ujar Zoe kesal.

Mereka berjalan ke kamar mandi yang hanya berjarak beberapa langkah dari ranjang dimana Zoe duduk tadi. Karena memang kamar mandinya berada di kamar yang sama.

"Jangan mengintip!" ujar Zoe memperingatkan penjahat itu.

"Ya, cepatlah!"

Zoe masuk kedalam kamar mandi lalu menguncinya dari dalam. Ia mencari celah agar ia dapat keluar dari ruangan terkutuk itu.

"Sial, dimana aku dapat kabur?!" Zoe kembali melihat ke sekitar kamar mandi itu, lalu ia tersenyum setelahnya.

Sebuah jendela tak begitu tinggi, dengan ukuran yang bisa dibilang kecil. Walaupun mungkin tidak muat untuk badan Zoe, tetap saja, itu adalah satu-satunya cara.

Zoe menaiki closet dan segera merangkak menaiki jendela tersebut. Zoe berusaha membuka jendela yang sangat susah itu.

Tok tok tok!

Half A Heart [Harbara] ✓Where stories live. Discover now