Motornya ia parkirkan di parkiran deretan khusus vespa. Cafe Genta memang mengkhususkan itu karena perawatan untuk vespa matic itu sangat mahal. Maka dari itu kalau diparkir sesama vespa setiap pemilik pasti faham betul bagaimana resiko vespa matic kalau sampai ada bagian yang lecet atau rusak sedikit saja.
Ketika Alle masuk, lonceng berbunyi.
"Haii" sapa Alle pada beberapa karyawan cafe itu.
"Mau minum dulu gak Lle?" tanya Jeje yang berposisi sebagai barista.
"Boleh deh" Alle mengangguk.
Jeje mengacungkan jarinya ke atas.
"Genta belum dateng ya?" Alle celingak-celinguk mencari sosok Genta.
"Pak bos belum dateng, paling sebentar lagi" ujar Jeje sambil membuatkan minuman Alle.
Alle hanya ber'oh'ria.
"Gimana masa ospek, lancar?" tanya Jeje mengantarkan minuman chocolate yang biasa Alle minum.
Karena masih pagi dan cafe masih tergolong sepi, mereka dapat mengobrol santai.
"Ya gitu deh, di hukum sekali waktu itu" kata Alle lalu menyeruput minumnya.
"Kok bisa?" Jeje mengercit bingung.
"Telat datang ke lapangan" jawab Alle seadanya.
Lonceng pintu berbunyi, menandakan ada orang yang masuk.
"Tuh dia pak bos" celetuk Jeje.
Genta langsung menghampiri Alle, Jeje tanpa di suruh langsung beranjak dari bangku dan kembali pada pekerjaan nya.
Datang-datang Genta sudah menjitak kepala Alle pelan.
"Aw.. Ishh kenapa sih?" dengusnya sebal yang datang-datang langsung menjitaknya.
"Di apelin, malah di sini!" cibir Genta.
"Kamu gak ngomong pengen ke rumah, siapa suruh" balasnya mencibir.
"Siapa bilang! Cek hp makanya" Genta langsung menyerobot minuman Alle dan meneguknya hingga habis.
Alle buru-buru membuka tasnya dan mengecek ponselnya cepat.
Cengiran lebar ia tunjukan pada Genta "hehehe.. Maaf"
"Yuk pergi" di gandengnya tangan Alle keluar dari cafe nya.
"Loh.. Mau kemana?" tanya Alle dengan posisinya sedang di tarik oleh Genta.
Genta membukakan pintu mobilnya untuk Alle dan menyuruhnya masuk.
"Mau kemana?" tanya Alle pada Genta.
"Kemanapun, asal sama kamu" kata Genta sambil tersenyum.
Alle tersenyum manis "kantung plastik ada gak?" tanya Alle.
"Buat apa?"
"Mau muntah dengar gombalan kamu" Alle memutar bola matanya sebal.
Genta mencebikan bibirnya sebal, padahal yang ia katakan fakta bukan gombalan.
"Untung hari ini gaada Chetta" ujar Genta.
"Kenapa?" tanya Alle.
"Nanti ganggu"
Alle langsung memukul lengan Genta keras "kok gitu ngomong nya"
"Ya selama ini kan kita jarang berdua, kemana-mana selalu ada Chetta. Aku kangen momen kita pas berduaan aja, emang salah?" tutur Genta melirik sekilas Alle.
YOU ARE READING
Introvert 2
Romance(Sebelum baca story ini, aku saranin untuk baca -Introvert- dulu) -- cek profil ku Mereka memang belum menikah, bahkan status mereka masih menyandang menjadi mahasiswa/i. Namun bersikap layaknya orang tua adalah salah satu yang harus mereka lakukan...
4. Berdua
Start from the beginning
