7. Penglaris

158 5 0
                                    

Zahra POV

Selamat Membaca :)

Mataku terfokus pada mereka berdua. Lagi-lagi dua tuyul baru tersebut datang ke dalam kelas tempatku belajar. Kali ini mereka mengganggu dosenku yang sedang menjelaskan materi pelajaran. Kulihat mereka menarik-narik baju Bu Ayu Ningsih dan meledeki dosenku sembari tertawa. Namun, Bu Ningsih sepertinya tidak sadar kalau bajunya ditarik-tarik oleh maklhuk itu karena saking seriusnya menjelaskan di depan. Akan tetapi, melihat tingkah mereka membuatku jengkel dan marah. Mereka membuat aku tidak fokus belajar dan membuatku marah sebab mengganggu dosen menerangkan. Andai mereka bisa dibasmi layaknya hama pengganggu, pasti akan kubasmi bila aku mampu. Batinku saking jengkelnya.

Jam perkuliahan kami selesai. Sebelum beranjak ke luar kelas, terasa tanganku ditarik seseorang yang tak lain adalah Amel.

"Ra, jadi ikutkan?"

"Jadi, makan dimana Mel?"

"Di warung "Pemoedaa" yang terkenal itu Ra. Kita bisa foto-foto disana. Aku dapat kabar disana banyak angle menarik yang pas dijadikan tempat berfoto."

"Baiklah, Mel."

"Ayo!!" Ajak Amel semangat padaku.

Kami berdua naik sepeda motor yang dipinjam oleh Amel. Dia meminjam sepeda motor milik sahabatnya anak Tekhnik bernama Gery Kurniawan. Segera kami telusuri jalan menuju warung "Pemoedaa" dikawasan Air Sari. Tak lama kami pun sampai tujuan dan langsung memarkirkan sepeda motor. Benar saja tempat ini penuh sekali telihat dari banyaknya kendaraan yang terparkir mulai dari roda dua hingga roda empat. Terasa sesak sekali lapangan untuk parkirnya. Untung saja area parkir warung "Pemoedaa" ini cukup luas menampung kendaraan yang menumpuk.

Entah kenapa sesampai ditempat ini ada energi aneh yang kurasakan. Kakiku terasa berat untuk melangkah masuk. Rasanya batinku berkata "jangan masuk!" Tapi, tangan Amel menarikku agar segera berjalan masuk.

"Wahh, keren! Ramai lagi."

"Hmm."

"Pantas terkenal, design luarnya saja keren bagaimana dalamnya ya!?" Kata Amel penuh kekaguman.

Kami terus berjalan dan melangkah memasuki ruangan dalam. Ramai pengunjung yang datang kesini. Apalagi ini saatnya jam makan siang. Mahasiswa dan para pegawai kantoran memenuhi sebagian tempat ini.

Kami melihat Wijaya duduk di pojok kiri. Dia melambaikan tangan pada kami. Kami pun membalas lambaian tangannya sambil tersenyum. Tanpa melihat kiri-kanan langsung saja kami berjalan menuju tempat Wijaya menunggu. Setelah itu kami langsung duduk dan disapa oleh Wijaya.

"Hai"

"Hai." Jawab kami serentak.

"Sudah lama menunggu? Tanyaku pada Wijaya"

"Baru saja."

"Kita pesan apa?." Tanya Amel padaku dan Wijaya

"Apa saja Mel." Jawabku singkat.

"Menu favorit disini apa ya?" Kata Wijaya sambil membuka dan melihat daftar menu di depannya.

Amel dan Wijaya sibuk melihat daftar menu yang akan dipesan. Sedangkan aku hanya pasrah dengan keputusan mereka. Amel sudah mengerti tentangku. Dia paham kalau aku hanya ikut apapun yang dipesan oleh orang lain. Apalagi ini traktiran, biarkan mereka yang memilih menunya. Mataku terkesima melihat interior ruangan ini. Cantik! Aku berdecak kagum dalam hati. Ruangan makan semewah ini, pikirku. Mataku beralih memandang ke sudut lainnya dan....

Tubuh wanita itu ditumbuhi bulu-bulu lebat berwarna hitam. Dia tinggi sekali, setinggi ruangan ini sekitar tiga meter. Rambutnya panjang gimbal dengan taring berwarna hitam bermata besar dan lingkaran hitam pekat disekeliling matanya. Dia memperhatikan semua orang disini. Dia seperti menjaga pintu yang terhubung dengan dapur. Setiap makanan yang keluar dari dapur pasti terkena liur yang tidak berhenti menetes dari mulutnya. Pintu dapur tersebut seperti dihujani oleh liurnya yang tak kasat mata layaknya air terjun yang tak berhenti mengalir. Liurnya berwarna hijau kehitaman, kulihat liur itu ada di semua piring pelanggan. Mereka makan hidangan yang telah terkena liur wanita tersebut. Aku jijik dan mual melihat semua itu. Pantas saja sejak diparkiran tadi aku merasa aneh dan mencium aroma menyengat berbau busuk. Ternyata semua karena dia. Tak salah lagi pasti dia jin penglaris warung ini. Batinku

ANAK ANGKAT GAIBWhere stories live. Discover now