Move

4.9K 257 26
                                    

Ayesa

Resmi enam bulan aku jadian sama Niall Horan, dan hari ini adalah hari anniversary aku sama Niall yang ke enam bulan, tapi hari ini juga hari keluarnya pernyataan aku lulus atau tidak. Enam bulan menjalani bersama Niall itu sangat indah, aku bersyukur sekali mempunyai pacar seperti Niall. Dia sangat perhatian, dia setia dan selalu membuatku tertawa. Dan yang terpenting dia mencintaiku dengan tulus.

Kini aku sudah mulai terbiasa menjadi sorotan media, aku sudah sama seperti Eleanor, Danielle juga Perrie. Aku senang sekali sudah bisa masuk ke kehidupan mereka, mereka semua orangnya asik. Dan yang terpenting untukku yaitu beruntung sekali mempunyai pacar seperti Niall. Enam bulan susah senang bareng Niall, tau nggak? Ketika aku menghadapi Ujian Akhir, Niall selalu datang kerumahku hanya untuk mengajarkanku, karena Niall pintar.

Dan hari ini rencananya orang tuaku akan datang kemari untuk melihat anaknya di nyatakan lulus atau tidak, dan mereka bilang di telepon sih ada berita bagus juga untukku tapi belum di kasih tau apa itu berita bagusnya.

Jam rumah sudah menunjukan pukul 7 pagi aku bergegas turun dari tangga dan berpamitan dengan orang rumah. Carisa udah pergi duluan tadi sama om, gara-gara aku telat bangun jadi aku ditinggalin dan hari ini aku di antar oleh Niall yang sudah menungguku di ruang tamu.

"Tante aku berangkat ya." Pamitku sambil mencium pipi Tante.

"Ya hati-hati ya good luck sayang." ucap Tante.

"Bye." Aku pun melambaikan tangan pada Tante sambil mengambil sepotong roti di meja makan.

Aku berjalan menuju ruang tamu dan menemukan Niall yang sedang duduk serius memainkan ponselnya diruang tamu. "Morning babe, sorry bikin lama nunggu tadi aku kesiangan." sapaku pada Niall.

"Morning babe, makanya tadi malam aku bilang tidur jangan kemalaman." Niall merangkul lembut pundakku.

"Kan kamu ngajak Skype."

"Iya tapi kan aku udah suruh kamu tidur duluan kamunya nggak mau." Ucap Niall seraya mencapit hidungku.

"Ih sakit tau." kataku menyingkirkan tangan Niall dari hidungku.

Aku pun masuk kedalam mobil Niall dan langsung meluncur menuju kesekolah. Wow sekolah sudah sepi aku pasti terlambat.

"Aku masuk dulu ya, bye." Kataku sambil melambaikan tangan pada Niall ketika sudah turun.

"Pulangnya mau dijemput?" tanya Niall padaku.

"Kalau kamu nggak sibuk boleh deh." Jawabku sambil tersenyum.

"Jawaban yang sama setiap hari." ucap Niall.

"Dan pertanyaan yang sama setiap hari." kataku membalas kata-kata Niall barusan.

"Hahaha, ya sudah aku pulang dulu ya, bye." Niall pun menaikkan kaca mobil dan menghilang dari hadapanku.

Aku pun langsung berlari-lari menuju aula, dan ketika aku masuk ke dalam aula aku mendengus karena aula sudah penuh sekali. Aduh temen-temenku dimana lagi? Setelah mencoba menghubungi teman-temanku aku pun menemukan mereka. Dan setelah bertemu tak berapa lama acara pun dimulai dan kita semua pun merasa tegang karena akan mendapatkan sebuah amplop berwarna coklat yang akan menentukan tujuan hidup kita selanjutnya.

Berjam-jam pun berlalu akhirnya saat pembagian amplop coklat pun tiba. Aku Cara Fiona juga Maria membuka amplop tersebut bersamaan dan—

"AAA GUE LULUS!" teriakku yang langsung di sambut pelukan dari mereka bertiga.

"GUE JUGA!" teriak Fiona tak mau kalah.

"GUE JUGA LULUS!" Cara juga ikut berteriak.

"GUE LULUS JUGA." Maria pun ikut heboh.

My Idol is My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang