2. Cerita Dimulai

222 11 2
                                    

Teruntuk hati, bersiaplah menerima perjalanan kisah baru.

Chapter 2 - Cerita Dimulai

Sepanjang perjalanan menuju sekolah barunya, Dilara tetap tak mengubah ekspresinya. Ia masih setia menekuk wajahnya, menunjukkan bahwa ia memang sangat-sangat tidak suka. Bayangkan saja, biasanya jam segini ia masih tertidur nyenyak di balik selimut hangatnya, bukannya malah sudah rapi dengan seragam sekolah SMA barunya.

"Cemberut mulu, La. Happy dong, sebentar lagi kamu bakalan ketemu temen-temen baru."

Dilara mendelik. "Kakak kira gue anak TK yang bakalan excited saat dibilang bakalan ketemu temen-temen baru?!"

Pria berusia dipertengahan angka dua puluh itu terkekeh. "Kamu gak tau aja, La, kalau masa SMA itu yang paling indah. Sayang bangetkan kalau kamu ngelewatinnya."

Dilara kembali menatap jalanan di depannya yang mulai padat sambil bersedekap tangan. "Kemarin lebih baik. Gak bakalan pernah nyesel."

Bara hanya tersenyum simpul sampai akhirnya mobil yang dikendarainya sudah melaju memasuki pelataran parkir SMA Nusa Dharma.

Dilara menarik napasnya dalam. Sungguh ia masih belum siap, atau tidak akan pernah siap?

"Udah yuk!" Bara yang terlihat sangat semangat di sini. Sebenarnya yang akan sekolah dia atau Dilara sih?

"Eh kak Bara mau ngapain?" Dilara berseru saat melihat Bara ikut melepas  seat belt-nya sendiri.

"Ya mau anterin kamu lah." Bara menyahut santai seakan sedang membicarakan cuaca pagi ini.

Mata Dilara membelalak. "Udah gila ya?" serunya, "gak! Gue gak mau ya, Kak. Bener-bener ngira gue anak TK sampe harus dianterin sampe depan kelas?!"

Bara mengacak rambut Dilara gemas. "Cuma sampai ruang TU. Takutnya nanti kamu nyasar, kan udah lama gak sekolah formal."

Dilara mendelik lalu memukul lengan Bara. "Dikira gue gak punya mulut sampe gak bisa nanya? Udahlah jangan ikut turun, sampe sini aja acara nganterinnya. Gak usah pake segala modus sama dedek gemes di sini. Gak cocok, tuh cocoknya sama si cewek muka dua." Omel Dilara panjang lebar.

Bara menyentil kening Dilara. "Jadi cemburu nih takut Kakak digoda dedek gemesh?"

"Dih apaan sih!"

"Udah yuk buruan."

Bara lebih dulu keluar mobil. Tak menghiraukan protes dari Dilara. Dengan mencak-mencak Dilara pun akhirnya juga keluar dari mobil.

Mereka berjalan berjauh-jauhan. Bara di depan sedangkan Dilara menjaga jarak jauh di belakang Bara. Mereka berdua langsung menjadi pusat perhatian ketika melewati koridor sekolah yang telah ramai. Bahkan tak sedikit siswa cowok yang bersiul menggodanya. Biasa orang cantik kalau lewat selalu bikin heboh.

Tak berbeda jauh dengan Dilara, Bara pun juga mendapat hal yang sama dari para siswi. Mereka berseru gemes sembari menatap Bara penuh kekaguman. Jelas saja, jika boleh Dilara katakan Bara itu memang tampan. Apalagi saat ini dia mengenakan kemeja kantoran yang pas membalut tubuh kekarnya. Dia itu tinggi dan berkulit putih bersih. Wangi juga lagi.

DilargaWhere stories live. Discover now