BASTARD

166K 9.6K 117
                                    

"Apa menjadi bajingan saja belum cukup buat kamu? Sekarang kamu mau jadi pengecut! Dengar, aku tidak tahu ada berapa banyak wanita yang sudah tidur denganmu. Tapi yang ini, yang kamu bawa ke rumah, dia bisa jadi masalah!"

"Dia hanya gadis kampung yang nggak akan bicara apa-apa, Pa!"

"Kamu pengecut bajingan!"

"Aku nggak bisa. Kalau aku menikah dengan dia, bagaimana posisiku di kantor, Pa. Bagaimana pertunanganku dengan Rachel?"

"Kamu sendiri yang menghancurkan dirimu. Bukan perempuan itu! Siapa yang mengajarimu seperti ini?"

🍃🍃🍃

Sebuah tangan menghalangi angin yang berhembus agar nyala lilin di atas kue tidak mati. Langkah hati-hati itu diikuti oleh langkah orang lain yang tak sabar ingin membuka pintu kamar.

"Cepet buka!"

Dengan sekali putar, pintu itu bisa didorong. Seseorang lalu tanpa sabar berteriak, "SURPRISE!"

Diikuti suara lain dan kemudian tirai ditarik dengan kuat agar cahaya matahari pagi masuk.

"SURP-"

Dan apa yang didapati tamu pagi itu lebih dari sebuah kejutan. Tak ada pergerakan dari dalam kamar. Namun, semua jadi lebih mudah dengan tidak ada pergerakan sama sekali.

"Bangunkan anak itu, suruh dia keluar!"

Dia menaruh kue di meja dekat lemari, dimana ada banyak pekerjaan berserakan di atasnya. Lelaki yang memberi perintah tadi sudah keluar bersama istrinya. Mengusap wajahnya, dia mengambil gelas air dan menumpahkannya ke kepala lelaki yang masih tertidur itu.

"What-?" serunya kaget sambil menyapukan tangannya menepis air. Dia membuka matanya dan meminta penjelasan.

"Pakai baju kamu. Papa, Mama, nunggu diluar. Jelasin!" dia menunjuk orang lain yang berada di sebelah lelaki yang sedang mengacak rambutnya itu. "What the hell, Sabta!"

🍃🍃🍃


Pernikahan ini tidak diharapkan sedikitpun oleh Dayu. Ini pernikahan paksa penutup mulut. Dia bukan datang ke kota untuk berakhir seperti ini. Dia belum siap menikah, dia tidak ingin menikah sekarang.

Dayu tidak pernah membayangkan kalau dia akan menghabiskan waktu dua jam untuk berdandan. Tidak pernah bermimpi mengenakan gaun rancangan dari rumah mode ternama- yang kini sedang membalut tubuhnya. Dia juga tidak pernah tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi dalam hidupnya. Diatas semua itu, dia tidak pernah berpikir untuk menikah saat pertama kali datang ke kota. Dengan lelaki ini.

Saat mendapati dirinya pagi itu bersama laki-laki yang kini jadi suaminya, Dayu tahu semuanya akan berubah mengerikan. Dia tidak kenal laki-laki ini, dia tidak kenal siapa suaminya ini!

Tamu yang datang semua adalah orang asing baginya. Setengah mati dia mengulas senyum, membalas sambutan tangan dari mereka, mengamini doa yang terujar, dan tentu saja menahan air matanya.

"Sabta!" dia memeluk Sabta, namun pandangan matanya melihat Dayu, tersenyum pada perempuan itu.

Sabta menepuk punggung lelaki itu.

Dia melepas pelukan. "Dia cantik," godanya.

"You can have her." ujarnya malas. "Kenapa udah mau pulang aja kalian?"

Dia tertawa, meninju dada Sabta pelan. "Berharap aja kalau itu nggak akan pernah jadi nyata. Ada yang minta dijemput di bandara."

"Aku serius."

DAYA (PUBLISHED ON KK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang