✓ 1. Classmate and Chairmate

11 3 0
                                    

Alicia sedang berjalan di koridor SMA 2 Galatama bersama kembarannya yang setia memeluk pinggangnya layaknya seorang kekasih.

Hari ini, seluruh siswa baru mulai menempati kelasnya yang sesungguhnya. Karena Alicia dan Alio belum mengetahui dimana kelas mereka, mereka berhenti sejenak di depan mading yang sudah dikerubuni siswa-siswi baru yang juga mencari letak kelas masing-masing.

Memanfaatkan tubuh mungilnya, Alicia menerobos di antara tubuh-tubuh yang saling berhimpitan. Setelah di depan mading, ia meneliti namanya diantara nama-nama siswa kelas 10, tak lupa nama kembarannya juga.

"Ketemu,"

"Alio X 3, Alicia X 2." gumamnya.

Setelah mengetahui dimana kelasnya, ia segera keluar dari kerumunan siswa-siswi yang semakin bertambah mengingat hari sudah siang dan jam pelajaran dimulai beberapa menit lagi.

"Kita beda kelas masa," ujar Alicia begitu di depan kembarannya.

"Gak apa-apa. Yang penting gue bisa jaga lo. Yuk ke kelas!"

Alicia dan Alio berjalan beriringan menuju kelas mereka. Tapi sebelumnya, Alio mengantar kembarannya terlebi dulu ke kelasnya karena kelas mereka tidak berdampingan.

Di SMA 2 Galatama per angkatan memiliki 6 kelas dan 3 jurusan (IPA, IPS, Bahasa). Kelas X 1, X 2, X 3 berada di lantai satu. Sedangkan kelas X 4, X 5, X 6 di lantai dua. Begitupun dengan kelas 11 dan 12.

"Gue ke kelas ya? Kalau ada apa-apa, langsung telfon. Dan hp jangan sampai mati atau lowbat." ingat Alio kepada kembarannya sebelum ia pergo kelasnya.

"Iya abang, iya." Alio tersenyum kecil. Merasa puas dengan jawaban Alicia yang memanggilnya abang.

"Yaudah, sana masuk. Nanti istirahat gue samperin." Alicia mengangguk dan menepuk dada kembrannya 2 kali -kebiasaannya jika ia ingin pergi- sebelum masuk ke kelas.

Alicia memasuki kelasnya. Matanya memandangi setiap bangku yang ada, hampir sebagian sudah terisi oleh murid-murid yang mendapat kelas ini.

"Di pojok aja deh,"

Alicia meletakkan tasnya di meja pojok paling belakang. Hanya bangku itu yang menurutnya strategis dan belum ada yang menempati.

Tak berapa lama, bel masuk berbunyi nyaring. Kelas yang semula hanya ada sebagian murid, kini sudah penuh. Menyisakan satu bangku kosong di sebelah Alicia.

"Yah, masa gue duduk sendirian," gumam Alicia sambil memandangi bangku di sampingnya. Sampai dia tak sadar jika diperhatikan oleh seseorang.

"Duduk sama gue, mau gak?" Alicia langsung mendongakkan kepalanya. Matanya membulat mengetahui yang berbicara tadi adalah Erika.

"Mau lah," Erika tertawa kecil. Alicia tampak memperhatikan Erika yang tengah merapikan rambutnya.

"Gue gak nyangka deh, bisa sekelas-- bahkan sebangku sama lo." celetuk Alicia.

Erika tertawa renyah. "Apalagi gue, tadi tuh ya gue bangun kesiangan. Beuh, lo tau kan Jakarta selalu macet. Gue mencak-mencak sendiri di dalam mobil karena takut telat."

"Salah se-"

Tok tok tok!

Ucapan Alicia terpotong lantaran pintu kelasnya diketuk. Tak selang lama, masuk seorang wanita paruh baya yang menggunakan seragam guru dan membawa sebuah map dan laptop.

"Pagi, semuanya."

"Pagi, bu!"

"Hari ini, kita akan memulai bekerja sama untuk satu tahun ke depan sebelum kalian naik ke kelas 11. Sebelumnya, perkenalkan nama saya Teti Wasturi, kalian bisa memanggil saya bu Ti. Saya mengajar di mata pelajaran Bahasa Inggris dan wali kelas kalian." ucap bu Ti memperkenalkan diri.

Don't GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang