2. Dosen Favorit

521 10 3
                                    

Happy Reading :)

Aku dapat informasi dari komting bahwa hari ini kami masuk kuliah siang. Kembali kutarik selimut diperaduan setelah melaksanakan shalat subuh. Ingin kuistirahatkan tubuh ini lebih lama karena kecapaian begadang mengerjakan tugas kuliah. Ini hari keempat aktif kuliah setelah libur semester. Satu hal yang membuat hari ini istimewa bagiku, dosen yang ku kagumi akan masuk kembali mengajar kami setelah dua semester tidak bertemu. Beliau adalah ibu Hera Lisdawati Dermawan, M.E. Aku mengenal beliau saat semester pertama masuk di kelas kami. Sejak pertemuan pertama aku mengagumi beliau. Cara bicara, ekspresi, bahasa tubuh, materi yang ia ajarkan, semua terlihat mengagumkan seolah ia sempurna tanpa celah sedikitpun. Setiap perkataannya langsung terserap oleh otakku. Hal itu yang membuat aku menyenangi beliau. Aku semakin semangat dalam belajar. Sebanyak apapun tugas yang diberikan dengan senang hati ku kerjakan. Karena itu aku ingin merasakan lagi hal yang sama seperti disemester satu.

Dulu saat pertama kuliah, aku mendapat kabar bahwa beliau dosen yang digemari banyak mahasiswa. Ternyata bukan aku saja yang mengagumi beliau. Banyak teman, senior dan mahasiswa dari fakultas lain mengagumi beliau. Beliau dinobatkan sebagai dosen favorit oleh sebagian mahasiswa. Aku tidak menampik hal itu, karena wajar saja bila beliau digemari banyak orang terlepas dari penampilan fisik yang mempesona. Namun, bukan hanya pengagum saja, beberapa dari mahasiswa/i tidak suka karena ketegasan beliau.

Rasanya aku tidak sabar menunggu kedatangan beliau di kelas. Tidak sabar mendengar suara bu Hera saat menjelaskan. Bukan hanya itu, aku suka ketegasan, kedisiplinan dan kebijaksanaan yang beliau miliki. Benar-benar model di dalam kelas, sehingga aku tertarik untuk belajar.

###

Kring...kring...kring

Suara alarm berdering, pukul 9 tepat aku bangun.

"Mel...Amel bangun. Bangun Mel, kuliah! Bu hera yang masuk."

"Iya... sebentar. Sebentar lagi. Lima menit lagi ya Ra. Aku masih ngantuk."

Aku membangunkan Amel yang masih tertidur pulas. Amel adalah tipe orang yang sulit dibangunkan. Seperti biasa saat dibangunkan Amel selalu mengundur waktu. "Sebentar Ra, lima menit lagi, lima menit lagi, lima menit lagi." Aku jadi hafal kebiasaannya.

"Tidak! Harus bangun sekarang. Cepat mandi dan sarapan!"

"Sebentar lagi sa ha batku Anindita Zahra. Aku masih ngantuk karena begadang semalam."

"Bangun! Cepat!"

Kutarik kencang selimut yang ia kenakan. Kata-kataku terakhir seperti menghardik padanya. Kalau tidak begitu, Amel tidak akan bangun sampai berjam-jam berikutnya. Aku telah mandi dan sarapan ia tetap tidur. Sudah berkali lipat lima menit yang ia habiskan masih belum bangun juga. Aku sampai heran, bagaimana cara ia bangun cepat kemarin.

"Kenapa sih Ra? Kamu kasar sekali! Bu Hera masuk jam 13.30 wib untuk apa cepat ke kampus."

"Bagaimana tidak kasar, kamu itu nggak bangun juga daritadi. Dari aku belum mandi dan sarapan kamu tidur terus. Ingat! Hari ini kita wajib kumpulkan tugas makalah pada pukul 11.00 wib di ruang prodi jurusan ekonomi. Kalau terlambat satu menit saja pak Subroto tidak akan menerima tugas kita. Tidak ada toleransi apapun jika tidak mengumpulkan tugas. Secara otomatis nilai kita akan C di KHS. Kita juga belum mencetak makalahnya, butuh waktu antri di fotocopy 'Mewah' jika ingin dapat harga miring."

"Oh iya, benar Ra. Aku akan mandi! Sekarang jam berapa?"

"09.28 wib!"

"Ya ampun, waktunya sebentar lagi."

"Makanya jangan lama mandi, sarapan dan dandan."

"Siip."

***

ANAK ANGKAT GAIBWhere stories live. Discover now