geraman

7.2K 1.5K 206
                                    

"Hrrrrmmmmm..."

"Hrrrrmmmmm..."

"Hrrrrmmmm..."
 
 
 
 
 
Irene terkekeh mendengar suara geraman yang berasal dari rumah sebelah, rumah tetangganya. Sudah seminggu ini Irene mendengar suara itu yang mana menurut Irene itu adalah suara Mino, tetangganya untuk menakut-nakuti anaknya supaya masuk ke dalam rumah karena sudah maghrib.

Irene biasa memasak makan malam untuk keluarganya di jam-jam seperti ini. Dan karena kebetulan dapur mereka dekat dengan rumah Mino, Irene jadi bisa mendengar suara tersebut.

Suara yang awalnya terdengar sangat kencang sampai lama kelamaan mengecil dan perlahan menghilang.

"Lah tumben jahilin Daehannya cuma sebentar hari ini?" Tanya Irene pada dirinya sendiri.

Daehan adalah nama anak bungsu Mino yang memang hobi main sampai lupa waktu.

"Kok bau rokok?" Tanya Irene lagi ketika semerbak bau asap rokok menyentuh indera penciumannya.

Irene mengerutkan keningnya. Jendela dapurnya tertutup. Kalaupun memang benar bau itu adalah asap rokok semestinya itu berasal dari dalam rumahnya sendiri.

Hanya ada satu orang yang merokok di rumahnya. Itu adalah Jisung, suami Irene. Masalahnya Jisung masih belum pulang hingga saat ini.

Perasaan Irene mendadak takut. Irene mempercepat kegiatannya memasak dan buru buru pergi ke ruang tengah begitu semua makanan yang ia masak tersaji.
 
 
 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Seminggu berlalu sejak kejadian Irene mencium bau asap rokok dari dapurnya. Sudah seminggu juga Irene tak lagi mendengar geraman keisengan Mino terhadap Daehan, anaknya.

"Tumben, Pak nggak ngejahilin Daehan lagi pake suara hrrrmmm hrrrrmmm setiap maghrib?" Tanya Irene pada Mino sembari mempraktekan geraman yang biasa ia dengar setelah meletakan dua cangkir kopi hangat di atas meja.

Saat ini Mino tengah bertamu ke rumahnya untuk menemui Jisung. Maklum Jisung adalah ketua RT di komplek perumahan ini.

"Wah? Ngejahilin apa ya, bu?" Tanya Mino bingung. "Saya kan pulang kerja selalu di atas jam 9 malem." Tambah Mino lagi.

"Loh? Itu bukan Pak Mino?" Tanya Irene lagi.

Kening Mino makin berkerut.

"Suara apa to Bu?" Tanya Jisung yang jadi ikut penasaran.

"Ituloh Mas, tiap maghrib pas aku lagi masak buat makan malem. Aku selalu denger suara geraman dari arah rumahnya Pak Mino. Aku pikir itu suara beliau buat nakut-nakutin Daehan supaya mau masuk ke dalem rumah." Jelas Irene.

Jisung menoleh ke arah Mino.

"Ya nggak mungkin itu Bu, wong saya aja pulang jam 9. Masa maghrib maghrib ada di rumah?" Ucap Mino lagi.

"Salah denger kali kamu Bu?" Tanya Jisung.

Irene hanya tersenyum kecil. "Iya kali ya, hehe."

Apa mungkin itu Bu Dasom ya? Ah tapi suaranya persis suara laki-laki kok bukan perempuan. Batin Irene masih penasaran.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
"Nggak usah berisik! Nggak usah geram geram nggak jelas! Langsung aja tampakin wajah kau!"

Irene baru saja hendak menutup pintu rumahnya tatkala mendengar suara tetangganya, Hyoyeon tengah berteriak dengan logat khasnya.

Penasaran.

Irene memutuskan untuk menghampiri rumah Hyoyeon yang hanya terpisah satu rumah dengan rumahnya.

"Ada apa ya mbak? Kok teriak teriak maghrib maghrib gini?" Tanya Irene pada Hyoyeon.

"Iniloh Rene, genderuwonya dari tadi berisik. Cuma nggerem nggerem tak jelas. Kesel lah aku! Kenapa tak sekalian dia tampakin wajahnya itu?!"

"G-Genderuwo?"
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Semenjak hari itu Irene memutuskan untuk tidak lagi memasak di saat saat waktu maghrib.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
3 hari aku gak apdet, kalian kangen tidak? wkwk

by the way gimana janggal sejauh ini? dan chapter mana di buku ini yang menurut kalian cukup serem dan serem banget?

ah dan yang mau berbagi cerita pengalaman seram kalian, private messageku masih terbuka yaa buat kaliaan, ingat jangan kirim di wall karena bakal tenggelem dan nggak bakal ketulis :(

akhir kata keep support this book yaw, thankyouu❤

janggal; k-idols ✅Where stories live. Discover now