My Boss Act so Different

4.3K 330 39
                                    

Semenjak kasus yang terjadi di kantor polisi dan di rumah sakit itu. Sikap Naruto berubah semakin dingin terhadap Hinata.

Well, jujur saja Hinata bingung dengan sikap dinamis boss-nya. Bukankah pria pendendam itu tidak akan pernah mau melepaskan mangsanya ataukah dia sudah bosan mempermainkan-nya.

Sudahlah!! Hinata harus melupakan pemikiran yang tak penting ini. Lagipula Ini bukan urusan-nya dan bukankah ini bagus, pria itu berhenti mendendam.  Hinata juga akan bersikap biasa seperti tak pernah terlibat masalah apapun dengan Naruto jika nanti-nya pria itu mencuekinya.

"Boss... ini laporan bulanan yang anda minta" Hinata menyuguhkan berkas-berkas setinggi gunung itu dimeja boss-nya.

Mungkin boss-nya hari ini mendapatkan masalah bulanan-nya hingga mendiami Hinata seperti ini. Setidaknya menjawablah...!!! Masa diam-diaman seperti anak kecil bombean githu.

Tapi itu bukan berarti Hinata mengharapkan sesuatu dari boss-nya. Hinata melamun didepan meja Boss-nya, dia sedang absent-minded memikirkan perubahan boss-nya yang tiba-tiba aneh. Tak disangka khayalannya itu membuatnya dibentaki dengan sangat keras.

"Keluar...!!!" Ya Tuhan....... Hinata terlonjak saat mendengar bentakan boss-nya yang terbilang terlalu tinggi itu. Apa dia melakukan kesalahan lagi. Haruskah Hinata memohon maaf perihal masalah kemarin? Ataukah mengikuti haluan emosi bossnya.

Hinata keluar dengan hati genderang penuh syok. Lalu dia menutup pintu ruangan boss-nya dengan perlahan agar tak menimbulkan suara dan memancing amarah manusia tempramental itu.

"Rasakan itu  Itik tonggos. Kau memang pantas menjadi manusia terhina"

Didepan pintu ruangan CEO, Hinata ditertawai oleh Sara. Wanita itu terlihat sangat puas jika Hinata ditindas terlebih oleh Naruto, serasa dirinya ambil bagian dalam menindas.

Cih!! Si jalang Seperti Tak ada kerjaan lain saja.

Namun, sekencang dan sebanyak apapun ejekan Sara terhadap Hinata. Wanita berwujud itik buruk rupa itu malah bingung tak menangkap makna dari Omongan Sara.

Kenapa dirinya ditertawai? Apakah dia baru saja melucu? Atau mungkinkah wanita itu senang melihatnya tersiksa?

"Are you okey..... Miss.... 
Apa nona Sara butuh dokter jiwa" ceplok Hinata diatas tawa sinis Sara.

Sara tersedak dalam tawanya sendiri, bisa-bisanya si itik tonggos itu menyalak padanya.

PLAK.....!!!

Sara menampar pipi Hinata sekuat tenaganya.

Wanita berpipi gembil bak bakpao itu terdiam meresapi rasa sakit dari tamparan Sara. Jujur memang tamparan itu terasa sakit karena gesekan dari gigi palsunya mengikis gusinya.

"Berani kau menyalak lagi... maka kau tahu sendiri akibatnya" geram Sara sembari menunjuk-nunjuk wajah Hinata dengan jijiknya.

Well, Hinata dengan bulat berputus bahwa Sara mengklaim dirinya sebagai musuh-nya. Tapi apa penyebab terjadinya permusuhan diantara keduanya.
Setahunya selama ini dia sudah berperilaku normal.

Kebungkaman Hinata menggelituk dada Sara akan euforia rasa puas dari menjajah Hinata.

"Hahaha.... sekarang kau baru tahu sudah berurusan dengan siapa" Sara mendorong ujung bahu kiri Hinata, maksudnya sih memancing emosi tapi sepertinya Hinata tidak terpancing.

Sara sudah lama mendeklarasikan perang pada Hinata hanya saja wanita jelek ini yang lambat meresponnya.

Sejak pertama kali melihat Hinata, ada rasa benci yang menguap mengalir dalam dirinya.  Sara merasa dia Seperti akan kehilangan sesuatu yang berharga jika wanita ini terus berada di sekitarnya.

l'M A STRONG WOMANWhere stories live. Discover now