Autor POV....
Dika melangkahkan kakinya memasuki Rumah keluarganya dengan perasaan campur aduk, disepanjang langkahnya dia terus berdoa agar ibunya tak berada di rumah saat ini,namun sebelum ia mecapai kamarnya suara orang yg sangat ia ingin hindari tiba-tiba tertangkap oleh indra pendengarannya.
"Dari mana saja kamu?"suara itu terkesan dingin dan menusuk.
Seketika langkahnya terhenti didepan tanggah saat Dika melihan sosok ibunya yg sedang duduk membelakanginya disofa ruangtamu, bahkan ibunya tak sediri disana juga ada Ayah dan kakak perempuannya Riana.
Dika hanya mampu menunduk saat Ayahnya menatapnya dengan tatapan dingin dan Riana yg menatapnya dengan tatapan mengejek.
"JAWAB SIALAN DARI MANA SAJA KAU!!??" bentak Hanum sambil berdiri dari duduknya.
"A... Aku... " belum sempat Dika menjawab pertanyaan ibunya , sebuah tamparan yg cukup keras telah mengenai pipi kanannya.
"KENAPA KAU SELALU SAJA MENYUSAHKAN KELUARGA INI HA?"Bentak Hanum sambil melayangkan satu tamparan lagi kepipi kanannya.
"Maaf... ibu .....hiks maaf" hanya itu yg keluar dari selah bibir Dika saat ibunya mulai menyeretnya kearah kamar mandi.
"Anak seperti kau tak pantas untuk di kasihani"Bentak ibu Dika lagi sambil terus menarik Dika kekamar mandi.
Bahkan Ayahnya yg melihat kejadian itu hanya diam sambil sesekali meminum secangkir kopi yg tersedia di depannya, sedangkan Riana sedari tadi hanya menertawakan keadaan Dika yg sangat menyedihkan.
Dika hanya terus menangis meratapi nasipnya yang sangat menyedihkan, tak ada satupun dari anggota keluarganya yg peduli padanya, bahkan Ayahnya tak melakukan apapun saat ibunya terus melayangkan tamparan yang membuat kulit pipinya memerah dan sudut bibirnya sudah mulai berdarah.
Kini Dika hanya pasrah saat ibunya mulai menyirami tubuhnya dengan air dingin yg ada dibak mandi.
"Dasar anak tak tau di untung,kau terus saja menyusahkan keluarga ini"ujar Hanum sambil terus mengguyur tubuh ringkih itu dengan air dingin.
"A...ampun bu .....hiks m..maafkan Dika..." mohon Dika sambil terus menangis tersedu-sedu.
"JANGAN MEMANGGIL KU IBU,BAHKAN AKU SANGAN JIJIK MENGAKUI KAU SEBAGAI ANAKKU"teriak ibu Dika sebelun meninggalkan Dika yg meringkuk kedinginan Dilantai kamar mandi.
Dika hanya terus menangis memelut tubuhnya yg sudah menggigil sejak tadi,mengingat kata-kata ibunya barusan yg membuatnya sanagat terluka,apalagi sekaran ibunya menguncinya dikamarmandi yg sangat gelap dan dingin membuat Dika terlihat sangat menyedihkan.
•••••••••••••••••••••
Rafarl POV.....
Sepertinya gua udah benar-benar gila, terkadang gua senyum-semyum sendiri saat membayangkan wajah manis Dika, walaupun dia gak perna tersenyum tapi itu tidak mengurangi kadar kemanisannya. Bahkan gua sampai tidak percaya kalau Dika itu laki-laki, sepertinya dia akan terlihat sangat cantik jika dia memakai pakaian perempuan.
"Sial apa yg gua pikirin" umpatku saat menyadari pikiran-pikiran anehku barusan.
"Kira-kira dia sedang apa ya? "Gumangku pelan sambil terus membayangka wajah manis itu.
Gua hanya terus melamun dan membayangkan sosok remaja manis yg selalu mengganggu pikiranku sejak pertemuan pertaman.
Bahkan gua gak sadar klu mama sudah berada dikamarku sejak tadi.
YOU ARE READING
Why?!
RomanceHanya ada kegelapan dan kehampaan dilingkaran kehidupan ini tak ada cela maupun jendela yang dapat memberiku cahaya walau setitik ...... Aku berharap suatu saat nanti ada seseorang yang bersedia menjadi jendela bagiku agar aku tak merasakan kegelapa...
