Chapter 1 - Hari Baru

2.1K 207 226
                                    

Terkadang kita tidak mengerti, apa yang hati sedang katakan dengan apa yang pikiran kita sedang imajinasikan, hingga muncul dalam benak, "apakah ada cinta pandangan pertama itu?"
—————————————————————————

"Alettaa.. Alettaa..!! Bangun dong sayang. Udah jam berapa ini Nak?! nanti kamu telat lohh," seorang wanita cantik berdiri tepat di sebelah kasur dimana Aletta bermimpi di tiap malamnya.

Ya, dia adalah Agnes, mama Aletta dan kakaknya. "Sayangg, kalau kamu susah bangun gini, gimana kamu sekolah nanti, ini kamu baru masuk MOS aja udah susah bangun."

Aletta sedikit membuka matanya secara perlahan, "Mama, Aletta kayaknya ga usah ikut MOS ya mam. Aletta belum siap," ucapnya dengan nada sedikit sedih.

Agnes mengusap kening Aletta dan menciumnya, "Sayang, jangan pernah lari dari masalah ya, karena kamu ga akan tahu apa yang akan terjadi nantinya dan sampai kapan kamu mau kabur dari kenyataan? Kamu harus buka lembaran baru di sekolah baru kamu Nak, ayo anak mama udah SMA kok masih aja penakut."

"T.. ta tapi maaa—."

"Buruan siap-siap sayang." Tanpa menunggu jawaban anaknya itu.

Aletta pun dengan rasa malas, mau tidak mau bersiap untuk berangkat ke sekolahnya karena ia tidak mau mengecewakan mamanya yang sudah berusaha banting tulang untuk mencukupi kebutuhannya, walaupun Aletta dibesarkan tanpa dukungan seorang ayah sejak usianya menginjak 2 tahun.

Aletta tetap bangga. Bangga memiliki seorang ibu yang selalu ada untuknya.

***

"Mam, aku pergi dulu ya Mam."

Anak blasteran Belanda itu segera mencium punggung tangan sekaligus pipi Agnes dan pergi dengan mengambil bekal yang telah di siapkan Agnes.

"Hati-hati sayang, semoga harimu menyenangkan hari ini."

Agnes melihat kepergian anaknya dengan seulas senyum yang menghiasi raut wajahnya, namun setelah anaknya menghilang dari tatapannya, senyuman itu pudar.

Raut wajah Agnes berubah 180 derajat. Batin Agnes berkata maafin mama sayang, mama belum bisa menceritakan semuanya, mama takut itu akan mengganggu kamu.

Namun lamunan itu buyar ketika di kagetkan oleh putrinya yang pertama,

"Mama! Kok ga bangunin kakak sih, kakak kan ada kelas pagi ma hari ini, ma—"

Anetta menghentikan langkahnya dan segera menghampiri Agnes, "Mama sedih lagi? Gausah di pikirin ya ma, suatu saat nanti Aletta pasti ngerti kok soal ini dan mama jangan takut, kakak akan bantu mama selalu soal ini," dengan segera Agnes memeluk putri pertamanya dan tanpa ia sadari , matanya sudah berkaca-kaca.

"Makasih sayang.."

***

Sebuah gerbang terbuka lebar, kaki Aletta pun terus melangkah memasuki gerbang itu, hatinya tak karuan. Rasanya sangat tidak siap dengan sekolah barunya.

Matanya terhenti ketika ia melihat seorang pria yang cukup tinggi, dengan postur tubuh yang ideal, memiliki rambut yang berwarna coklat serta bola mata yang kehijauan.

Anak itu terus berjalan sampai akhirnya berada tepat di depannya. Ya, benar. Tepat di depan Aletta.

"Woy, minggir! Ngapain ngalangin jalan gua!"

Seketika pandangannya berubah ketika mendapat sapaan kasar dari pria itu, namun Aletta mencoba menyapanya.

"Hai, nama aku Aletta." Memberikan tangannya untuk bersalaman sebagai tanda perkenalan.

Aletta [On-going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang