Yoongi

4.9K 704 95
                                    

"Hyung, kau baik-baik saja?"

Suara bariton itu teramat jelas tertangkap di telingaku. Lagi, dan kembali kurasakan gejolak aneh akibat suara si Kim itu. Aku sungguh tak mengerti dengannya, kenapa belakangan ini dia selalu saja mengikutiku? Hey, bahkan saat aku berlari kecil menuju toilet, tau-tau saja dia sudah berdiri di belakangku seperti ini.

Dasar bocah aneh.

"Hyung, akuㅡ"

"Minggir! Badanmu menghalangi pintu."

"Hyung, kurasa kita perlu bicara."

"Bicara? Sekarang?", aku mendengus, "Aku sedang dalam keadaan tidak memungkinkan untuk bicara Tae. Kondisi kantung kemihku lebih penting saat ini!"

Taehyung menahan lenganku yang hendak mendorongnya agar menyingkir dari pintu. Dengan sedikit kasar aku menepisnya dan tak lupa kuberi dia satu delikan tajam andalanku.

"Mengganggu sekali sih? Kau ini kenapa?"

"Aku tau kau marah padaku, Hyung. Untuk itu aku ingin meminta maaf."

Dahiku mengernyit bingung, sama sekali tak paham dengan apa yang dikatakannya barusan.
Aku? Marah padanya? Atas alasan apa? Aku memang terganggu karena dia terus mengikutiku sepanjang hari tapi bukan marah. Dia salah paham atau bagaimana?

"Apa yang kau bicarakan? Siapa pula yang marah denganmu, Tae?"

Pertanyaanku membuat ekspresi Taehyung seketika berubah. Dia tersentak kaget meski bisa terlihat ada binar cerah di matanya.

Tunggu, kenapa aku jadi memperhatikan matanya?

"Su-sungguh?", Taehyung memegangi kedua lenganku, "Kau serius kan Hyung?"

Aku mendengus jengah, "Kau ini sebenarnya kenapa?"

"Aku hanya-", Taehyung menghela napas pendek, "Aku hanya takut kau marah padaku hanya karena diaryku itu Hyung."

"Apa? Diary?", ulangku dan langsung dibalas anggukan kepala oleh Taehyung.

Oh, tunggu sebentar. Kalau diary yang dia maksud adalah notes dengan berbagai macam gambar absurd yang disertai berbagai puisi konyol yang kutemukan beberapa hari lalu di kamarnya-

"Pffftttt!", aku menutup mulutku sendiri lalu tertawa geli. Hal itu justru membuat Taehyung memiringkan kepalanya tak mengerti.

"Faktor apa yang membuatmu berpikir aku marah padamu soal itu Tae? Harusnya yang merasa kesal itu kau, bukan aku. Karena akulah yang bertingkah tak sopan karena sudah membaca bukumu tanpa ijin. Maaf ya?"

Taehyung tertegun dengan kedua mata yang seakan ingin melompat ke luar. Dia tidak sadar apa kalau matanya itu sudah besar, untuk apa pula makin dibulatkan seperti itu.

"K-kau. Jadi kauㅡ"

"Aku apa?"

"Jadi kauㅡ"

Aku berdecak, "Apa sih yang mau kau katakan?"

Bukannya menjawab, Taehyung malah tertawa geli entah karena apa. Bahkan ia sampai harus memegangi perutnya karena tak bisa berhenti. Aku terus memandanginya dengan tatapan bingung sembari terus bertanya-tanya dalam hati apa yang sebenarnya ia pikirkan.

Tapi sesungguhnya, di antara semua member, memang hanya Taehyunglah yang paling tidak kumengerti. Aku sungguh tidak memahami tingkahnya selama ini baik di atas panggung maupun di saat kamera tak menyorot pada kami. Ada saat di mana ia menjadi sosok yang kekanakan bersama Jungkook, Hoseok dan Jin Hyung. Ada saat di mana ia menjadi orang yang manja jika dibiarkan berdua dengan Jimin atau Namjoon. Dan ada saat di mana ia menjadi orang yang dewasa ketika menghadapi situasi genting yang terjadi pada grup kami.

HEY, BRO! (Taegi) ✔Where stories live. Discover now