Prolog 🌷

71 6 0
                                        

12 September 2016
------


Pagi yang cerah untuk memulai hari yang baru
Aku berfikir hari ini akan berjalan seperti biasa, mandi pagi, kuliah, hangout sama teman, pulang, mandi dan tidur. Yah hanya seperti itu setiap hari

Namun ternyata aku salah

Hari ini aku membuat keputusan yang cukup penting untuk hidup ku.
Aku ingat sekali, siang itu aku bersama Temanku Dila, makan siang seperti biasa di kantin kampus saat tiba tiba dila menatapku dengan muka serius

"nin tau g semalem aku baca di ig" kata dila.

"emang kamu baca apaan dil, serius bener" sahut ku.

"emang serius, ternyata sahabat itu bisa selametin kita di surga tau" jawab dila.

"hah? Apaan si maksud kamu?" tanya ku yang sedikit bingung.

"iya, ternyata sahabat itu bisa selametin kita dari neraka" jawab dila sambil mengunyah ketopraknya.

Aku semakin bingung. "maksud kamu gimana si dil?"

"iya, jadi misal nih, misal doang nih ya aku masuk surga nih, terus aku g liat kamu, aku bisa bantuin kamu buat masuk surga" kata dila sambil memandangku,aku melihat dila seperti ingin melanjutkan kata katanya, namun iya hentikan.

Aku yang awam agama sedikit kaget mendengar perkataan dila. Dan seperti nya dila tau aku sedikit terusik dengan perkataannya.

"tapi ya g segampang itu nin. maksud aku, Ya kalo temen kita itu layak juga buat maksud surga". Kata dila sambil memandangku.

"jadi aku g layak maksud surga nih?" tanya ku sambil bercanda.

"baguslah kalo kamu sadar g pantes maksud surga Hahaha" jawab dila sambil tertawa lepas.

Aku hanya memandangnya dengan kesal. Setelah itu kami hanya melanjutkan makan hanya dengan sedikit obrolan santai.

Namun, aku tidak bisa berbohong. Perkataan dila sedikit mengusikku. Beribu pertanyaan mulai muncul di fikiran ku.
Benarkah aku tidak layak masuk surga?

Bagaimana sahabat ku bisa menolong ku, Bila aku saja masih jauh dari kata layak untuk surga.

Aku memikirkan kembali kehidupan ku. Islam KTP, Satu kata yang bisa aku ucapkan untuk diri ku.
Aku tidak memakai kerudung, sholat ku mungkin hanya saat lebaran selama 20 tahun aku Barnafas. sedekah? Bisa di hitung Jari berapa kali aku benar benar bersedekah. Terakhir melihat Alquran Ketika Ramadhan sewaktu SMA, itupun Karena mendapatkan tugas dari guru agama. berzikir? Jangan tanya, bahkan aku tak tau apa lafal berzikir.

Separah itu Kah aku? Ya, itu jawaban hati ku.

Saat malam aku sampai di rumah, aku tidak bisa menghilangkan perkataan dila dari fikiranku.
Aku bukan gadis nakal, tapi bukan berarti aku anak baik baik. Aku memiliki masa lalu, tidak begitu baik. Namun cukup untuk aku menyesalinya.

Saat sudah santai di Kamar, aku mulai membuka Instagram dila. Aku selalu me-like postingan dila namun tidak pernah aku baca atau aku liat full bila itu video.
Dila sering memposting potongan potongan ceramah Para Ustad, atau hanya sekedar tulisan tulisan tentang agama.

Dan malam itu aku mulai memikirkan kembali kehidupanku, kemana tujuan hidupku, aku bahkan tak bisa menjawabnya. banyak yang aku tak tau. Itulah yang aku simpulkan dari keingintahuanku malam itu.
Aku tak tau bahwa aku sudah terlalu jauh dari penciptaKu. Selama ini aku tak pernah berfikir tentang agama. Jujur saja, aku terlalu menikmati dunia. Aku tidak berfikir bahaya apa yang menungguku.
Selama 20 tahun, aku tak tau apakah aku pernah membuat amal untuk diriku sendiri, seperti nya tidak.

Malam itu, aku bersyukur Allah masih memberi ku kesempatan. Kesempatan untuk memperbaiki diri ku, memperbaiki ahklakkku, dan memperbaiki kehidupan ku.

------

RIGHT WAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang