"Hyung, aku tak mau kau terlarut dalam rasa bersalah. Dengan kau sudah menerimaku kembali seperti ini. Ini sudah membuat sangat bahagia Hyung" mendengar pernyataan itu JongIn langsung memeluk adiknya itu. Sehun membalas pelukan Hyungnya dan menenggelamkan kepalanya di pundak Sehun.

"Hyung berjanji akan membuatmu bahagia mulai sekarang Sehun-ah. Aku akan berusaha untuk menyakinkan eomma untuk mengakuimu" tekad JongIn

Mereka melepas pelukannya "Kita harus berjuang bersama-sama Hyung" ujar Sehun dan diangguki JongIn

"Gomawoyo, Jong Hyung" lanjut Sehun.




<<<<<<>>>>

JongIn dan Sehun pulang ke rumah bersama. Setelah sampai di rumah mereka masing-masing pergi ke kamar membersihkan diri.

Setelah mandi Sehun berdiri di depan wastafelnya melihat pantulan dirinya di kaca wastafel. Dirinya yang sekarang terlihat kurus tapi masih memiliki otot dan abs. Di badannya yang berkulit putih pucat ini terdapat beberapa lebam kebiruan yang ia punya sejak mengidap penyakit itu.

Sehun menatap pantulan dirinya di kaca wastafelnya. Menatap dirinya yang kian hari semakin lemah. Kepalanya kemudian menunduk menahan airmatanya sambil mencengkram ujung wastafel. "Beri aku selalu kekuatan Ya Tuhan. Agar aku bisa menyakinkan eomma SungKyung dan eomma SungKyung mengakuiku. Dan beri aku waktu lebih lama lagi. Aku ingin menikmati kebahagiaan dengan keluarga yang utuh. Beri aku kesempatan aku hidup untuk lebih lama lagi. Tapi di satu sisi aku lelah menanggung sakit ini Ya Tuhan"

Setelah itu Sehun memakai kaosnya sudah ia siapkan gantungan baju. Sehun keluar dari kamar mandi namun tiba-tiba dia merasakan pusing dan membuat kepalanya sakit. Belum lagi dia juga mengalami mimisan lagi. Sehun meraih tisu yang berada di meja dekat kasurnya lalu menutup hidungnya dengan tisu tersebut. Pandangan mata Sehun mulai memburam dan ia memejamkan  matanya sambil menggeleng-gelengkan kepala. Berharap pandangannya kembali normal.

Sehun bergerak menuju laci meja belajarnya dan mencari botol obatnya. Dia mengeluarkan sebutir obatnya lalu menelan obat tersebut tanpa air. Tangan kirinya masih menutupi hidungnya yang masih mengeluarkan darah.

Tak menunggu lama pusing dan sakit kepala Sehun mereda. Mimisan Sehun juga berhenti dan pandangannya juga kembali. Sehun membuang bekas tisunya di tempat sampah.

Tok....
Tok...
Tok....

Terdengar suara ketukan dari arah luar kamar Sehun. Sehun bergerak menuju pintunya dan mendapati kakak perempuannya di depan pintunya.

"Wae,Noona ?" tanya Sehun kepada Irene

"Turunlah ke bawah. Kita makan malam bersama. Appa dan Eomma juga ada di rumah. JongIn dan Jaemin juga sebentar akan menyusul" ujar Irene

"Eoh, Noona. Aku akan segera ke sana. Aku mau mengambil sweater ku dulu"

"Baiklah. Jangan lama-lama Hun-ah. Noona akan menunggumu di bawah"ucap Irene yang akan menuju ke ruang makan tapi di cegah Sehun.

"Noona tunggu" cegah Sehun

"Kita ke bawah bersama saja. Aku cuma sebentar mengambil sweaterku. Aku takut jika sendirian ke sana aku diusir oleh eomma" Sehun menunduk

"Baiklah. Cepatlah ambil. Kita ke bawah bersama" perintah Irene dan diangguki Sehun

Cuma dengan beberapa detik saja Sehun cepat mengambil sweaternya dan Irene Sehun turun ke bawah ke ruang makan.



•••••••

Di ruang makan sudah ada Tuan Choi dan Ny. Choi serta beberapa pelayan yang berdiri di samping meja makan. JongIn dan Jaemin nampaknya juga belum turun.

I'm Here (Sehun Fanfic) END Where stories live. Discover now