Meeting

4.3K 307 70
                                    

Selepas landasnya pesawat pribadi berlabel Nami-Uzu di landasan properti pribadi milik Nami-Uzu itu, Tangga pesawatnya langsung terbuka hingga menyentuh tanah dan diikuti oleh langkah sepatu pantofel hitam mengkilat dan beberapa langkah kaki orang lain-nya.

Silk jas hitam pemuda yang melangkah lebih dulu dengan penampilan mencolok itu meraih atensi beberapa orang yang telah menunggu untuk menjemputnya.

Senyum mendongkol terpampang disetiap wajah penjemput itu, mereka terkesan seperti jongos dari orang yang mereka jemput. Mereka lelah menunggu kedatangan sahabatnya.

Salah satu penjemput mobil Ferarri merah dengan plat nama US itu menyalakan mesinnya dan mendekati pria yang telah mereka tunggu.

"Hei!, Dobe sudah lama tidak melihat kumis bergaris-mu" terdengar seperti ejekan. Namun itu cara mereka untuk saling menyapa satu sama lain. Seburuk apapun mereka saling mengatai satu sama lain, mereka tidak ada yang makan hati ataupun tersinggung. Kata Itu memang terdengar sindiran tapi bagi mereka itu merupakan sebuah kebiasaan untuk menunjukan betapa rindunya pada sahabat lama.

"Teme, kau sudah menikah dan kudengar istrimu itu sangat cantik" canda datar terkesan menyinggung itu mendapatkan tatapan tajam dari onyx pria bersurai raven itu. Baginya membicarakan hal pribadi adalah hal yang tabu, apalagi menyangkut istri buruk rupanya. Sungguh, Dia malu mengakuinya.

Sasuke tidak akan segan mengatai istrinya adalah kecacatan dalam hidup sempurnanya. Ok, satu point untuk sahabat kuning cepaknya karena berhasil mengais rasa jengkelnya. "Kau boleh menidurinya jika kau mau" ucap datar Sasuke. Yang direspon suram serta raut wajah terhina ketika Sasuke menawarkan istrinya yang bahkan lebih buruk rupanya dibandingkan jalang terendah sekalipun.

Sasuke dan 2 sahabat lainnya memang telah menikah 5 tahun lalu dan memiliki keturunan dari para wanita cacat itu. Yah, bukan hanya Sasuke yang merasa hidupnya cacat melainkan juga kedua sahabat lainnya yang telah menikah.

Dari hasil pernikahan itu mereka telah memiliki keturunan dari para wanita itu. Bagi kedua pria yang telah menikah itu memiliki keturunan dari para istrinya yang cacat itu adalah kesalahan terbesar dalam hidup mereka. Kecuali, sahabat pirang berkumis mereka yang masih setia menjomblo.

Jangan pernah beranggapan bahwa ketiganya meniduri istrinya untuk menghasilkan keturunan. Tidak!! Melakukannya sama saja merendahkan diri mereka sendiri.

Anak itu didapatkan dari hasil inseminasi dan sialnya para wanita itu memiliki rahim yang subur hingga menghasilkan anak dalam sekali suntikan.

Ketiga pria tampan yang telah menikah itu tidak ingin membahas singgungan itu, karena jika Sasuke kena maka mereka juga kena. Mereka lebih menjauhi topik yang meninggikan darahnya dan Memasang wajah datar lebih tepat untuk mengakhiri percakapan ini.

Kedua sahabat si pirang yang lain ikut menghampiri. "Naruto, kau membawa ekor bersama-mu" Sai menatap nakal seorang wanita bersurai merah yang melekat seperti lintah dilengan sahabat pirangnya.

Pria yang disapa itu hanya menyengir, mengiyakan. Wanita yang menempel padanya ini adalah satu-satunya wanita terlama yang menghangatkan ranjang Naruto tiap malamnya. Walau hubungan mereka hanyalah sebatas partner in sexs, namun selama hubungan mereka tidak serius itu akan aman terkendali. Lagipula dia tidak mau bernasib sama dengan ketiga sahabatnya. Punya wajah rupawan namun, dapat istri tak laku dipandang dan memalukan untuk dipublikasikan.

.
.
.

Sementara itu di Bar Hinata ingin sekali pulang dan menemani putra dan adiknya. Namun, Boss besar tidak memperbolehkan mereka pulang meski tugasnya telah terpenuhi. Selama tamu utama-nya belum mengangkat kaki maka nasib mereka tertahan dikaki para tamu itu.

l'M A STRONG WOMANWhere stories live. Discover now