Cici mengigit bibir bawahnya. "Hape nya dikamar, jadi gatau kalo ada chat masuk."
Divo menyimpan ponsel kembali kedalam sakunya. "Kenapa ga sekolah?"
Cici mendongakkan kepalanya yang tadi sempat menunduk. "Hm, gapapa sih."
"Padahal baru sehari gue ga masuk sekolah." Divo kembali menyadarkan punggungnya. "Bolos sama siapa?"
Cici tidak menjawab. Dia tidak mungkin mengatakan dia bolos dengan orang yang bahkan baru ditemuinya tadi. Bisa-bisa dia diceramahi panjang lebar.
"Cici? Gamau jawab nih?" Divo mendekatkan wajahnya ke wajah Cici.
"Ng, itu tadi sama-"
'Kok gue deg degan gini sih? Lagian kenapa juga gue takut ngasih tau.' Batin Cici.
"Sama siapa?" Divo masih mendesak, dia berusaha bertanya setenang mungkin.
"Jimmy." Ucap Cici lirih, bahkan hampir tidak terdengar.
"Siapa itu? Ga pernah denger namanya?" Divo melipat kedua tangannya didepan dadanya. "Kalian kemana aja? Kenapa bisa bolos gitu?"
Belum sempat Cici menjawab pertanyaan yang dilontarkan Divo, Nata tiba-tiba saja pulang.
"Kemana aja? Kok ga ada disekolah? Kata Zena lo bolos dek. Kenapa kok Lo jadi bandel gitu sih?" Nata langsung bertanya dengan pertanyaan yang bertubi-tubi.
'Zena! Sumpah lo ngeselin!' batin Cici.
"Dek! Jawab gue aduh. Lo kemana aja? Sama siapa tadi bolosnya? Lo diancam buat bolos ya? Ga mungkin Lo mau bolos sendiri kan?" Nata masih kekeh bertanya dan terus bertanya. Bahkan dia tidak menyadari ada Divo di sebelahnya.
Cici menggaruk tengkuknya. Dia tidak punya pilihan lain lagi selain mengatakan yang sejujurnya kepada kedua cowok Yang ada didepannya ini.
***
"Terus?"
"Ya, gue ikut aja. Daripada masuk di hukum kan? Mending gue ikutan bolos, lagian dia juga ga maksa gue. Gue yang mau sendiri." Cici meneguk segelas air yang sejak tadi dipegangnya.
Divo dan Nata yang duduk dihadapan masih tidak percaya. Mereka menyipitkan mata dan melipat kedua tangan didepan dada. Masih memperhatikan Cici yang berusaha meyakinkan kepada mereka bahwa dia sudah mengatakan yang sejujurnya.
"Yakin ga ada yang lain?" Nata masih saja bertanya.
Cici memutar bola matanya. "Iya ga ada lho. Udah gue ceritain dari awal sampai akhir tanpa ada satu detail pun yang hilang. Bahkan sampai ke toilet pun gue ceritain. Masih gak percaya juga?" Cici mulai kesal.
Divo mengangguk paham. "Okey. Kali ini gue percaya."
"Eh, langsung percaya gitu aja?" Nata tidak menyetujui perkataan Divo.
"Iya. Lagian kalo dia mau bohong juga ga mungkin kan?"
"Mungkin aja." Nata masih nyolot.
Divo melihat kearah Nata sambil berpikir. "Hm, kalo gitu lo telpon aja Jimmy yang dibilang sama Cici itu. Kalo masih gak percaya."
YOU ARE READING
AURORA♕[ON GOING]
Teen Fiction⚠️FOLLOW SEBELUM BACA!!!⚠️ Takdir memang suka bermain dengan kehidupan, seperti takdir Cici yang bertemu kembali dengan Divo diwaktu yang tidak disangka. Mereka kembali bertemu dan masih dihantui oleh masa lalu yang kelam. Divo berusaha mencari seb...
♕Twelve♕
Start from the beginning
![AURORA♕[ON GOING]](https://img.wattpad.com/cover/60544432-64-k75216.jpg)