PARIS

4.6K 210 12
                                    

Aku sedang menyisir rambut sambil bernyanyi tidak jelas. Entah mengapa rasanya hari ini aku merasa bahagia sekali. Setelah tadi malam Mama dan Papa membolehkanku pergi berlibur berdua dengan Niall aku sangat senang, dan senyuman ini tidak luntur dari wajahku sejak tadi malam. Aku sudah selesau mandi, dan aku sedang menunggu Niall dengan tidak sabar.

"Ayesa, Niall udah jemput nih." Teriak Mama dari bawah.

"Iya tunggu sebentar." Balasku berteriak sambil melompat dari atas kasur dan meraih tas beserta koper yang sudah aku persiapkan.

Aku menuruni anak tangga dengan seulas senyuman yang belum juga luntur dari sana. Berjalan sampai di pintu depan dan aku menemukan Mama sedang mengobrol dengan Niall.

"Ma aku pergi dulu ya." Pamitku pada Mama lalu mencium pipinya.

"Iya hati-hati ya." Jawab Mama tersenyum.

"Tante saya pamit pergi dulu." ujar Niall.

"Niall, Tante titip Ayesa ya. Jagain yang bener." Kata Mama sambil menepuk-nepuk pundak Niall.

"Iya Tante pasti saya jaga, permisi."

Aku dan Niall berjalan beriringan menuju sebuah mobil yang terparkir di depan rumahku, ternyata ini mobil milik Zayn, dan dia akan mengantarkan kami.

"PERRIE." Pekikku kaget saat menemukan Perrie duduk di dalam mobil ini. Astaga aku merindukannya.

"AYESA." Balas Perrie berteriak lalu dia menarik tanganku dan buru-buru mengajakku masuk ke dalam mobil. Sedangkan Niall memilih untuk jalan memutar dan duduk di jok kosong samping Zayn. "Gue kangen banget sama lo." Ujar Perrie.

"Gue juga." Balasku.

"Gimana Indonesia?"

Mobil pun melaju, sementara aku dan Perrie saling bertukar cerita satu sama lain.

"Lo mau kemana?" tanyaku pada Perrie.

"Mau jalan aja sama Zayn. Cie mau holiday, oleh-olehnya ya." Ucap Perrie mencubit pipiku.

"Iya iya." Kataku mengiyakan.

Hanya memakan waktu singkat, akhirnya kami sampai di— stasiun? Kok? Bukan bandara? Aku sempat termenung sesaat, sampai akhirnya Zayn mengejutkanku. "Ayesa buruan 10 menit lagi." serunya.

"Eh? Iya." Kataku membuka pintu dan turun.

"Gue anter sampai sini aja ya. Lo berdua hati-hati, jaga diri lo." Ucap Zayn padaku.

"Iya." Jawabku seraya tersenyum.

"Niall, jaga dia, jangan di apa-apain." Seru Zayn.

"Nggak kan gue apa-apain juga, pasti gue jagain." Balas Niall.

"Jaga diri, kalo Niall macem-macem bilang aja sama gue ya." Ucap Perrie.

"Memangnya gue apaan sampai di bilang macem-macem? Gue cuman semacem nggak banyak macem." Ujar Niall polos.

"Iya deh, aku pergi dulu ya, bye." Pamitku pada mereka berdua.

"Bye." Balas Perrie seraya melambaikan tangan di balik kaca mobil, aku membalasnya sambil tersenyum. Tak lama setelah itu kaca mobil tertutup dan Zayn melajukan mobilnya menjauh dari bandara.

"Yuk." Kata Niall seraya menarik koperku dengan tangan kirinya dan menggenggam tanganku dengan tangan kanannya.

"Oh ya kok stasiun? Aku kira naik pesawat. Iya kan Paris beda benua gitu, emang bisa naik kereta?"

"Aku ajak kamu ke Paris naik kereta bawah laut."

"Oh ya? Wow." Kataku takjub.

Aku tidak pernah terpikir hal seperti ini sebelumnya. Kereta bawah laut? Okay aku tahu memang ada kereta bawah laut, hanya saja satu kali naik itu harganya sangatlah mahal. Umm okay aku lupa jika aku berpacaran dengan seorang superstar.

My Idol is My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang