DAY VII : THE SADIST AND A HARLOT

1.1K 87 15
                                    

Theme: "ONE NIGHT STAND"

Disclaimer: Gintama is not mine! It's Sorachi-sensei masterpiece.

#OkikaguWeek2018 #Day7

.

.

.

Okita Sougo, seorang jajaran direksi dan juga CEO perusahaan yang bergerak di bidang komunikasi. Tiada hari tanpa kesibukan yang sia-sia, selama 24 jam sehari... 7 hari seminggu, waktunya untuk sekedar bersantai hanya sekitar 3 jam perhari sudah termasuk waktu tidur dan berolahraga.

Kepribadian dingin, ambisius, workaholic selalu tercermin dari aura kebesaran CEO termuda dalam sejarah dunia bisnis itu, 23 tahun. Dia selalu menjadi panutan terhormat saingan bisnis, tak jarang wanita-wanita sosialita berkelas atas ingin menaklukan hati pangeran Sadis macam ini.

Julukan pangeran Sadis dia peroleh karena dia mampu dengan mudah menghancurkan satu perusahaan besar yang menjadi saingan bisnisnya tanpa ampun dan belas kasih. Semua aliran ekonomi Jepang seakan digerakan lewat jari-jemari lelaki dengan rambut berwarna pasir ini.

Saking ketatnya dia dalam berbisnis, bahkan Direktur Perusahaan... Kondo Isao dan Public General Manager... Hijikata Toshiro selalu geleng-geleng kepala ketika bocah ini melemparkan permintaan yang tidak-tidak. Bahkan seorang Office-Boy yang membersihkan ruangan sang CEO, Yamazaki Sagaru selalu merasakan sensasi jantungan setiap kali bertugas didalam ruangan Sougo.

Suatu ketika, Sougo memikirkan suatu hal tentang nilai mata uang yang sedang menurun drastis, mempengaruhi banyak nilai investasinya yang menurun. Telepon genggamnya berbunyi, sebuah panggilan masuk berasal dari kolega bisnisnya di Taiwan.

"Yoooo, lama tak berjumpa... kawan..."

"Hooo... sejak kapan kau memanggilku kawan, orang tua..."

"Yaaaaaah~ apa salahnya jika aku menyapa sebelum membicarakan bisnis seperti biasa bukan?"

"Terserahmu saja..."

Pembicaraan itu kemudian berlanjut sekitar hampir setengah jam, tak ada bahasan lain selain bursa pasar ekspor-impor, peluang dan profit layaknya pemikiran seorang pengusaha. Hingga kolega bisnisnya yang bernama Abuto membuka topik lain tak lama setelah pembicaraan bisnis mereka selesai.

"Aah... kudengar kau menggagalkan pernikahan lagi ya, bocah kampret..."

"Oh, kau mendengarnya?"

"Hmmm, padahal ayah Nobume-ojou itu memiliki aset kekayaan terbesar kedua setelah perusahaanmu, apa kau tidak takut jika Isaburo memilih untuk memakai cara curang dalam pasarmu? Kau tidak memikirkan keuntungan yang kau dapat jika menikahinya?"

"Jangan bercanda, waktuku hanya akan sia-sia jika aku mengikuti pernikahan berkedok seperti itu. Isaburo hanya memanfaatkan anaknya untuk meracuni perusahaanku dari dalam, ossan..."

"Hmm... apa kau tak merasa kesepian Okita-san? Setidaknya masa mudamu harusnya sudah merasakan gejolak cinta kaula muda. Hahaha..."

"Maaf, cinta tak akan membuatku meraih keuntungan lebih besar, terimakasih atas sarannya."

Beep! Komunikasi itu terputus oleh salah satu pihak yang mengucapkan kalimat terakhirnya barusan. Sougo merasa eneg saat ditanya-tanya masa muda, pecintaan dan lain sebagainya. Yang ada di kepala lelski surai cokelat pasir itu hanyalah efisiensi waktu dan maximum profit.

.

.

.

Seminggu setelah menerima telepon dari Abuto, Sougo melakukan perjalanan bisnis ke Taiwan, dia merasa harus turun langsung ke lapangan untuk mengecek aset yang berada disana. Pertemuan dan agenda itu direncanakan memakan waktu selama satu bulan penuh, dipenuhi dengan agenda rapat, presentasi dan peninjauan langsung ke lapangan.

Okikagu Week 2018 x JUSTAWAY-MADAO!Donde viven las historias. Descúbrelo ahora