Bab 2 - James Batubara

37 2 0
                                    

Malam hari di teras lantai kos-kostan yang sederhana, Septima terlihat berbeda dari biasanya, dia kelihatan seperti orang aneh setelah bertemu dengan James. Tidak biasanya pukul delapan malam Septima duduk di teras kostan sendirian sambil melamun. Begitu juga dengan Izzad, dia terlihat hanya membolak-balikkan selembar kertas ujian matematikanya dengan tatapan kosong.

Tak lama kemudian, Septima masuk ke dalam kostan dan langsung memasuki kamar yang ditempati Izzad sambil mengisyaratkan gestur menelepon. Izzad yang melihat gestur sahabat baiknya itu langsung mengerti, dia lalu mengambil ponsel miliknya dan terlihat menelepon seseorang. Tut... tut... tut....

"Dengan biro wisata Holiday Tour. Ini dengan siapa?" Ujar suara di seberang.

"Perkenalkan, nama saya Izzad. Saya yang tadi siang diberi kartu nama oleh Pak James Batubara." Jawab Izzad.

"Oh, saya sendiri James Batubara. Ada perlu apa, ya?"

"Saya mempunyai rencana untuk berlibur bersama teman sekelas, dan saya memutuskan menggunakan Holiday Tour untuk menjadi pembimbing perjalanan."

"Wah, itu kabar baik. Bagaimana kalau besok kita ngobrol-ngobrol bareng? Kira-kira di mana lokasinya?"

"Di SMA Ganesha, tepatnya di kelas 12 MIPA 5. Nanti saya akan menyuruh seluruh teman saya berkumpul di sana."

"Iya, baik. Besok saya datang ke lokasi."

Izzad kemudian mematikan teleponnya, lalu mengangguk pelan ke arah Septima. Septima dengan cepat langsung memberitahu kalau besok akan berkumpul di sekolah kepada anak 12 MIPA 5 via grup LINE.

*

Pukul sembilan pagi, seluruh anak-anak Heaven sudah berkumpul sesuai instruksi Septima lewat grup LINE, mereka tinggal menunggu kedatangan seorang James Batubara. Dandi sebenarnya sedikit curiga dengan prilaku Izzad dan Septima hari itu, mereka berdua tidak seperti biasanya, memasang wajah tanpa ekspresi yang selalu menjadi ciri khas Ibnu.

Dari arah barat, terlihat James datang dengan pakaian sangat rapi, dengan setelan jas hitamnya dan juga dia terlihat membawa sebuah koper berwarna hitam. Dia berjalan dengan terburu-buru ke arah kerumunan anak 12 MIPA 5 yang sedang berkumpul di depan kelas mereka. Semua anak 12 MIPA 5 terlihat bertanya-tanya, siapa orang berpakaian jas tersebut, apalagi ketika Izzad dan Septima sama sekali tidak menjawab ketika ditanya siapa orang berpakaian rapi itu.

Dandi menaruh rasa curiga yang begitu besar kepada orang bernama James Batubara, terlihat dari sorot matanya yang sangat tajam dan penuh selidik ketika melihat James. Septima kemudian menyuruh seluruh anak 12 MIPA 5 masuk ke dalam kelas dan duduk di kursi yang telah tersedia. Terdengar suara sayup-sayup dari anak 12 MIPA 5 yang masih mempertanyakan siapa sebenarnya orang berpakaian setelan jas itu, sementara Izzad dan Septima masih memasang wajah tanpa ekspresi sambil mendampingi James, di depan teman-temannya yang sedang duduk di bangku kelas.

Suara sayup-sayup yang terdengar kemudian berhenti ketika James menepuk kedua lengannya, prok! Setelah itu James tersenyum licik dan dengan perlahan mengucapkan kata, "Misi selesai!"

Selepas sebuah tepukan tangan dari James, semua anak 12 MIPA 5 terlihat memasang wajah tanpa ekspresi yang sama seperti Izzad dan Septima.

"Ikuti saya." Perintah James.

Mendapat perintah dari James, seluruh anak 12 MIPA 5 menurutinya. James kemudian menggiring seluruh anak 12 MIPA 5 keluar dari SMA Ganesha yang kebetulan waktu itu sedang tidak ada siapa-siapa. Karena selain hari Minggu, hari itu juga sudah memasuki libur panjang. Tepat di depan SMA Ganesha, sudah ada sebuah bus yang cukup besar seukuran bus antar kota. James lalu menyuruh seluruh anak 12 MIPA 5 masuk ke bus itu. Dengan cepat mereka semua masuk ke dalam bus tersebut, kemudian langsung mengisi tempat duduk di bus.

Hipnotis yang digunakan oleh James saat ia menepuk telapak tangannya benar-benar dahsyat. Tak tanggung-tanggung, seluruh anak 12 MIPA 5 terkena dampak hipnotis tersebut sehingga berakibat mereka menjadi mengikuti segala apa yang dikatakan oleh James. Sementara itu, Izzad dan Septima sudah terkena hipnotis lebih awal, yakni ketika mereka berdua bersalaman dengan James, gara-gara hipnotis ini juga yang membuat Septima dan Izzad memilih menggunakan jasa Holiday Tour.

Setelah James memastikan tidak ada lagi anak 12 MIPA 5 yang tertinggal, dia kemudian turun dari bus itu dan nampak berbincang dengan seseorang berkepala pelontos dengan wajah seperti preman dengan cukup banyak luka sayatan di wajahnya.

"Kerja bagus, James. Lo emang hebat!" Ujar pria botak itu sambil menyalakan rokoknya.

"Tentu, mereka semua sudah dihipnotis dan mereka akan tersadar sesuai keinginanku."

"Baiklah. Ayo masuk. Gue yakin, orang itu pasti akan ngebayar lo dengan uang yang sangat banyak."

"Baik." Ucap James sambil mengangkat kedua bahunya.

Setelah itu,perlahan-lahan bus yang membawa anak 12 MIPA 5 itu pergi ke sebuah tempat yang dikatakansebagai tempat persembunyiannya seorang milyarder gila yang juga seoranggembong narkoba bernama Robert.

Pulau Zor by Ibnu FadlillahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang