Namun ketika Jimin akan membalikkan badan.

Brukkk..

Tubuh Anisa jatuh terpental setelah menabrak mobil berwarna putih yang melaju dengan kecepatan tinggi.

Darah mengalir dari kepala Anisa. Dress putihnya sudah berubah warna menjadi merah. Jimin segera berlari kearah kekasihnya itu. Seandainya Jimin yang mengantarnya pulang pasti tidak seperti ini. Seandainya dia dan Anisa tidak bertemu hari ini mungkin tidak akan seperti ini. Semua hanya tinggal penyesalan dan itu tak akan berarti apa-apa lagi.

Mobil ambulans pun datang dan membawa Anisa ke rumahsakit terdekat.

Kecelakaan itu, membuat Anisa tidak dapat melihat lagi. Kecelakaan itu telah merenggut kedua netra indahnya. Keluaraga Anisa pun membawanya kembali ke Malaysia.

"Jimin-ah apa kau sedang menangis sekarang..?" ucap Anisa sebelum ia pergi dari rumahsakit hari itu.

"Iya aku menangis. Itu semua karena mu Nisa-ya. Seandainya aku yang mengantarkanmu hari itu mungkin ini semua tidak akan terjadi. Sungguh aku menyesalinya sayang." ucap Jimin seraya mencium tangan Anisa dan membelai pipinya perlahan.

"Hei...pangeran kesayanganku jangan menangis seperti itu, aku tidak suka. Aku baik-baik saja sekarang." ucap Anisa menenangkan Jimin.

" Oh ya mungkin setelah ini aku harus kembali ke Malaysia. Kalau aku tidak kembali kamu boleh cari kekasih lagi." ucap Anisa dengan tatapn kosong lurus kedepan.

"Apa boleh begitu..?" tanya Jimin sembari cemberut. Karena ia tak habis pikir pacarnya bisa bicara seperti itu.

"Tentu saja,sayang. Aku tak ingin berjanji yang tidak-tidak denganmu. Apa artinya janji jika kemudian salah satu diantara kita mengingkarinya..? " ucapnya sambil tertawa kecil.

"Jadi aku tidak boleh menunggumu..?"

"Boleh asal kamu tidak menungguku dengan harapan yang lebih ya. Aku takut kamu depresi karena diriku." lagi- lagi gadis itu tertawa.

Flashback off

"Seandainya waktu bisa diulang lagi aku pasti akan mengantarnya pulang seberapa kekeuhnya ia meminta untuk pulang sendiri. Iya seandainya. Kata yang paling sangat kutakutkan hingga sekarang. Kata yang tidak pernah kuharapkan hadir pada akhir sebuah keputusan." batin Jimin.

"Jimin-ah, sudah selesai makannya." ucap nyonya Park

"Ne eomma. "

"Kenapa kau terus melamun..? Apa masih teringat dengan Anisa..?" Ibu Jimin sangat mengerti perasaan anaknya. Karena hanya gara-gara Anisa Jimin akan murung.

"Aniya eomma." ucap Jimin menyembunyikan perasaannya. Walaupun ibu Jimin paham betul jika putranya tengah menutupi perasaannya.

"Ehem.." Ayah Jimin masuk menghampiri mereka.

"Jimin-ah. Tadi ada panggilan dari Jihyun kalau halmeoni kambuh lagi. Dan dengan begitu Appa dan eomma harus segera pulang ke Busan."

"Kau tidak papakan kami tinggal..?" tanya nyonya Park pada Jimin.

"Gwenchanayo appa,eomma. Aku lebih menghawatirkan keadaan halmeoni."

"Baiklah kalau begitu. Appa dan eomma akan mempercayakanmu pada Taehyung dan Hoseok." Jimin hanya mengangguki perkataan ayahnya.

"Oh ya Appa kapan pulang ke Busan..?" tanya Jimin

"Besok pagi-pagi sekali kami akan pulang."

****
"Halwa,kamu kenapa..?" tanya Hyerin khawatir pasalnya Halwa keluar dengan wajah memerah menahan marah. Dan itu sangat jarang terjadi.

"Hyerin-ah...Han-Kyung dia.."

"Han Kyung kenapa..?" tanya Hyerin lagi.

"Dia adik dari Kang sunbae. Dan dia akan membunuh Jimin."ucap Halwa dengan nada gemetaran. Hyerin segera memeluk sahabatnya itu.

"Pantas saja aku sangat familiar dengannya. Yasudah yenangkan dirimu dan minum ini." ucap Hyerin sembari menyodorkan segelas air putih pada Halwa.

Beberapa menit kemudian...

"Halwa..!" panggil Taehyung saat sampai di tempat kerja Halwa di STBC.

Halwa kemudian menghampiri Taehyung dan Hoseok.
Ia menjelaskan apa yang baru saja ia ketahui dari Seo Kang Joon

"Haissh sialan. Adiknya bisa membunuh Jimin jika dia tidak memberi tahu keberadaan adiknya." ucap Hoseok geram dan segera masuk keruangan Kang seo Joon tanpa permisi.

Seo Kang Joon yang tengah mempelajari berkaspun terlonjak kaget karena Hoseok dan Taehyung. Sedangkan Halwa mengikuti mereka dari belakang.

"Ya Seo Kang Joon beritahu kami dimana adikmu..?" ucap Hoseok tegas. Ia itulah Hoseok jarang sekali marah tapi sekali marah bisa sangat menyeramkan.

"Apa urusammu dengan adikku..?"

"Haiish kau ini." Hoseok pun sudah mengangkat tangannya untuk memukul Seo Kang Joon, sungguh kesabaran Hoseok mulai hilang, untung saja Taehyung berhasil menghalanginya.

"Lebih baik kita bicarakan dengan kepala dingin saja hyung."ucap Taehyung menenangkan Hoseok.

"Hmm baiklah..."

Mereka berempat mendudukan diri disofa yang terletak disana. Dan mulai menginterogasi Kang Seo Joon.

,

,

,

,

,

TBC

Syahadat Cinta Untuk Halwa(Faith,Love,and Destiny)✔️Where stories live. Discover now