Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Loren selalu menganggapku sebagai pembantunya, dia tidak pernah menganggap saudara, padahal aku sangat menyayanginya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Loren selalu menganggapku sebagai pembantunya, dia tidak pernah menganggap saudara, padahal aku sangat menyayanginya. Apapun yang dia mau akan aku turuti.

Dia bersekolah di sekolah yang sama denganku. Rajawali Senior High School , namanya .Hanya orang orang kelas atas saja yang bisa memasuki sekolah tersebut.

Loren masuk sekolah itu karena papa telah memberikan sumbangan yang sangat besar, sedangkan aku masuk karena prestasi.

Sejak dulu aku selalu satu kelas dengan Loren. Oh iya kenapa tingkat pendidikanku bisa sama dengan loren?.

Karena Loren itu cepat masuk sekolah, dengan tujuan agar aku bisa selalu mengawasi dan menuruti perintah Loren di sekolah, serta mengerjakan semua tugas tugasnya.

Aku sering menukar nilai hasil ujianku dengan nilainya. Karena nilai dia sangat buruk.Takut Loren akan dimarahi Mama dan Papa, aku pun selalu menukar nilaiku dengan nilainya.

" Yahh, nilai gue jelek amat,pasti mama marah deh!" ucap Loren dengan wajah memelas berharap aku akan menolongnya.

" Nih, nilai aku kamu tipe x aja ,namaku lalu tukar dengan namamu" lalu aku memberikan kertas ujianku dengan begitu berat hati.

Tanpa ragu, Loren langsung mengambilnya dari tanganku, tanpa mengucapkan terimakasih.

Kemudian kami dipanggil mama untuk memperlihatkan nilai.
" Wah sayang ini nilai yang sangat sempurna,kamu dapat matematika 100? kamu memang anak yang sangat beruntung" ucap mama lalu memeluk Loren didepanku.

Next, adalah giliranku, mama mengambil kertas ujian itu dengan kasar dari tanganku.

" Ini nilai apaan Hah!!" teriak mama kepadaku.

" Maaafkan aku nyooonyaa " ucapku gugup.

"Dasar ! dari dulu saya memang sudah benci sekali sama kamu, anak sial ! dari dulu kamu hanya membawa kesialan, aku tidak akan yakin kau akan bisa jadi orang sukses!" bentak mama yang menusuk dalam ke hatiku.

Namun , aku sudah terbiasa dengan kata kata mama yang kasar , karena sejak kecil mama memang berbicara dengan nada kasar kepadaku.

Aku tidak pernah sekali pun dibolehkan memanggil ibuku dengan sebutan mama, begitu juga dengan papa.

Mereka menyuruhku untuk memanggil mama sebagai nyonya, papa sebagai tuan.

Aku seolah olah sudah sangat tabah jadi orang, dan aku berharap suatu saat nanti ada seseorang yang menyayangiku dengan tulus. walaupun Just One Day with me.

By arifa
22 Nov 2018
aku harap kalian suka ya
Btw jangan lupa follow akun aku ya....
Dan kasih vote sebanyak banyaknya....
Kan kasih vote dan follow ngak sesulit menulis , bener ngak ?
Kalo gitu dimohon agar kalian memberikan bintang pada cerita ini

CAUSE I'M A NERD ! [END]Where stories live. Discover now