Poppy 3

376 30 8
                                    


Part 3

POPPY

"Mamy lupa, berapa lama gia ko cuti tu?"

Mamy tanya lagi. Saya rasa mau tiga kali sudah saya kena tanya soalan yang sama. Kenapa juga? Takkan mamy dementia? Isk, palis2. Baru 50an pula dia tu.

"2 minggu... Ada baki 5 hari lagi. Napa?" Saya jawab.

"Teda juga... Mamy tanya saja." Mommy bilang.

"Balik2 juga mau tanya. Mamy malas sudah ka tinguk muka sa." Saya main2 cakap.

"Ada ka mamy cakap gitu?" Mamy menjeling.

Lucu oh mau tengok muka mamy. Saya ketawa. Mamy jeling saya balik.

"Okay sudah ka lutut sama siku ko?"

"Okay juga. Lama juga mau sembuh ba ni yang balik jadi flawless." Saya jawab logic.

Agar besar juga ni luka yang tergeser kena tar tu park punya walkway. Sekarang, macam sasau pun ada saya tengok. Baru luka dua tiga hari yang lalu pula tu punya incident.

"Eya la, bulih cover juga tu masa nanti." bilang mommy.

Nanti? Meaning? Saya tidak faham...

"Masa apa?" Saya tanya.

"Masa tunang nanti la..." Mamy jawab.

Tunang?? Oh, saya lupa. Haha, akhirnya si Aster setuju juga. Masa rombongan lelaki datang merisik tu, ngam2 dia ada. Maybe bakal mentua dan mommy 'karas' memujuk si Aster sampai dia terima. Maybe juga si Aster ternampak bakal husband dia incredibly handsome, i don't know sebab saya tiada masa tu. Maklum, si Aster tu mana senang2 menerima something...

...

Selepas tiga hari.. Aster engagement day...

"Gadd, don't worry about it mamy, semua sudah settle."

Geleng2 kepala si Teio tengok mamy yang panicking. Small event saja pun. Apa lagi kalau big event punya, kacoh maybe. Things will be all over the place and gonna get messy. Betul2 mamy tidak boleh jadi apa2 yang berkaitan sama planner.

"Yaa but-"

"Tarik nafas mamy.. Bagus.. Hembus. Tarik lagi.." Si Teio kasi tenang mamy.

"Don't worry. Be calm and everything gonna be juuust fine... Okay." bilang si Teio lagi. Macam sesi kaunseling pula durang dua ni.

Erm, pelik juga... Cause normally mamy tidak over stress macam gini juga... Like ada something wrong di situ... Apakah?

"Pihak lelaki sampai sudah..." Dady kasitau mamy.

Okay... Mau pigi intai dulu bakal2 si Aster ni. Hehe. Speaking about Aster, baru saya perasaan... Dari tadi lagi dia belum muncul2. Bilang dia semalam, dia akan datang sini awal pagi tapi sampai sekarang belum nampak batang hidungnya.

Tidak lama, mamy datang balik pigi dan berdiri di depan saya. She's suddenly holding my hands. Dengan expresi muka yang saya sukar mau tafsir... Apa hal sudah ni orang tua ni? Saya pindah mata tengok arah si Teio, Teio buat muka 'just dingar apa yang mamy mau cakap'... And that's really scared me.

"Poppy... Mamy terus terang saja kio. Sebenarnya, ni hari..." Mamy tunduk sekejap... "Sebenarnya, ko yang akan bertunang hari ni. Bukan si Aster."

What??? Jatuh dagu saya dengar yang mamy baru cakap tadi. Ketigok nopo boh terus ginawo saya.

"No!? Why me and not Aster? And where is she actually?" Saya blur.

"At first memang ini semua untuk kakak ko tapi dia berkeras tidak mau sebab dia sudah ada pilihan sendiri. Then kawan mamy tanya pasal ko,  mamy tau ko masih single... Kawan mamy kasi tunjuk tu gambar ko dengan anak lelaki dia tu. And you know what? Anak lelaki dia berminat lepas tinguk gambar ko."

Panjang dan lebar mommy explain. Damn. Boleh saya jadi anak derhaka kah? Berminat kunun 😑...

"Poppy honey?"

Yaii mamy kasi honey kunun saya. Isk, baranti laah??!

Urghhh! Apa yang patut saya mau jawab mamy?

"Mamy nda paksa juga kalau ko nda mau..." Mamy bilang tapi tu reaksi muka mamy bikin malas mau tengok. Yang mau saja saya kasi 'aiyaaa!' depan muka dia... Gengaman tangan mamy pun makin kuat, cakap tadi nda paksa...

Darn... I feel like now better saya kena abduct alien or teleport to another planet.

"Tidak apa la. Mamy keluar sekarang mau pigi kasitau tu rombongan suruh balik saja." Yang sedih betul mamy. Mau keluar tapi tangan dia masih gengam erat tangan saya. Yang betul2 mengharap bah.

Heih, ni hal yang macam mau makan2 kuih pisang saja bah. Ini ada berkaitan dengan masa depan saya juga ni.

Si Teio berabis tinguk saya. Pandangan dia tu yang pandangan jangan kasi rusak harapan mamy. Isk... Kalau dia yang kena tu, entah apa yang dia akan buat. Isk... Dilemma babu!

Shit... Haihh.

"Ya." Saya bilang terpaksa. Suara pun yang mau tidak saja mau keluar.

"Ya yang setuju ka sayang?" Mamy minta kepastian.

"Yes." Slow saya jawab. Pasrah. 😞

"Thank you anak!" Mamy kiss2 pipi saya. Lebar terus senyuman si minan.

Inda, inda, indaaaa. Ee buduh.. Saya menyesal pula cakap ya! Uarrghhh!

Selepas beberapa minit saya kena suruh keluar. Saya jalan menunduk pigi duduk di sebelah tu lelaki. Duduk jauh2, okay. Muka dia pun saya tidak tengok.

"Blah, blah, blah.." bilang tu uncle yang terkeluar bulu dari hidung, maybe dia wakil si ketua kampung mau bercakap yang ngam2 sakit tekak ni hari.

Saya tidak boleh fokus mau dengar ayat2 tu uncle. Di tanya pun saya kasi ya ya saja but in good way lah, saya kena jaga juga air muka durang family saya.

Masa si lelaki mau kasi sarung cincin di jari manis tu, saya tidak boleh tipu, memang saya nervous juga sebab ni kan first body contact siurang. Cincin emas dengan rekaan simple saja dia kasi sarung dengan lembutnya, dei..

Now, saya punya turn. Relax Poppy, relax. Berfikir saya sekejap, kasi sarung ka tidak ni cincin di jari si lelaki. Uarghh! Macam mau tidak mau.

"Ehemm." Mamy berdehem. Isk...

Slowy saya kasi sarung di jari manis si lelaki tapi inda lah terlampau control ayu, yang macam biasa saja.

"Ehemm." Ni kali si lelaki pula yang berdehem. Why? What's wrong?

Saya mendongak pandang muka si lelaki... Ternganga bah saya tinguk muka dia... Si good looking guy bah pula. Aih...

To be continued...

 POPPYWhere stories live. Discover now