Hari ini Syifa merasa sehat kembali, setelah kemaren seharian penuh hanya berbaring di tempat tidur, Adam pun melarangnya melakukan aktivitas dan melarangnya keluar kamar, sehingga Syifa merasa bosan .
Seperti biasa, Syifa melakukan aktivitasnya didapur, menyiapkan sarapan untuk mereka berdua . Kemudian membereskan rumah, menyuci pakaian, dan bersantai menunggu Adam pulang dari toko.
"Halo cantik " .
Sapaan tersebut datang bersamaan dengan sebuah tangan yang melingkar dipinggang Syifa, dan kali ini Syifa tahu bahwa pengacau itu sudah datang . Syifa segera berbalik dan menghadap Adam.
"Halo juga tuan pengacau, bisakah kau melepaskan tangan mu " . Pintanya dengan nada suara yang dibuat-buat .
"Baiklah tuan putri, tapi dengan satu syarat " . Jawab Adam sambil menunjuk bibirnya.
"Kamu apaan sih, Ngga " . Teriak Syifa .
"Kamu kenapa sih teriak-teriak segala, maksud aku itu tuh ada bekas makanan disudut bibir kamu " . Adam mengangkat tangannya dan mengusap bibir Syifa hingga bekas makanan itu menghilang .
"Mmm..maa..masa.. masa sih? " . Tanya Syifa gelagapan .
Adam mengangguk kemudian melangkah pergi menuju meja makan, Syifa hanya berdecak kesal sambil bergumam tak jelas . "Dasar tukang baperin orang " .
"Oh iya jangan lupa syaratnya " . Teriak Adam dari meja makan .
"Apa? " . Balas Syifa tak kalah keras.
"Sini deh, ngga enak di dengar tetangga kalau teriak-teriak " . Ucap Adam sambil menepuk kursi di sampingnya .
Syifa membawa nasi goreng dan telor ceplok masakannya ke meja makan, kemudian ikut duduk disamping Adam .
"Apa? " . Ulang Syifa
"Aku mau kita dinner " . Bisik Adam di telinga Syifa.
"Dinner? " . Mulut Syifa terbuka lebar, pikirannya melayang-layang membayangkan acara dinner mereka, sebelum khayalan Syifa semakin menjauh, Adam segera meniup wajah Syifa .
"Cantik-cantik kok mangap gitu, entar dimasukin lalat, mau? " . Ledek Adam .
Syifa langsung tersadar, wajahnya langsung memerah, Adam hanya tertawa geli melihat kelakuan istrinya .
Mereka kemudian makan sarapan dalam diam, mereka sama-sama saling membayangkan dinner nanti . Syifa yang mengkhayal tentang dinner romantis mereka, sedangkan Adam yang memikirkan kejutan untuk Syifa .
"Aku pergi dulu ya " . Ucap Adam setelah melihat jam tangannya .
"Hati-hati dijalan " . Ucap Syifa yang ikut berdiri dan ikut mengantar Adam ke depan pintu .
"Kalau buat kamu, dirumah aku juga hati-hati " .
Syifa memukul bahu Adam pelan sambil menampakkan wajah cemberutnya, dengan gemas Adam mencubit hidung Syifa hingga mereka berdua tertawa .
Setelah puas tertawa, Syifa mencium tangan Adam yang dilanjutkan Adam dengan mencium kening Syifa . Adam mulai masuk ke mobil dan melambaikan tangan, Syifa kembali melangkah masuk ke dalam rumah ketika mobil Adam mulai menghilang di telan jalan .
Syifa buru-buru masuk dan membereskan rumah, kegiatan yang ia tak pernah luput dari senyum dan bayang-bayang akan dinner mereka nanti . Mungkin Adam sudah menyiapkan kejutan untuknya? apakah yang akan Adam lakukan nanti malam?.
Berbagai pertanyaan menggelayuti kepalanya, namun Syifa tak mau ambil pusing .
Setelah satu jam bekerja ekstra dirumah, Syifa menghentikan pekerjaannya dan beristirahat di dekat balkon, menghirup udara segar dan bermandikan cahaya matahari . Ia merentangkan tangannya sambil bersandak di pundak sofa empuk, dan kicauan burung membawanya ke dalam mimpi indah.
_____Pukul 4 sore, mobil Adam sudah nongkrong di dalam bagasi, untungnya hari ini ia tidak terlalu sibuk, sehingga bisa dengan cepat bertemu istrinya .
Adam membuka pintu utama, ruang tamu terlihat begitu lengang . Mungkin istrinya sedang ada di kamar . Adam melangkahkan kakinya ke kamar, masih sama seperti ruang tamu, sepi .
Mata Adam menyapu sekitar kamar, dan matanya berhenti tepat di balkon . Syifa, istrinya tengah tertidur disana . Adam mendekat dan memandang wajah istrinya yang terlelap, wajah yang begitu tenang itu menghembuskan napas dengan teratur .
![](https://img.wattpad.com/cover/156514392-288-k300773.jpg)
VOUS LISEZ
I Love You My Chef
Roman pour AdolescentsREVISI Seorang wanita yang seharusnya bertutur kata lembut dan manis, rapi, dan anggun di mata laki-laki itu tidak ditemukan pada diri Syifa. Gadis berumur 18 tahun yang tiba-tiba saja menikah tak lama setelah kelulusan sekolah SMA-nya. Semuanya be...