Diona mengangguk. "Ini kan mau ketemu Pak Ario di restoran, pasti sekalian makan," kata Diona sambil menahan tawa. Dia bersyukur bisa bekerja di perusahaan ini, walaupun kadang jadwal kerjanya super padat, namun atasannya selalu perhatian padanya. Diona menekan tombol unlock lalu masuk ke dalam mobilnya, dia memastikan semua berkas sudah dibawanya lalu memacu mobilnya menuju restoran tempatnya akan bertemu dengan pak Ariotedjo, klien sekaligus ayah dari sahabatnya, Naisha.

*****

Diona mempercepat langkah memasuki café tempat dirinya dan Nara membuat janji. "Gue telat banget, ya?" tanya Diona sambil duduk di depan Nara yang sedang menyantap kentang gorengnya.

"Gue hampir sejam di sini," kata Nara sambil mengerucutkan bibir. Reynara Aryadika adalah sahabat Diona sejak SMA, mereka dulu sama-sama anak Paskib dan siapa yang menyangka persahabatan mereka bisa terus berlanjut hingga tahun ke-tiga belas.

"Sori, tahu sendiri kerjaan gue gimana," kata Diona sambil membuka buku menu di depannya.

Nara bekerja di sebuah perusahaan BUMN, di umurnya yang ke-28 laki-laki itu sudah cukup mapan. Pekerjaan yang bagus, tampang yang lumayan, tentu saja membuat banyak perempuan mengejarnya. Nara memiliki tubuh jangkung, kulitnya kecokelatan, hidung bangir, alis tebal, keseluruhan, nilai Nara delapan. Dan dia masih betah sendiri dengan semua yang dimilikinya saat ini.

Seperti di banyak cerita, beberapa orang terdekat malah menginginkan Diona dan Nara bersama. Namun keduanya masih nyaman dengan status mereka saat ini, hanya bersahabat, tidak lebih. Diona sendiri tidak pernah berpikir untuk menjalani hubungan serius dengan Nara. Apalagi melihat perempuan-perempuan yang mengejar Nara, dia merasa apa ya... hm... bukan minder juga, namun merasa tidak bisa menyainginya, apalah dirinya kalau berdiri di sebelah Nara.

Dari segi fisik, Diona memiliki tubuh yang berisi, kulitnya tidak putih, melainkan kecokelatan dan Diona tidak merasa perlu mengubah warna kulitnya dengan bantuan obat-obatan yang sering dipromosikan di Instagram. Tubuh curvy-nya sering membuat beberapa orang salah fokus, bokong dan pahanya yang besar membuat Diona tidak percaya diri, hanya saja saat ini dia sudah masuk ke tahap menerima itu semua. Malah Naisha ingin sekali memiliki bokong yang besar seperti miliknya, mengingat gadis itu memiliki tubuh seperti barbie, dengan kaki panjang yang menurut Diona seperti bambu.

Diona mencomot kentang goreng dari piring Nara. "Kenapa? Ada masalah di kantor?"

Nara mengangguk. "Biasalah si bos mau menang sendiri."

"Gitulah kalau masih jadi anak buah, Nar." Diona mengambil lemon tea milik Nara dan menyesapnya. "Hobi banget sih, minuman asem begini," protesnya.

"Siapa suruh main minum punya orang. Pesen sendiri sana." Nara memanggil pelayan yang ada di dekat mereka.

Diona menyebutkan pesanannya kepada pelayan itu. Dia paling malas meminum sesuatu yang asam dan pahit, sudah cukup hidupnya saja yang asam dan pahit, tidak dengan minumannya juga.

****

Diona membaringkan tubuhnya di ranjang. Dia baru sampai di rumah pukul sepuluh malam. Mamanya sengaja belum tidur untuk menunggunya pulang, walaupun usianya sudah 28 tahun, Diona masih tetap anak mama seperti dulu, yang selalu dicek keberadaannya, yang selalu dinasihati layaknya anak sekolah, namun Diona bersyukur memiliki mama yang seperti ini, karena banyak orang ingin bertukar posisi dengannya.

Diona membuka ponselnya, ada pesan masuk dari Naisha di sana.

Naisha : Ketemu Papa?

Diona : Iya, tadi siang.

Naisha : Pak Ariotedjo luar biasa, baru sampe Jakarta yang ditemuin konsultannya dulu, bukan anaknya.

Diona : Hehe, sabar. Apa kabar hati lo, Nai?

Naisha : Masih basah lukanya. Capek ah mikirin dia. Ini si Laura mau ngenalin gue sama temen abangnya. Menurut lo gimana?

Diona : Apa salahnya kenalan Nai. Siapa tahu jodoh kan?

Naisha : Iya sih. Tapi gue nggak mau bego lagi kayak dulu. Ah pusing gue. Kayaknya mau liburan dulu deh, Jepang lagi musim dingin kan, ya?

Diona meringis membaca pesan itu. Banyak orang pasti ingin bertukar posisi dengan Naisha, seorang selebgram yang penghasilannya satu hari bisa setara dengan satu bulan gaji pegawai biasa sepertinya. Belum lagi dia memang berasal dari keluarga yang memang berada. Namun sejak menjadi selebgram Naisha tidak pernah lagi meminta uang dari orangtuanya. Dia tumbuh jadi anak yang mandiri bahkan beberapa properti dibeli atas namanya sendiri.

Belum lagi secara fisik Naisha punya fisik yang diimpikan semua perempuan. Cantik alami, kulit putih dan bentuk tubuh yang sepertinya tidak akan pernah didapatkan Diona, walau dia olahraga siang dan malam. Namun sayang, dari semua kesempurnaan yang dimilikinya, Naisha selalu gagal dalam percintaan. Tidak ada bedanya dengan Diona. Sebenarnya bukan gagal, hanya saja sejak dulu Naisah mencintai seseorang yang tidak menaruh rasa sama sekali padanya.

Mereka berdua bersahabat sejak tiga tahun yang lalu, dan salah satu kecocokan mereka adalah mereka sama-sama memiliki cerita kelam tentang percintaan. Itu yang membuat mereka dekat satu sama lain.

"Kita pernah bodoh dan nggak mau bodoh lagi. Jadi mulai sekarang kita harus saling menguatkan," ucap Naisah pada Diona dulu sekali.

"Ya, kita pernah bodoh dan kita nggak boleh masuk ke lubang kebodohan yang sama. Kita harus jadi cewek pintar dan kuat," janji mereka setahun lalu. 

Rahasia DionaWhere stories live. Discover now