Day 1. Rumah Sakit

85 24 6
                                    

Terkadang, kita memang harus menyembunyikan sesuatu untuk kebaikan seseorang yang kita sayang.

~~~
Aku tidak tau apa yang terjadi, semuanya gelap. Dan aku hanya mendengar suara suara teriakan yang tidak asing bagiku.

Ya, aku tau itu suara papa. Papa sedang menangis, tapi...kenapa??

Oh..ayolah, aku ingin bertemu papa. Aku tidak tega mendengar papa menangis histeris seperti itu.

Dan tiba tiba...aku mulai tersadar ternyata sedari tadi aku pingsan. Aku pun melihat kesekeliling, ada papa dan mama, Alex itu nama papaku, dan Diana nama mamaku.

Aku berada diruangan bercatkan putih, dan kepalaku diperban. AKU BERADA DIRUMAH SAKIT!, pikirku terkejut.

Kepalaku sangat pusing, aku tidak tau mengapa aku bisa berada dirumah sakit. Kepalaku diperban, itu tandanya aku mengalami kecelakaan? tapi kenapa??

Aku berusaha mengingat tetapi tidak berhasil. Kepalaku sangat sakit, seperti ditusuk tusuk oleh ribuan jarum secara bertubi tubi.

"Bagaimana keadaanmu, deva?" terdengar suara papa yang mengagetkanku dari arah pintu masuk.

"Sudah mendingan pa" ucapku sambil tersenyum tipis, tidak ingin papa khawatir.

Aku berbalik bertanya kepada papa. "Pa, deva sebenernya kenapasih? Kok kepala Deva diperban??

Setelah beberapa detik, papa baru mulai bicara. "Deva tadi abis kecelakaan, lebih baik sekarang Deva istirahat aja ya, biar cepet sembuh." jawab papa.

Aku hanya tersenyum.

Aneh...seperti ada yang disembunyikan dari papa?! Tapi sudahlah. Apapun yang papa lakukan pasti untuk kebaikanku juga.

*Sebelum Deva tersadar

Alex sedang duduk diluar kamar tempat Deva dirawat. Seorang dokter keluar dari kamar Deva.

"Permisi, saya perlu bicara dengan keluarga pasien" kata dokter itu kepadaku.

"Iya dok. Saya ayahnya." kata Alex

"Baiklah. Mari ikut saya" katanya sambil berjalan.

Alex hanya mengikuti dokter pergi keruangannya. Bagaimana dengan keadaan Deva?? Pikir Alex

Sesampai diruangannya, dokter itu memulai pembicaraan.

"Anak anda mengalami cedera otak. Kemungkinan dia akan lupa tentang penyebab cedera otaknya ini. Sebaiknya, jangan ceritakan dulu penyebab cedera otaknya, dikhawatirkan apabila dia mengetahuinya dia akan mengalami trauma yang cukup berat." ucap dokter itu menjelaskan.

"Baik dokter, apa yang harus saya lakukan agar anak saya cepat sembuh?" tanya Alex khawatir.

"Sebaiknya, anak anda jangan terlalu memaksakan untuk mengingat penyebab penyakitnya ini, dan lakukan terapi secara rutin."

"Iya dok. Akan saya lakukan yang terbaik untuk anak saya. Kalau begitu saya permisi dulu dokter." kata Alex kepada dokter, dan dokter itu hanya mengangguk.

Ketika Alex sampai dikamarnya ternyata Deva sudah siuman.

"Bagaimana keadaanmu, Deva?" tanya papa.

"Sudah mendingan pa" ucapku, sambil tersenyum tipis, aku tidak ingin papa khawatir.

Aku berbalik bertanya kepada papa. "Pa, Deva sebenernya kenapasih? Kok kepala Deva diperban??

Setelah beberapa detik, papa baru mulai bicara. "Deva tadi abis kecelakaan, lebih baik sekarang Deva istirahat aja ya, biar cepet sembuh." jawab papa

Setelah aku sadar, aku pun penasaran apa yang membuatku berada dirumah sakit. Tetapi, pertanyaan itu hanya ku simpan didalam benakku. Lantaran apabila berusaha mengingatnya, kepalaku merasa sangat sakit.

~~~
Suatu hari, aku merasa bosan berada dikamar rumah sakit. Dikamar sedang tidak ada orang. Aku memutuskan untuk pergi keluar kamar. Aku pergi ketaman rumah sakit.

Ditaman itu, aku bertemu dengan seorang anak perempuan cantik, yang duduk dikursi roda. Kemudian aku mendekati anak perempuan itu.

"Hai dik...lagi apa?" ucapku ramah kepada anak perempuan tersebut.

"Enggak lagi ngapa ngapain kak." katanya sambil tersenyum.

Walaupun dia tidak mengatakannya tapi aku tau kalau adik ini lagi bersedih.

"Kamu sakit apa?" tanyaku.

"Leukimia kak. Dan aku divonis dokter umurku tidak akan lama lagi." ucapnya sedih.

Jadi ini yang membuatnya sedih. Pikirku.

"Emm..nama kamu siapa?"

"Kirana" jawabnya

"Gini ya Kirana, hidup seseorang itu ada ditangan Allah, bukan di vonis dokter, jadi kamu gaboleh putus asa gitu. Kehidupan yang sebenarnya adalah bagaimana kamu menjalani hari hari yang kamu miliki dengan sebaik baiknya. Berumur pendek, jika digunakan untuk sesuatu yg bermanfaat, jauh lebih baik daripada berumur panjang tetapi hanya untuk disia siakan. Masih banyak orang diluar sana yang sama seperti kamu, tapi mereka tetap semangat menjalani sisa sisa hidupnya. Kalau mereka bisa tetap semangat, kenapa kamu tidak. Yakan?" ujarku menyemangatinya.

"Kakak benar...aku harus semangat! Karena hidup itu ditangan Allah, bukan di vonis dokter. Aku janji aku akan mensyukuri setiap hari hari yg dikasih Allah ke aku. Makasih kak!"

"Nah gitu dong..harus semangat!!!"

Tiba tiba ada seseorang yg memanggil Kirana.

"Kirana... Ternyata kamu disini, mama cariin daritadi."

Aku dan Kirana menoleh kearah suara tersebut.

"Iya ma... Aku daritadi sama kakak ini, dia nyemangatin aku ma!"

"Oh ya, makasih ya nak." kata mamanya Kirana.

"Iya sama sama tante, kalau gitu saya mau kekamar saya dulu, takut papa nyariin." kataku kepada mamanya Kirana.

"Oh yasudah kalau begitu." balas mama kirana.

"Iya tante. Kirana, kakak duluan yaa... Daaah." ucapku kearah Kirana, sambil melambaikan tangan

"Daah kak." ucapnya sambil membalas melambaikan tangan kepadaku.

Duh.. Papa pasti udah nyariin aku nih. Aku harus cepet cepet balik kekamar.
---

Stay tuned

Mysterious DayWhere stories live. Discover now