Hallo!

347 17 20
                                    


Drrriiiiingggg...
Deriiinggggg....

Fauza menggeliat, segera meraba raba jam beker diatas meja dengan mata yang masih tertutup rapat

"tekk"

berhasil. suara bising itu tak terdengar lagi

ia menarik selimut menutupi kepalanya. melanjutkan mimpi indahnya yang sempat tertunda

5 menit kemudian,,

"fauza... bangun! udah siang nanti kamu terlambat" seseorang menggedor pintu dari luar

fauza tidak peduli tidurnya terlalu nyenyak

tidak mendapat jawaban, Kirana menghela nafas jengah
"fauza.. fauza? ayo cepat bangun! udah siang ini"

akhirnya fauza mengeliat malas, saat menyadari suara yang mengalahkan suara petir disiang bolong itu adalah milik bundanya

fauza heran kenapa bundanya tidak pernah bosan berteriak teriak di pagi bolong setiap hari

  "iya bundaa. udah bangun kok"

udara terlalu dingin, fauza bersidekap, ia pasti bakalan mati karna beku jika nekad mandi, itu alasan yang sangat konyol yang ia buat untuk dirinya sendiri.

kirana menghela nafas panjang

"bunda tunggu di meja makan" ujarnya sebelum akhirnya beranjak dari pintu kamar anak semata wayangnya, menuruni tangga menuju dapur

Drrriiiiingggg...
Deriiinggggg....

"agghhh"

suara apalagi itu?

dengan malas fauza terpaksa membuka matanya untuk mencari sumber suara yang memekakan telinga itu

suara itu berasal dari kamar mandi?!

oh shit! strategi yang luar biasa. wanita muda itu sengaja menaruh jam beker diatas bak mandi, fauza paling tidak nyaman dengan suara bising. ia pasti buru buru untuk mengenyahkan benda menyebalkan itu. jika ingin melakukannya, maka harus bergerak kesana. artinya ia harus bangun. bagus sekali! bundanya mendadak pintar akhir akhir ini

fauza bergegas ke kamar mandi, karna sudah tidak tahan dengan benda biadap yang terus berdering itu. sebenarnya ia masih mengantuk, tapi apa boleh buat.

"tek" fauza memukul benda itu dengan sekuat tenaga, tentunya memukul tombolnya dengan tangan. jika ia memukulnya dengan tongkat kasti, bisa bisa benda itu hancur berkeping keping. meskipun jengkel fauza masih waras bahwa benda itu tidak didapatkan oleh bundanya dengan gratis.

fauza berjalan gontai keluar kamar mandi sambil sesekali menguap, ia masih sangat mengantuk.

cahaya diluar sudah terlihat terang, pantas saja. ternyata sudah pukul 7

astaga, terlambat!

mata fauza yang tadinya berat langsung melebar lalu beberapa saat kemudian mengerjap mengerjap sambil berfikir. mengapa ia terkejut? akting yang bagus, faktanya setiap hari ia selalu terlambat. bisa dikatakan semenjak berseragam putih abu abu. ia sendiri juga tidak tahu kenapa ia menjadi semakin pemalas seperti ini. padahal dulu ia sangat rajin bangun pagi

setelah selesai memasang seragamnya, fauza memandangi dirinya sejenak di depan kaca. ia mengusap kantung matanya yang terlihat semakin besar, seharusnya ia tidak terlalu sering bergadang. itulah penyebabnya ia sulit bangun pagi, bukan karna pemalas.

Dimeja makan sudah tersedia segelas susu dan beberapa potong roti serta beberapa menu sarapan lainya. fauza sadar bahwa bundanya benar benar telaten dan ibu yang hebat bagi keluarga kecilnya

TEDUH (diary fauza)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang