31. Air yang bening jangan sampai keruh (lagi)

Magsimula sa umpisa
                                    

"Nggak usahlah. Malu kali."

"Ya udah, aku pegangin piringnya." Tiar merebut piring supnya dari tangan Alex.
"Tangan kamu goyang terus, nggak enak makannya."

Alex panas dingin hanya karena pacarnya makan sup pengantin. WTF.

***

"Lo kemana kemarin?" Mbak Rena mencecar Tiar di hari pertamanya masuk kerja setelah cutinya habis. Tiar baru masuk ke ruangan 'team hore' ketika Mbak Rena memprotes kepulangannya di pesta kemarin.

"Gue cabut duluan. Sorry Mbak Ren, perut ga mau kompromi. Gangguan hari pertama." Tiar menoleh ke Alex yang berangkat bersamanya.

"Kirain bakal ada perang dunia di pesta pernikahan gue." Karena Rena tetap melihat keributan kecil yang dibuat Tomas meskipun dia berdiri di pelaminan.

"Maunya sih gitu. Gue giring keluar lalu gue cakar tuh mukanya. Gue uleg jadi sambel sekalian. Seenaknya aja ngaku tunangan cowok gue." Alex yang berdiri sedikit di belakang Tiar melongo. Tidak disangka pacarnya punya rencana senekat itu.

"Trus gue sengaja makan sup, niatnya mau gue lempar ke muka dia tuh." Alex menelan ludah mendengar betapa sadisnya gadis yang di pacarinya ini.

"Untung aja dia gue cegat pas mau ngikutin elo." Tomas yang baru datang merasa menjadi pahlawan saat pesta itu.

"Lagian lo kenapa sih Tiar? Lo apain dia bos?" Mbak Rena menatap penuh selidik kepada Alex.

Alex tersenyum simpul, meskipun hatinya bertarung hebat melihat reaksi Tiar. "Sudah donk." Alex menusap lengan Tiar melihat ketegangan di wajah kekasihnya. Sedikit demi sedikit urat kemarahannya mulai mengendur.

"Lagian lo juga sih, sama cewek kayak gitu aja cemburu. Mana nggak cantik, cuma tebel make up doank. Body juga kayak kutilang datar, nggak bohay bohay banget."

"Apaan tuh kutilang datar?" Kali ini Tomas yang penasaran dengan istilah Rena. Wah, kata - kata ajaib Rena keluar. Status mulai siaga satu.

"Kurus tinggi langsing dada rata. Nggak mbody sama sekali."

Glek! Tomas seketika tertawa dan Alex hanya cengar - cengir mendengarnya.

"Busetttt.. dapet istilah darimana? Sekali lagi gue lihat dia mendekat sama cowok gue, awas aja. Jadi sate dia."

"Tuh, dengar bos. Kalau bos nggak mau pacar bos kenapa - napa mending umbrella girl kemarin buat gue. Jangan biarkan dia merusak hubungan kalian."

Si Tomas habis makan apa ya? Tiar berpikir keras. "Tumben omongan lo baik."

"Gue takut aja, kalo sampai terjadi perang dunia, kalo nggak masuk penjara ya masuk rumah sakit jiwa ujung - ujungnya."

"Tomcatttt.. awas lo!"

"Weitsss... ini serius. Karena saingan lo nggak cuma Nadia, Neng. Masih ada satu tuh." Tomas mengarahkan pandangannya ke pintu masuk. Disana Citra melenggang cantik dengan hell 15cm yang menimbulkan bunyi cetak cetuk di lantai.

Tiar dan Rena mengikuti arah pandang Tomas. "Buset, gila, seksi banget." Rena tidak bisa menahan umpatannya. Citra memakai rok model A line, mungkin sepuluh centi diatas lutut. Dan blus lengan panjang berkancing rendah. Dimana kancing paling atas sengaja dia buka. Tanpa blazer.

"Fix, bentar lagi tumpah Mbak Ren." Tiar mengamati pergerakan sekretaris Alex.

"Bubar deh bubar. Lex masuk ruangan." Wuidih calon istri bos marah. Alex berpikir keras, seharusnya dia yang membubarkan cewek - cewek penggosip itu.

***

Tiar melihat jam tangannya yang terasa lebih lambat dari biasanya. "May, coklat lo masih?"
"Masih." Maya masih menatap layar komputernya.
"Minta donk."
"Ambil tuh deket dispenser."
"Makasih." Tiar beranjak dan membuat coklat panas untuknya. "Lo mau May, gue buatin."
"Boleh deh." Maya melihat Tiar sebentar lalu kembali menatap layar komputernya lagi.

"May?"
"Hemmm?"
"Gimana kabar kakak lo?" Kali ini Maya meninggalakan layar komputernya kemudian menoleh kepada Tiar.
"Lo kenapa? Kakak gue baik. Kalau ada masalah cerita aja." Maya menghela nafas.

"Gimana hubungan lo dengan Pak Alex?" Tiar melirik ruangan Alex lalu menceritakan semuanya kepada Maya. Dari dulu Maya memang sahabatnya yang selalu menemaninya.

"Gila banget ya Nadia itu. Trus Alex gimana?" Maya gemas sendiri mendengar mantan tunangan Alex.
"Ya Alex berusaha menghindar dari Nadia. Tapi dia agresif banget, May."

"Berarti lo harus lebih agresif."

"Nggak mutu nasehat lo." Maya tergelak melihat Tiar misuh - misuh sendiri.

"Tapi beneran deh Tiar. Lo harus lebih perhatian sama Alex kalau nggak mau pacar lo kecantol cewek lain. Jangan galak - galak. Jangan dingin - dingin. Pak Alex udah megap - megap kalau lo marah. Apalagi lo ngilang."

"Kapan gue ngilang?"

"Entah. Lo lupa? Waktu lo pura - pura sakit?"

Tiar nyengir mendengar ocehan Maya. Tetapi ada benarnya juga omongan lo May. Gue yang harusnya lebih perhatian sama Alex.

______________________________________

Maafkan typo yang bertebaran ya..
Karena baru selesai di ketik.
Vote dan comentnya ya...

Salam sayang 😘

Resolusi Love  (Tamat)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon