PARIS (2)

3.7K 196 8
                                    

"Ke Place de la Concorde yuk." Ajak Niall bersemangat.

Huh sedari kemarin aku pergi bersama Niall mengunjungi tempat yang memiliki nama aneh dan tdak aku mengerti. "Terserah deh kemana pun, aku ikut aja."

"Iya soalnya kamu nggak tau tempat-tempat di sini, jadi ya ikut aja." Seru Niall mencapit hidungku.

Aku memukul tangan Niall yang mencapit hidungku itu, "Aw sakit tau. Ya udah kamu jadi tour guide aku."

"Nggak mau."

"Kenapa nggak mau?"

"Aku maunya jadi husband kamu, nggak mau cuman jadi tour guide."

Aku memutar bola mataku malas, "Terserah, dasar manja."

Setelah itu aku langsung keluar dari dalam kamar duluan, dan tidak sengaja hampir menabrak Abi yang juga baru keluar kamar.

"Eh lo mau kemana?" tanya Abi.

"Jalan sama Niall, lo?" aku bertanya kembali.

"Jalan sama Harry, babe ayo cepetan." Teriak Abi ke arah kamarnya.

Harry pun keluar kamar, dan tidak seperti biasanya. Hari ini Harry terlihat keren dan ganteng. Baiklah jiwa directionersku masih belum bisa aku hilangkan. Atau bahkan mungkin tidak dapat aku hilangkan sampai kapanpun. "Harry mau kemana? Tumben ganteng." Ledekku.

"Setiap hari juga gue ganteng lo aja yang nggak pernah nyadar. Gue mau ke kebun bintang, lo mau kemana?" tanyanya balik menanyaiku.

"Jauh-jauh ke Paris cuman mau ke kebun binatang?" tanyaku lagi lalu tertawa.

"Kebun binatang Paris sama London beda, udah ah jangan banyak protes. Lo sendiri mau kemana? Rapih banaget, cantik lagi." Godanya.

"Gue tunggu di bawah." Ucap Abi tiba-tiba dan langsung meninggalkanku dengan Harry begitu saja.

Menurutku sepertinya Abi cemburu padaku.

"Astaga gue lupa kalau gue udah punya cewek." Seru Harry lalu menepuk keningnya.

"Udah bawaan playboy dari lahir kali ya, susulin Abi sana. Bener-bener lagi pms kayaknya."

"Gue cuman muji lo dan gue kan sahabat lo dan lo udah punya cowok dan parahnya cowok lo itu sahabat gue juga, kenapa Abi marah sih?" tanya Harry bingung.

"Ya mana aku tahu, udah buruan susulin sana. Nanti kamu malah di tinggalin sama dia."

"Ya udah, gue duluan, bye." Pamitnya dan berlalu dari hadapanku.

Niall keluar dari dalam kamar dengan keadaan sudah rapih, tidak lupa dia menutup pintu lalu berjalan menghampiriku, "Ada apa sih?"

"Udah selesai dandannya?"

"Nggak dandan ih babe."

"Iya iya deh."

"Ya udah deh yuk."

Kami pergi menggunakan taksi karena kata Niall tempat yang akan kami kunjungi itu agak jauh dari sini. Turun dari taksi aku melihat ada sebuah monumen tinggi gitu, hampir menyerupai monas. Hanya saja yang ini warnanya coklat dan bagian atasnya kerucut seperti topi penyihir, bukan seperti es krim emas.

"Itu apa?"

"Itu namanya monumen, terus itu air mancur." tunjuk Niall pada monumen dan tepat di sebelahnya ada air mancur.

"Nenek-nenek di panti jompo juga tahu kalau itu air mancur sayang." Ucapku greget pada Niall.

"Siapa tau belum pernah liat." Balasnya lalu tertawa.

My Idol is My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang