WTF

3.2K 207 14
                                    

"Balik yuk." ajak Shila padaku.

"Yuk capek nih ngelakuin hal konyol mulu dari tadi." gerutu Shila.

"Namanya juga MOS tempat dimana para senior belas dendam ke ade kelasnya, yuk ah cabut." ajak Shila padaku.

Shila adalah teman SMP-ku yang sekarang satu universitas denganku, aku beruntung bisa satu kampus dengannya karena Shila sifatnya nggak jauh berbeda sama temen-temenku di London, hanya bedanya Shila bukan Directioners tapi dia kagum banget pas tau aku pacarnya Niall dia aja sampai bilang, "AMAZING! kalau aja gue jadian sama Justin Bieber gue bakalan seneng banget." yap Shila itu Belieber.

Aku dan Shila berjalan ke parkiran, aku nebeng pulang bareng Shila. Kemarin sampai sekarang aku belum ketemu lagi Kak Eza, dan Kak Eza sama sekali tidak menghubungiku. Di saat aku akan masuk ke dalam mobil Shila, seseorang menarik tanganku.

"Ayesa." panggilnya.

Aku menengok lalu menemukan Kak Eza, uh baru aja kepikiran gara-gara nggak ketemu, eh udah datang lagi aja. "Apa Kak?" sahutku.

"Jangan masang tampang gitu dong, gue mau ngomong." ucap Kak Eza.

"Ngomong apa lagi?" tanyaku ketus.

"Jangan di sini." Ucapnya.

"Gue mau pulang sama Shila." Tolakku.

"Biar gue yang anter lo ke rumah."

"Nggak." tolakku.

"Shil duluan aja, dia mau pergi sama gue." Ucap Kak Eza dan langsung menarik tanganku agar mejauh.

"Lo apa-apaan sih?"

"Please Sa, sebentar aja."

"Gue nggak mau!"

Tapi kak Eza tidak mengiraukanku, dia terus menarik tanganku.

"Shil sorry." teriakku yang terus di tarik oleh Kak Eza, dan Shila hanya tersenyum menahan tawa.

"Mau ngapain sih?" tanyaku kesal ketika kami sudah menjauh dari Shila.

"Lo kenapa marah sih?"

"Nggak, gue nggak marah!"

"Bohong, terus kenapa lo cuekin gue? Kenapa lo ngehindar dari gue?"

"Gue takut cewek lo marah."

"Dia nggak kan marah, paling juga ngamuk." "Kak lepasin ah, gue mau pulang." Pintaku sambil berusaha melepaskan tangan Kak Eza yang menggenggam erat pergelangan tanganku.

"Lo kenapa sih? Salah kalau gue suka sama lo?" tanya nya masih terus menarik tanganku yang entah aku akan di bawa kemana.

Aku diam karena aku tidak dapat menjawabnya. Emang sih kalau di pikir-pikir nggak ada yang salah sama sekali tapi kenapa ya Tuhan.

Akhirnya Kak Eza berhenti berjalan, dia menarik tanganku lalu mengajakku duduk di pinggir kolam sekitar kampus.

"Ngapain ke sini?" tanyaku heran.

"Gue mau tanya deh, lo kenapa ngehindar dari gue? Lo marah kalau gue suka sama lo?"

"Nggak, biasa aja."

"Tapi lo itu berubah Sa."

"Nggak!" bantahku.

"Gue tanya lo harus jawab! Salah kalau gue suka sama lo?" tanya nya lagi sambil memegangi kedua pipiku dan menatapku tajam.

Aku menunduk diam, mataku terasa panas dan akhirnya berkaca-kaca dan kemudian bulir-bulir air mata mulai berjatuhan. Aku tahu jawabanya adalah tidak, tapi kenapa aku merasa jika Kak Eza salah mencintaiku yang sudah memiliki cowok dan Kak Eza pun sama. Yang ada dipikiranku sekarang, kenapa Niall nggak di sini coba? Coba kalau Niall di sini pasti nggak bakalan ada yang macem-macem sama aku deh.

My Idol is My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang