Rasa sayang gue ke lo kaya keputusan hakim. Mutlak, cuma buat lo.
.
.
.
.
Shenna POV.
"Shen!" Teguran Vernon berhasil memecahkan lamunan Shenna.
"Ah, iya, ada apa?" Jawab Shenna.
"Kamu ngelamun? Kenapa?" Tanya Vernon.
"Gara-gara lo ver, gue belum bisa buka hati buat lo, bahkan sampe detik ini." shenna membatin dalam hati.
"Dih ditanya diem aja!" Vernon berbicara kembali.
"Nggak, gapapa ko. Eh disana ada penjual gulali kan? Kesana yuk!" Ajak Shenna mencoba mengalihkan pembicaraan yang untungnya tidak disadari oleh Vernon.
"Ay- Uhukk, uhukk." Langkah Vernon terhenti seketika kepalanua merasa nyeri dan batuknya mengeluarkan sedikit darah.
"Vernon! Astaga! Kamu gapapa? Kita kedokter aja ya, aku takut kamu kenapa-kenapa." Ucap Shenna tulus.
"Nggak usah, kita pulang aja. Maaf ya Shen, setiap kita jalan selalu kaya gini. Maafin aku yang penyakitan ini." Ucap Vernon dengan rasa kesal pada dirinya sendiri.
"Kamu ngomong apa sih! Ga ada yang salah, tuhan takdirin jalannya kaya gini, aku bakal ada di sisi kamu. Sampai kapanpun." Ucap Shenna.
"terima kasih tuhan telah memberikan wanita sebaik dan sekuat dia" Batin Vernon.
"Tuhan ... Aku gak mau nyakitin siapapun disini, aku mau orang terdekatku bahagia. Kenapa kau menentukan takdir ku untuk dipermainkan seseorang seperti ini?" Batin Shenna.
Merekapun berjalan kearah mobil dengan Shenna yang membantu Vernon yang tertatih-tatih.
.
.
.
.
Ganendra POV.
"Woi, jangan diem aja kita disini buat have fun! Ayo lah paling enggak lo harus three point hari ini" Ucap Woozi yang melemparkan bola basket kearah Ganendra.
"Ayam tetangga gue mati kesambet gara-gara ngelamun mulu." Lanjut celotehan absurd Woozi.
"Ji, emang gue salah ya sayang sama orang yang udah punya pacar?" Pertanyaan Random Ganendra macem ini nih yang bikin Woozi serasa diberikan kuis sama Dosen kesayangannya Pak Ricky.
"Kenape lagi? Lo masih gabisa lupain Shenna?" Tanya Woozi.
Bukan Woozi namanya kalo nggak pekaan. Kalo kata Jin mah Woozi dapet gelar, orang terpeka sedunia.
"Gatau, gue juga gak ngerti sama perasaan gue, gue sayang tapi gue benci." Ucap Ganendra.
"Dra, gini ya. Gue bukan pakar cinta yang bisa kasih lo solusi ini-itu buat lo. Tapi please jangan buat lo larut dalam diri lo, lo punya gue, lo bisa tumpahin semuanya ke gue. Gue gamau lo sakit sendiri. Lo bisa curhat sama gue tapi gue gak ngejamin bisa ngasih solusi." Ucap Woozi panjang kali lebar.
"Panjang bener balesan lo kaya seventeen lagi baris." Ucap Ganendra.
"Sialan lo." Ucap Woozi.
"Yaah gila cuma berduaan doang nih kita pada gak diajak?" Seru Daniel yang berada tepat dibelakang Woozi dan Ganendra bersama Soni.
"Gede ambek bener ini bocah satu demi dah. Ngumpul tinggal ngumpul nyed." Jawab Woozi.
Mereka pun bercanda bersama melupakan sejenak masalah masing-masing yang mereka tempuh selama ini.
.
.
.
.
TBC
YOU ARE READING
It's Problem.
Teen FictionYang menceritakan tentang 'mereka' yang mengerti apa arti kepahitan, pengkhianatan, sakit hati yang mendalam hingga pecah belah nya keluarga. 'Mereka' memiliki masalah tersendiri dalam diri. 'Mereka' menyembunyikan nya dengan amat sangat baik. 'Mer...
