15. Penyelamatan sang Bidadari

Start from the beginning
                                    

Marlon tertawa nyaring dengan nada jijik nya pada Christoff.

Hamerra yang menyadari hal itu hanya bisa terdiam dengan mulut terpisah, ia tidak menyangka jika di dalam diri Christoff ternyata mengalir darah manusia. Selama kenal dan dekat dengan Christoff, ia tidak pernah mencium bau manusia dalam diri Christoff sedikit pun. Padahal bau manusia adalah bau paling menyengat untuk makhluk seperti dirinya. Dan jika memang benar Christoff iblis setengah manusia, itu hal paling terkutuk bagi Negri Hitam maupun Negri Putih. Christoff bisa terusir atau lebih parahnya lagi di lenyapkan oleh hakim Semesta Negri Langit.

"Sungguh aku tidak menyangka dengan segala reputasi iblismu yang Agung, ternyata kau makhluk paling tidak di inginkan oleh langit."

"Aku. Tidak. Butuh. Mulut. Besarmu!"

Christoff berlari secepat angin dan mencekik Marlon meskipun punggungnya di gigiti oleh anak buah iblis serigala itu.

"Christoff! Tolong... Tolong... Tolong..."

Teriak Hamerra mencari peruntungan, ia tau teriakannya akan percuma tapi Hamerra tidak bisa berbuat apa-apa sekarang karena kakinya yang masih terjebak oleh perangkap besi. Hamerra terlalu panik karena punggung Christoff sekarang di penuhi oleh para serigala yang tengah menggigitinya.

Rintihan serigala tiba-tiba kembali terdengar di kala mereka semua terpental jauh menabrak pohon.

Lalu dari udara mendaratlah seekor hewan yang begitu di sucikan oleh Negri Hitam, Tygranus. Dengan seorang pria paruh baya yang menungganginya dan sebuah tongkat kecil di tangannya.

Pria tua itu menggoyangkan tongkatnya dan semua iblis Serigala itu langsung tergeletak di tanah dengan akar-akar yang merambat di dalam tanah dan mengikat tubuh mereka.

Kemudian ia menggerakan kecil tongkatnya kembali dan Marlon langsung tepental dengan tubuhnya yang terjegal Batang pohon yang tiba-tiba mengunci pergerakannya.

"Aku terlambat sedikit, kau sudah seperti ini?!"

Cibir pria tua itu sembari memeriksa Christoff yang sudah di penuhi darah.

"Kau tau kondisiku belum kembali."

Timpal Christoff dengan menggertakan giginya antara menahan kesal dan sakit secara bersamaan.

Pria itu mendengus dan mengedarkan matanya, memastikan jika puluhan iblis itu benar-benar tergeletak tak berdaya.

"Hamerra..."

Dengan tertatih Christoff berjalan menghampiri Hamerra yang masih menangis dengan ketakutan.

"Tenanglah, kau sudah aman."

Christoff menangkup pipi Hamerra dengan tangannya yang berlumuran darah. Bukan darah hitam iblis, tapi darah merah milik manusia.

"Yakov, bantu aku membuka perangkap di kakinya."

"Bidadari yang malang."

Cemooh Yakov sembari berjalan menghampiri Hamerra dan Christoff,

"Yakov..."

Peringat Christoff dengan menatap tajam pria tua itu.

"Ini akan sakit. Buatlah bidadari mu untuk menahan sakitnya. Karena tancapan besinya sudah menembus tulang."

Christoff mengalihkan pandangannya kembali pada Hamerra,

Christoff kembali menangkup kedua pipi Hamerra dengan menyatukan kening mereka berdua.

"Aku tau kau kuat."

Hamerra mengangguk di tengah isakannya, meskipun ia ragu apa bisa menahan rasa sakitnya atau tidak. Ini terlalu sakit.

Dewi HamerraWhere stories live. Discover now