"Entahlah." jawab Yoora pasrah.

***
Ji Ho semakin mendekat kearah Halwa. Ditatapnya gadis itu dengan tatapan penuh kebencian. Entah setan apa yang membuatnya bertindak seperti itu. Padahal dulu dia adalah lelaki yang sangat baik dan tidak pernah kasar pada wanita. Ia pun melepaskan tali yang mengikat Halwa dan ia juga berniat untuk melepaskan hijab Halwa.

"Ku mohon jangan lepaskan hijabku." ucap Halwa kala Ji Ho menarik-narik hijabnya.

" Apa yang akan kau banggakan darinya..? Dia juga tidak bisa menolongmu kan." ucap Ji Ho yang berhasil menarik hijab Halwa dan membakarnya tepat dihadapan Halwa. Api menyala menghanguskan hijab yang selalu Halwa banggakan.Halwa menangis kencang saat hijab yang membantunya menutup auratnya itu di bakar dihadapannya.

Ji Ho kembali mendekat kearah Halwa. "Seperti ini lebih cantik." ucap Ji Ho kala ia melihat rambut Halwa tergerai.

Ji Ho memegangi pundak Halwa. Mendekatkan wajahnya ke wajah Halwa dengan senyum evilnya. Halwa terus memberontak ia tidak akan membiarkan siapapun merusak kehormatan yang selama ini ia jaga.

Semakin Halwa memberontak Ji Ho semakin geram dan melayangkan tamparan pada Halwa.

"Bunuh saja aku agar semua dendammu terbalaskan tapi jangan pernah berani menyentuh kehormatanku." ucap Halwa yang membuatnya harus mendapat tamparan lagi padahal wajahnya sekarang penuh dengan bekas gambar tangan dari Ji Ho.

"Oh jadi kamu mau aku tampar lagi." ucap Ji Ho yang akan melayangkan tamparan ketiganya itu. Namun disaat yang sama ada tangan yang menghalau tangan Ji Ho.

Mata Halwa terbelalak kaget melihat Jimin benar- benar datang menolongnya.

"Siapa kamu...?" ucap Ji Ho kala melihat Jimin yang menghalangi aksinya.

"Siapa pun aku tidaklah penting bagimu. Yang jelas aku disini untuk menyelamatkan gadis yang kau siksa itu."Jimin pun menghajar Ji Ho dengan ganasnya. Ia sungguh kesal melihat orang yang ia sayangi di sakiti oleh orang lain.

Tidak disangka ternyata Ji Ho lawan yang kuat untuk Jimin. Hingga beberapa kali Jimin tersungkur ketanah kearena ulah Ji Ho. Namun, Jimin tak pernah menyerah untuk bangkit.

"Hei kau namja yang sok menjadi pahlawan. Aku bukan tandingan untukmu." ucap Ji Ho sombong. Jimin hanya bisa mengelap sudut bibirnya yang sedikit terluka akibat pukulan Ji Ho.

Jimin geram dan berusaha bangkit untuk menghajar JiHo namun tiba-tiba.

Brukk..
Suara tubuh Ji Ho yang tersungkur ketanah akibat pukulan balok kayu di tengkuknya. Siapa lagi pelakunya jika bukan Halwa. Setelah melihat Ji Ho pingsan, Jimin segera mengajak Halwa untuk pergi.

"Wa ayo kita segera pergi dari sini."ucap Jimin sembari menjulurkan tangannya,namun Halwa hanya melihat tangan Jimin sambil terpaku.

"Oh..astaga. Maaf aku lupa kamu tidak bisa bersentuhan dengan laki-laki." Jimin kemudian mengambil tali dan memegang ujung tali itu lalu menyerahkan ujung yang satunya pada Halwa.

"Apakah seperti ini,akan baik baik saja...?" Halwa mengangguk.

Halwa pun mengikuti langkah Jimin yang berada didepannya sembari ketakutan.

"Oh ya Wa." ucap Jimin tapi tidak ia selesaikan.

"Ada apa Jimin-ssi..?" tanya Halwa.

"Tunggu sebentar." Jimin kemudian melepaskan kemejanya yang ia tali dipinggangnya dan menyerahkannya pada Halwa.

"Pakailah itu untuk menutupi rambutmu. Aku tahu kamu risih saat kamu tidak memakai penutup kepala." Halwa segera menerima kemeja kotak-kotak itu dan meletakkannya dikepalanya.

Syahadat Cinta Untuk Halwa(Faith,Love,and Destiny)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang