Chapter 47 : Darah Pengganti Dan Munculnya Pohon Kembar.

Start from the beginning
                                    

Perkataan Irish mengundang amarah dalam diri Escanor memuncak. Tanpa belas kasih, Escanor mengarahkan tangannya ke arah Irish dan Ciel. Detik berikutnya jeritan pilu penuh kesakitan terdengar nyaring. Kutukan di pungung Irish dan Ciel menjalar dengan sangat cepat ke seluruh tubuh mereka, hingga membuat mereka berteriak kesakitan.

Kimberly, Lynn, Lorein, Tiffany dan Chelsea yg mendengar teriakan pilu tersebut langsung saja mengalihkan pandangan mereka dari musuh. Hal itu memudahkan musuh untuk menyerang mereka dengan sekali serangan karena mereka lengah. Geraman kesakitan keluar dari bibir mereka berlima, meski mereka tak berada di tempat yg sama tapi teriakan Ciel dan Irish sungguh menarik perhatian mereka karena iba.

Sedangkan Raven yg mendengar Ciel berteriak kesakitan ingin menolongnya tapi keadaannya yg terdesak musuh membuatnya kesulitan untuk bergerak. Padahal jumlah pasukannya jauh lebih banyak dari pada pasukan musuh tapi perbedaan kekuatan membuat musuh jauh lebih ungul.

" Hentikan brengsek! " geram Zeldric marah. Ia tak bisa melakukan apapun karena kutukan itu hanya bisa di batalkan oleh sang pemilik kekuatan saja. Perkataannya jelas di hiraukan Escanor. Pria itu seakan menulikan pendengarannya dan terus-menerus menyiksa Irish dan Ciel. " Baiklah! Aku akan memberikanmu sedikit darah putraku tapi aku mohon tarik kembali kutukan sialan itu dari tubuh mereka berdua! " Zeldric berteriak putus asa.

Ciel menatap suaminya dengan tatapan kecewa. Ciel mengelengkan kepalanya lemah. " J-jangan. " lirihnya pilu. Tubuhnya tak mampu bergerak. " A-ambil saja d-darahku, tapi j-jangan ambil d-darah putraku. A-aku memiliki d-darah yg sama d-dengan putraku. "

Ciel memohon dengan suara tersegal-segal. Ya... benar, ia memiliki darah yg sama dengan putra dan putrinya meski darah werewolf dalam tubuhnya jauh lebih ungul. Tapi hal itu tak bisa merubah kenyataan bahwa ia terlahir sebagai Hybrid, sama seperti kedua anaknya. Ciel baru saja menyadari jika Escanor membutuhkan darah putra ataupun putrinya maka itu berarti pria itu hanya mengincar darah Hybrid saja.

Zeldric mengeram marah. Ia tak rela jika istrinya mengorbankan dirinya sendiri tapi ia tak bisa membantah apa yg sudah di putuskan istrinya karena ia bukanlah seorang ibu. Ia hanya seorang ayah yg tak memiliki perasaan sekuat seorang ibu kepada anaknya. Javier yg mengerti pemikiran Zeldric hanya bisa menepuk bahu pria itu untuk sekedar menenangkannya saja. Javier berpikir lebih baik begitu dari pada harus Zee lagi yg berkorban. Tubuh Zee sangatlah lemah dan tak memungkinkan untuk memberikan darahnya. Tubuh Zee saat ini hanya butuh beristirahat penuh.

Escanor menyeringai. " Baiklah! Aku terima penawaranmu dan sebagai balasannya aku akan menarik kembali kutukanku. " Escanor berjalan ke arah Ciel. Pria itu menunduk untuk meneliti sesuatu. " Kenapa aku tak menyadari bahwa kau juga memiliki darah Hybrid, sama seperti kedua anakmu. Darahmu juga terlihat cukup untuk menuntaskan tujuanku. "

Escanor kemudian mengarahkan kedua tangannya ke arah tubuh Ciel dan Irish. Kemudian ia membacakan mantra sihir untuk membatalkan kutukan terdebut. Setelah itu ia memunculkan pisau lipat di tangan kanannya. Escanor menekuk kakinya di depan Ciel dan tanpa pikir panjang, ia segera mengoreskan pisau lipat itu ke kulit pitih Ciel. Escanor lalu meraih sebuah botol kecil yg sudah ia persiapkan dan memasukkan setetes demi setetes darah Ciel ke dalam botol itu sampai penuh.

Escanor menggerutu dalam hati. Kenapa tak dari kemarin saja mereka memutuskan hal seperti ini. Ia justru membuang bangak waktunya hanya untuk mandapatkan darah Zee yg tak jadi ia dapatkan dan pada akhirnya ia justru mendapatkan darah Ciel sebagai pengganti darah Zee. Pria itu kemudian tersenyum tipis. Pengorbanan seorang ibu memang tak usah di ragukan lagi. Tapi mereka cukup bodoh karena telah memilih untuk memberikan darah itu kepadanya, tanpa mengetahui tujuan yg sebenarnya di balik peperangan ini.

●●●🌷●●●

Zea merenungkan kembali mimpi anehnya kemarin. Seakan semua itu kenyataan tapi dalam sekejap mata, semua hilang tak berbekas seolah-olah memberikan harapan semu yg tak ada artinya. Hancur, frustasi, marah, benci, putus asa kian memenuhi hati Zea. Senyum cerianya dulu kini berganti duka lara dan kehampaan hati. Entah bagaimana caranya lagi agar Zea bisa membangunkan kakaknya kembali.

Vampire Wars [Completed]Where stories live. Discover now