Chapter 8 - Sempurna

977 126 54
                                    

"Cinta itu seperti angin. Kamu tak pernah bisa melihatnya, tetapi kamu bisa merasakannya."
—————————————————————————

Seorang wanita cantik sedang menatap bingkai foto yang terpasang pada kamar putri bungsunya. Agnes tesenyum melihat wajah putrinya yang terlihat manis dalam bingkai foto itu.

Tak terasa air mata dari kelopak mata Agnes mulai mengeluarkan cairan. Agnes duduk disalah satu sudut kasur milik Aletta, namun tiba-tiba ia mendengar ada yang memanggilnya.

"Mamaa.."
"Maa.."
"Mama dimanaa maa.."
"Mama? Kok mama nangis lagi?" Ya, ia adalah Anetta.

"Mama, kangen aja sama keluarga kita.." Ucap Agnes sambil menatap dengan penuh arti bingkai foto lainnya, yaitu foto keluarga Agnes.

"Maa.. mama jangan sedih dong ma.."

"Mama ga sedih sayang, mama cuma bingung. Kapan mama harus ceritain tentang papa kamu ke Aletta.." suara isakan tangis seorang ibu, membuat Anetta meneteskan air matanya.

"Mama yang kuat ya, Anetta yakin Aletta suatu saat ngerti kok ma.." Anetta terus berusaha menyemangati Agnes yang terlihat beban dalam dirinya.

"Udah ya, mama sekarang istirahat dulu ya. Mama kan baru sembuh, jadi mama jangan banyak mikirin apa-apa dulu."

"Iya sayang, mama balik ke kamar dulu yaa.." Agnes kemudian bangkit meninggalkan Anetta yang masih terduduk disudut kasur milik Aletta.

Kesian mama, Anetta pasti bantu mama kok, batin Anetta.

***

"Aletta, Alettaaa.. liat Vino deh, kok dia diem aja ya?" Cestey bertanya bingung pada Aletta.

"Ehm? Mungkin dia cape kali." Jawab Aletta yang terlihat tak mempedulikan Vino.

"Taaa liat dulu! Kayaknya Vino sakit?" Cestey terus mengganggu lamunan Aletta yang mengarah pada kaca bus yang sedang mereka naikkan.

"Euyyy! Sepi amat nih, masa dua bidadari diem aja nihh.." Kenneth mengagetkan mereka dari kursi belakang tepat Aletta dan Cestey duduk.

"Apa sihh Kenn!" Ucap Cestey yang terlihat kesal dengan kagetan itu. Kenneth terlihat tertawa kecil.

Dalam perjalanan pulang keheningan menyelimuti mereka. Kata-kata terakhir yang terdengar adalah ucapan Cestey dan sedikit tawaan Kenneth. Hingga akhirnya Aletta pun tertidur.

***

Ketika Aletta terbangun dari tidurnya, ia terlihat kaget. Sosok pria duduk disebelahnya saat ini dengan menggunakan earphone pada kedua telinganya.

"Eh? Vino?" Ucap Aletta dengan membulatkan kedua bola matanya.

Sepertinya Vino tidak mendengar ucapan Aletta. Aletta menyenggol lengan Vino. Vino menoleh ke arah Aletta dan melepas earphone pada telinga kirinya, dimana sebelah kiri Vino adalah Aletta.

"Bangun?"

"Hah?" Lagi lagi Aletta bingung dengan ucapan Vino.

"Dah bangun?"

"Ohh.. iya, kok kamu disini Vin?" Tanya Aletta bingung.

"Tuker."

"Maksudnya? Duh Vin jangan singkat-singkat kek, kayak ngomong bayar aja!"

Aletta [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang