Hari-H

946 135 27
                                    

Kesemarakan hari kemerdekaan akhirnya mencapai pada puncaknya. Dari ujung belokan jalan sampai ujung belokan jalan yang lain terpasang bendera kecil-kecil yang membuat suasana semakin meriah.

Setelah tadi pagi diadakan upacara bendera kecil-kecilan untuk pengurus karang taruna, sekarang adalah saat yang paling dinanti-nanti.

Lomba-lomba.

Acara lomba tujuh belasan segera dimulai. Lapangan samping balai desa disiapkan sedemikian rupa untuk pelaksanaan berbagai lomba.

"Woi, ini acara mulai berapa menit lagi?" dengan keringat yang bercucuran, Stephen mencari anak acara untuk meminta kepastian.

Pasalnya, Stephen dan Steve masih direpotkan dengan persiapan lomba tangkap belut. Jumlah belut di setiap embernya belum dipastikan sama rata.

Tiba-tiba Tony muncul dengan wajah sinisnya, memperlihatkan selembar kertas yang berisi rundown acara.

Stephen yang sudah capek tidak mau tersulut emosi, jadi setelah membaca rundown yang ditunjukan Tony, Stephen kembali pada pekerjaannya.

"Jadwal udah ada dibalik name tag ya. Makanya dikasih name tag tuh diliat, jangan disakuin aja!" Ketus Tony.

Stephen yang baru saja mengangkat ember berisi belut, menjatuhkannya begitu saja, membuat belut berhamburan keluar.

Thor yang jongkok di samping Stephen semakin kewalahan menangkapi belut yang menggeliat bebas di atas tanah.

"Menurut lo, kerjaan siapin ini itu kaya gini bakal sempet buka name tag?"

"Menurut lo, yang lain cuma santai-santai kayak di pantai?"

"Fuc—"

"Jangan ngomong kasar, gelut sini sama gue!"

"Oke, lo yang mulai ya!"

"Maju lo sini!"

"Halah sekali tampol juga nangis palingan."

"Gak usah ngeremehin gue!"

"Sok atuh, pukul duluan," Stephen mendekatkan wajahnya pada Tony, "ngalah sama betina gue mah!"

Dada Tony sudah naik turun tidak beraturan, kedua tangannya mengepal di samping tubuhnya, "SIALAN LO TIANG LISTRIK PAK SETNOV— Lepansin! Sialan kalian!"

Dengan segera, Thor yang berjongkok di samping Stephen, dan Bucky yang membawa gorengan untuk Thor dan Stephen, langsung menahan tubuh mungil Tony, dan mengangkatnya.

Sedangkan Tony, ia memberontak, kakinya menendang-nendang udara dalam gendongan Steve.

"Lepasin!" Seru Tony. Kemudian Thor menurunkan Tony ketika ia melihat Bruce menghampiri mereka.

Bruce berdecak pinggang, menatap Tony dan Stephen secara bergantian.

"Oke, gue disini ngomong bukan sebagai temen atau musuh kalian, gue ngomong sebagai ketua kalian. Ini acara belum mulai kalian udah mau buat acara sendiri?"

Tony menundukkan kepalanya, sedangkan Stephen, dia sama sekali tidak terpengaruh dengan nasihat Bruce.

"Dari pada kalian adu jotos dan malah ngerusak acara, kenapa kalian ga ikut lomba aja?"

•••

Acara demi acara terlewati dengan lancar.

Stephen dan Tony memutuskan untuk mengikuti lomba panjat pinang yang merupakan perlombaan terakhir.

Berita tentang duo rival yang terkenal seantero Kampung Londo akan turun di perlombaan panjat pinang sudah tersebar keseluruh penjuru kampung.

Mereka semua berdatangan untuk melihat Tony dan Stephen berlomba. Ada yang menggelar tikar di pinggir lapangan, para pedagang kaki lima berdatangan, bahkan sampai ada tukang parkir dadakan di dekat lapangan balai desa.

Disisi lapangan terlihat Thor yang sedang memijati Stephen. Mempersiapkan temannya agar dapat menang.

Stephen berdiri dari duduknya, dengan mata tetap menatap sinis Tony disisi lain lapangan, Stephen membuka kancing kemejanya satu per satu.

Tindakan itu membuat para gadis berteriak histeris. Gadis-gadis yang awalnya di sisi pendukung Tony, langsung berlari dengan anarkis memasuki sisi penonton pendukung Stephen.

Tony berdecih, kemudian ia juga membuka bajunya. Hal itu membuat para gadis semakin histeris, bahkan Stephen mendengar beberapa sampai terbatuk-batuk karena terlalu banyak berteriak.

Teman satu tim Tony dan Stephen satu persatu mengundurkan diri, dan sekarang hanya tersisa sepasang musuh bebuyutan yang akan turun dalam perlombaan.

"Begini aturannya, yang kalah, harus mematuhi semua perintah yang menang. Dan gak boleh marah, berlaku selama satu bulan," ujar Tony.

"Oke."

"Oke."

Kemudian suara MC terdengar menyerukan aba-aba, hitungan mundur, kemudian suara peluit.

Stephen dan Tony memanjat di satu batang yang sama. Dengan anarkis, mereka berlomba-lomba untuk menjadi yang pertama mencapai puncak.

Sorak sorai penonton di lapangan balai desa ini bisa di disamakan seperti penonton bola di stadion. Sangat ramai, meriah sekaligus ricuh.

Dengan kaki-kaki panjangnya, dengan mudah Stephen memimpin, "siap-siap kalah ya, tiny," sindir Stephen.

Bukan Tony Stark jika dia mudah menyerah, Tony menarik celana Stephen hingga melorot setengah, memperlihatkan boxernya yang bergambar pinguin.

"Luar biasa! Kini Tony memimpin!"

"FUCK YOU TINY STANK!" teriak Stephen tidak terima, karena menurutnya Tony bermain kotor. Baiklah, sekarang Stephen akan ikut ke dalam permainan kotor Tony.

Tony menanggapi umpatan Stephen dengan sebuah seringaian yang tepat menyulut emosi Stephen.

Dengan emosi yang menggebh-gebu, Stephen mempercepat panjatannya, ketika sudah lebih tinggi dari Tony, kemudian Stephen mendorong Tony turun.

"SIALAN LO ANJIR!" teriak Tony tidak terima.

Tapi Tony tidak pernah kehabisan akal.

Ketika kaki Stephen mendorong pundaknya lagi, Tony memegangi sebelah kaki Stephen dan menarik nya hingga terjatuh ke dalam kubangan lumpur di bawah pohon pinang.

"MAMPUS LO!"

Para penonton menahan nafas melihat keanarkisan Tony yang menarik Stephen hingga terjatuh dari atas.

Untung saja lumpur yang sangat gembur tidak membuat Stephen cedera.

Stephen hanya bisa menatap pasrah Tony yang sudah hampir sampai di atas pohon pinang. Tidak ada gunanya ia kembali memanjat, kecuali jika ia diperbolehkan menggergaji pohon pinang tersebut.

Jadi hasil akhirnya adalah, kemenangan jatuh kepada Tony.

Itu artinya Stephen harus menuruti semua perintah Tony selama satu bulan.

Panjat Cinta (IronStrange)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ