Prolog

8.7K 351 10
                                    

Pengalaman mengajarkan setiap individu bertumbuh kembang untuk membentuk pribadinya. Pengalaman mental mampu membuat seseorang merubah dirinya hingga berbanding terbalik 180 derajat dari dirinya yang dulu.

Rasa sakit mengajarkan diri seorang individu untuk menjauh dari rasa sakit yang sama. Maka hal yang paling rasional untuk dilakukan adalah melupakan rasa sakit itu.

Namun, jika kesakitan itu enggan menghilang dari memori dan membekas pada mental individu itu maka hanya amarah dan dendamlah yang menggeluti dirinya, mencoba sekuat diri membalas kesakitan demi kedamaian batin.

Haruskah Hinata Hyuga melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh individu normal lainnya. Menuntut pembalasan atas pengkhianatan orang yang sangat dicintai dan dipercayainya.

Hinata tertawa diatas penderitaannya sendiri disaat ingatan pengkhianatan mereka yang dipercaya. Rasa sakitnya semakin berkembang bak virus yang menggerogoti organ tubuh manusia, kala yang menabur garam diatas luka itu adalah orang yang dianggap saudari sendiri.

Hinata merasa terzolimi oleh mereka yang memanfaatkan kenaifannya. Nampak cantik tak bertujuan serta tak berduri namun menyimpan racun mematikan yang diracik khusus untuk membunuhnya. Saat ini juga pijakan kakinya serasa diatas panasnya bara api. Fondasi hidupnya runtuh bersamaan dengan keputusan sang ayah yang memilih mengusirnya dari anggota keluarga Hyuga.

Hinata berjalan dijalanan yang sepi disore hari pada musim gugur. Matahari yang mulai terbenam menyingsing dan memancarkan cahaya samar akan keredupannya segera bergegas untuk tenggelam.

Pemandangan yang sangat sempurna untuk figur sebuah lukisan wanita menyedihkan di waktu fajar menyingsing. Wanita yang menggendong seorang bayi hasil one night-standnya dengan pria yang tidak diketahuinya. Dewi kesialan saat itu menyertainya hingga menimpa dan memaksanya berada dalam derita demi derita.

Jika melihat pemandangan menyedihkan ini, Hinata tentu menyesalinya. Bukan karena nasibnya yang buruk melainkan dampak dari perbuatannya. Yah, keberadaannya adalah sebuah petaka bagi kehidupan orang yang dicintainya.

Hinata terusir dari istananya karena ketahuan hamil diluar nikah dengan pria hasil one night-standnya dan saudari-saudari yang mencoba melindunginya diasingkan oleh para pamannya. Hinata tidak bisa mampu lebih lama lagi menyaksikan pengorbanan saudari-saudarinya demi mempertahankan kehormatannya yang telah dia rusak oleh kecerobohannya sendiri. Seandainya waktu dapat terulang, dirinya tidak akan mengambil langkah yang salah.

Sial, mengingat dirinya kala itu yang kabur dan memilih meminum-minuman beralkohol di bar hotel HanaKimi, membuatnya mengatupkan gigi-giginya hingga bergesek menghasilkan bebunyian gregetan. Tidak terima akan pelarian-nya sendiri. Dipikirkanya Hinata sudah bisa dan mampu tahan mentan akan setiap cobaan yang menghampirinya. Tenyata kenyataan berkata lain, mentalnya tidak cukup kuat menahan hasil perselingkuhan dari wanita yang dianggapnya seperti saudari kandung sendiri dan calon suaminya.

Protes dalam diam adalah hal-hal yang selalu dilakukannya. Dia tidak punya keberanian yang cukup besar untuk menyuarakan-nya.

Bukankah Tuhan selalu menolong hambanya disaat kesulitan, dan pertolongan itu akhirnya datang kepada Hinata. Dunia yang mempermainkan nasibnya terhenti sejenak kala uluran tangan pria yang dikasihinya terbuka lebar hanya untuknya.

Beruntungnya dimasa sulit itu Neji Hyuga, kakak yang terlebih dahulu terasingkan karena kesalahpahaman datang menariknya dari lubang penderitaannya dan untungnya hal itu mendamaikan amukan mental yang berkecamuk untuk mendendam.

Masa kehamilannya dipenuhi oleh kebahagiaan, apalagi kakak iparnya Xiao Ten Ten yang juga menginginkan seorang anak yang belum diberikan karunia oleh Tuhan, wanita dewasa bercepol dua itu turut melibatkan diri dalam menjaga Hinata, seakan dirinya sendiri yang tengah mengalami masa hamil.

l'M A STRONG WOMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang