3. Dua cowok cool

139 43 4
                                    


"Rel... Farel.. Woy Rel kereta salju... Berhenti dong" panggil Bianca berulang-ulang kali, namun yg di panggil baru berbalik ketika belakang bajunya di tarik Bianca.

"Apaansih, di panggil-panggil dari tadi gak menyahut. Suara gue jadi serak tahu gak" ucap Bianca ketus.

Seperti biasa, Farel sepupu Bianca itu masih tetap diam dengan wajah khas datarnya seraya menatap bianca. Lalu dia berbalik melangkah pergi begitu saja.

"Orang lagi ngomong malah di tinggal, sebel tahu guenya" Bianca berjalan menyamakan kecepatan langkah Farel.

Farel menghembuskan nafas kasar, lalu berhenti dan berbalik menghadap Bianca "Langsung the to point ajah" ucap Farel akhirnya.

Bianca memajukan bibirnya sebel. Sifat Farel memang begitu, selalu irit bicara dan tidak ingin basa-basi. Bianca kadang merasa jengkel bila bersama Farel. Hanya ketika ada maunya saja bianca mendekati Farel, padahal mereka bersepupu.

"Oke fine. Jadi gini, gue mau tahu cewek idaman cowok cool kaya lo tu gimana?"

Farel diam, dia masih bersi keras memikirkan sesuatu. Tak lama setelah itu dia sadar bahwa pertanyaan ini bukan untuknya melainkan..
"Aku gak tahu. Tanya langsung sama orangnya saja" ucap Farel kemudian.

"Maksud lo apa sih? Gaje baget tahu gak."

"Yg kamu mau tahu cewek idaman kayak gimana itu cowok itukan, bukan aku" Farel menunjuk suatu tempat dan Bianca mengikuti yg di tunjuk farel. Seketika pipinya memerah menyadari yg di tunjuk adalah Reynad.

"Ih, bukan. Yg gue tanya itu cewek idaman lo, bukan dia."

"Muka kamu sampai memerah kayak tomat gitu masih menyangkal."

"Ih, nggak kok. Apaan sih..."

"Bohong.."

"Ihs.. Guekan bilang nggak, yah enggak. Ngerti ngak sih?"

"Kok muka kamu tambah merah, itu berarti kamu bohong" sahut Farel seraya mengacak-acak rambut bianca.

"Di bilangin nggak, sebel tahu" karena sebal, Bianca jadi ikut-ikutan mengacak rambut Farel dengan kasar. Berhubung karena Farel lebih tinggi darinya, Bianca harus melompat-lompat pelan agar dia bisa mengacak rambut sepupunya itu.
"Pokoknya yg gue mau tahu tipe cewek idaman itu lo, bukan Reynad. Gue tekankan sekali lagi, bukan REYNAT"

"Lah, kok ada nama gue di sebut?"

Seketika aksi mengacak rambut terhenti. Dengan cepat, Bianca berbalik menghadap asal suara. Dan di dapatnya Reynad cowok tampan berambut menutupi jidat itu menatapnya dengan penuh tanda tanya.

"Langung tanya aja" ucap Farel seraya berbalik dan hendak melangkah pergi meninggalkan mereka berdua. Namun Bianca memegang tangan Farel, bermaksud mencegatnya agar tidak meninggalkannya berdua bersama Reynad. Refleks, Reynad ikutan pegang tangan Bianca.

Tangan kanan Bianca memegang tangan Farel dan tangan kiri bianca di pengang Reynad. Seketika Bianca merasakan dingin berada di tengah-tengah batu es. Di tambah lagi Reynad memegang tangannya, membuat detak jantung Bianca berdebar kencang.

"Kalian ngomongin apa sih, sampai nama gue ke bawa-bawa?" tanya Reynad.

Bianca diam. Dia sendiri heran dengan sikapnya saat ini. Kenapa dia sangat grogi, padahal biasanya hal memalukan yg dia lakukan untuk mendapatkan hati Reynad tak pernah membuat dia sebegitu grogi dan malu.

"Rel kereta salju.. Pleass bantu gue lolos dari Reynad, gue mohon. Gue janji bakalan lakuin apapun yg lo mau, dua suer. Yah, pleass" bisik Bianca memohon. "Kali ini ajah."

Farel masih diam seraya menatap bianca, lalu bergantian menatap Reynad. "Apapun yg gue mau?" bisik Farel kemudian, dan di balas anggukan kecil Bianca.

Farel melepas genggaman tangan Bianca yg memegang tangannya, membuat Bianca melototinya. "Mau kemana lo?"

Farel tak memjawab, dia berjalan melewati Bianca dan berhenti tepat di depan Reynad. Farel menatap Reynad sejenak lalu berganti menatap tangan Reynad yg masih menggenggam tangan Bianca dan melepaskan tangan Reynad menjauh dari tangan bianca.

"Bisa bahas ini lain kali saja, aku dan Bianca mau ngomong sesuatu. Ini tentang keluarga" ucap Farel akhirnya. Tanpa menunggu jawaban Reynad, farel langsung membawa Bianca pergi.

TBC...



Cool Boy(END)√On viuen les histories. Descobreix ara