Yoongi

5.1K 663 95
                                    

Ini banyak narasinya. Moga tidak jenuh ya. Hehe

***

Resmi sudah.

Tidak ada lagi yang kurasakan selain sakit luar biasa di sekujur badan hingga meresap dalam relung hati terdalam. Belum lagi soal telinga kiri yang sudah terbalut perban kini terasa makin ngilu.
Aku masih tertunduk dengan kedua tangan mengepal di atas lutut. Kuyakin siapapun yang berada di sisi kanan-kiriku bisa mendengar bagaimana aku menggeram kesal.

"Kau dibebaskan dari jadwal akhir tahun, Yoongi. Itu keputusanku."

Hebat. Keputusan yang terbilang mencengangkan berhubung aku sudah meyakinkan bos besar kami itu bahwa keadaanku sudah membaik. Meski aku tak menampik kondisi telingaku memang tak terlalu baik, tapi bukan berarti aku tak bisa tampil di atas panggung sama sekali. Namun sayangnya dia sudah menegaskan bahwa sebaiknya tiga hari ke depan digunakan untuk perbanyak istirahat saja.

Jujur, aku suka poin terakhir. Tapi aku lebih suka dan merasa puas jika aku bisa ikut bergabung dalam acara akhir tahun itu. Hey, ayolah, kami sudah mempersiapkan performa terbaik untuk tiga hari ke depan. Akan terasa sia-sia saja jika aku tak bisa bergabung bersama member lain.

Namjoon dan Hoseok tak henti menghiburku, berkali mengatakan bahwa keputusan Bang PDmin adalah yang paling tepat. Jimin, sekalipun masih sesekali menggodaku tapi ia yang paling rajin mengganti perban di telingaku. Seokjin Hyungpun turut serta menenangkanku, berduet dengan si maknae Jungkook agar aku tertawa.

Dan si bocah tengik itu; Kim Taehyung.

Kurasa dia begitu merasa bersalah sampai-sampai segan untuk mendekatiku lagi. Cih, padahal belakangan ini dia kembali usil padaku. Percuma saja aku bersikap tak acuh kalau pada akhirnya ia kembali mendekat dan berceloteh ini itu.

"Kau sudah baikan?"

Hanya kalimat itu saja yang jadi andalannya ketika berada di dekatku. Setelah itu dia melengos pergi tanpa berkata apapun lagi.
Padahal sudah kukatakan padanya bahwa aku tak mempermasalahkan kecerobohannya lagi. Tapi dia tetap saja menunjukkan raut menyesal tanpa henti.

Tunggu, tidak. Bukan masalah cederaku yang jadi fokus utamanya sekarang. Aku baru ingat bahwa sebelum kejadian naas ini menimpaku, ada satu hal yang membuatku emosi hingga akhirnyaㅡ

"Isi diaryku adalah tentang dirimu Hyung."

Sial. Seketika saja percakapanku dengan Namjoon beberapa waktu lalu kembali terngiang.

"Apa kau sama sekali tidak menyadarinya?", Namjoon bertanya dengan gurat bingung yang kentara. "Ayolah Hyung, tanpa perlu diutarakan, semuanya juga tau bahwa dia memandangmu begitu berbeda. Kau ini spesial baginya. Tidakkah kau menyadarinya?"

Aku menghela napas dalam. Kupikir tak seharusnya aku mencemaskan apa yang diucapkan Namjoon. Tapi celotehan Taehyung kemarin membuatku kembali gelisah. Entah kenapa aku tak ingin mendengarnya lagi. Ada ketakutan yang tak diketahui dari mana asal-usulnya.
Memang, selama ini aku menganggap hanya Taehyunglah yang bersikap berbeda terhadapku. Tapi itu dalam konotasi negatif. Ia terlalu banyak segan baik di atas panggung maupun saat kamera dimatikan. Mana sangka jika ia memiliki sesuatu terhadapku. Itu sama sekali tak masuk akal.

"Dia mengakuinya, Hyung. Tak secara langsung, tapi aku bisa mengetahuinya dengan jelas saat ia berada di dekatmu. Tatapannya padamu sangat berbeda. Dan kaupun sudah baca isi diarynya yang tentang anak kucing, bongkahan es dan jubah merah? Semuanya adalah tentangmu, Hyung."

Sekali lagi ucapan Namjoon terngiang saat aku menatapi para member yang tengah bersiap untuk pergi ke acara SBS Gayo Daejeon.
Namjoon mengait jemari Seokjij Hyung agar ke luar bersama. Ia berteriak pamit padaku sembari melambaikan tangan. Jungkook tak bisa jauh-jauh dari Jimin, belakangan ini kuperhatikan mereka semakin intim saja.

HEY, BRO! (Taegi) ✔حيث تعيش القصص. اكتشف الآن