《BAB 12》♧《Upacara》

139 11 0
                                    

"Mampus! topi gue ketinggalan."

Sky kalang kabut mengacak acak isi tasnya. "Alamat kena strap ini mah, mana kayaknya panas banget lagi nanti."

"Coba gue liat di laci guru." Iris menghampiri meja guru, tidak berhenti disana ia juga mencari di lemari kelas.

"Tadi pagi gue kan bawa turun, gue sarapan, terus" sky memasang wajah pias, "Gue lupa ambil. Gue taro di samping gue padahal pas sarapan."

"Kenapa lo baru inget sekarang." Dytha memasang wajah jengkel.

"Gak ada." Teriak Iris sambil menghampiri keduanya. "Udah di ambil anak cowok kayaknya."

Sky cemberut. Namun itu tidak seberapa saat Seorang guru laki-laki masuk ke ruang kelasnya lengkap dengan penggaris kayu untuk menakuti muridnya. Bukan menggeprak meja menggunakan penggaris kayu pak Sholeh malah meniupkan pluit dengan begitu nyaring hingga siapa saja yang mendengarnya akan menutup telinga. Hitungan mundur juga di lakukan. Dan murid-murid semua terbirit-birit keluar kelas menuju lapangan.

Sky murung, seandainya dia tau lebih awal pasti ia bisa meminjam ke kelas lain. ketiganya akan mencari barisan kelas saat tiba-tiba seseorang menahan lengan Sky. Sky langsung menoleh kepada seorang gadis yang menyerahkan sebuah topi kepadanya.

"Ini topi kakak, jatuh tadi pas di tangga,"

"Ha? Topi?"

"Iya, duluan ya kak!" Gadis itu pergi tanpa berkata apapun lagi. Bisakah dibilang jika ini hari keberuntungannya? Sky mengembangkan senyumnya. Hal yang sangat sederhana memang namun menyelamatkan dirinya.

"Heh! malah bengong! masih pagi! Ayok lu barisnya urutan ke 6 aja biar gak kelia-" Iris menghentikan ucapannya sejenak, "Loh ini topi dari mana?"

"Ini topi keberuntungan gue," Sky mencium topinya sayang. Sky menoleh menatap Iris, "Udah yuk! Kita baris, di belakang aja. Pengap di depan."

Iris mendelik sebentar lalu menarik napas sabar. "Niat gue di depan biar gak ketahuan, cunguk! Sekarang lo mau di bawah pohon juga gak masalah," Iris menunjuk pohon di pinggir belakang lapangan . "Asal jadi anak sultan dulu."

Sky tidak mendengarkan, ia berjalan menuju barisan meninggalkan Iris dibelakang. Perlahan sesuai intruksi suara hiuk pikuk mereda disusul Upacara pun dimulai.

🔱🔱🔱

Setelah berpanas-panasan upacara akhirnya selesai. Beberapa murid langsung kembali ke kelas namun beberapa anak lainnya menuju kantin. Apalagi jika bukan untuk beli minuman setelah upacara yang cukup panjang. Diantara semua itu ada juga yang masih berdiri dengan sikap hormat ke arah tiang bendera. Mereka adalah murid yang terlambat, kekurangan atribut atau bolos upacara.

"Kamu. Siapa nama kamu?"

"Art."

Guru kedisiplinan itu mengerutkan alis, baru tau jika ada yang namanya Art di sekolah ini. Pak Jo kembali bertanya untuk memastikan jika pendengarannya tidak bermasalah, "Apa?"

"Art, Pak."

Pak Jo mengangguk anggukan kepala, kembali bertanya. "Kelas berapa? 10? 11?"

SkyArt Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang