Alden Emilio Addison

39 2 0
                                    

"Inget ya den, gue males nangisin yang udah berlalu"

                           ❤️❤️❤️❤️❤️

Bel sekolah berbunyi, Alden keluar dari kelas nya untuk bertemu seseorang. "Hai den, gue cuma mau ngomong sama lo" Ucap seseorang mengawali percakapan sebelum ada kecanggungan antara mereka.

"Nama gue ALDEN, bukan den" Alden benci orang ini, orang yang pergi tanpa alasan dan kembali seperti orang yang tidak mempunyai rasa bersalah, mau nya apa sih pikir Alden. "Lo mau maafin gue kan?"

"Ya" Enak saja pergi tanpa alasan dan datang hanya memberikan kata 'maaf' ia tak pernah tahu apa yang dilakukan Alden saat ia pergi. "Lo ikhlas kan? Plis maafin gue ya" Ucap Aleyza hendak memegang tangan Alden.

Alden yang tahu akan dipegang, segera menjauhi tangan nya dari 'Leyza' Nama orang yang dulu sangat spesial baginya, Orang yang sering menghibur dirinya. Tapi seiring berjalan waktu ia benci 'Leyza'

"Iya" jawaban yang sangat dingin pikir Aleyza. "Maaf karena gue pernah ninggalin lo. Jujur gue belum bisa ngasih tau alasan gue pergi"

Tanpa menunggu jawaban dari Alden, Aleyza pergi ia sudah tidak bisa menahan tangisanya. Jujur ia masih mencintai Alden tapi waktu merubah segalanya, Aleyza pikir ia juga sudah tidak pantas dicintai oleh Alden
 
                              🥀🥀🥀🥀

Aurora keluar dari kelasnya, sebelum pulang ia menyempatkan diri untuk pergi ke toilet. Tapi langkahnya terhenti ketika ia melihat dua orang sedang berbicara empat mata.

'Maaf karena gue pernah ninggalin lo. Jujur gue belum bisa ngasih tau alasan gue pergi'

DEG.

Itukan suara Aleyza, teman yang baru ia kenal tadi pagi pikir Aurora 'tapi mengapa ia ada disana?' "Lo nguping ?" Suara laki laki itu menyadarkan lamunan Aurora. "Maaf gue gatau" Jawab Aurora sambil menundukan kepalanya "Santai aja kali, serius amat"

Aurora mengangkat kepala nya dan tersenyum "Yah lagian lo sih. Kirain gue bakal marah" Lagian kenapa juga marah,tidak ada gunanya ia marah kepada Aurora pikir Alden.

"Lo pulang naik apa?" Aurora sempat bingung menjawab, karena ia juga belum mengetahui ia akan pulang naik apa "Gatau sih kayanya taxi." Alden membawa mobil mungkin cukup untuk mengajak Aurora pulang bersama, toh ia juga sendiri Pikir Alden

"Mau pulang bareng gue gak?"

"Yuk, mobil lo dimana?"

"Dibelakang" Ucap Alden sambil menggengam tangan Aurora.

Aurora dikejutkan oleh tangan Alden yang tiba tiba menggengam nya, Ini aneh selama 16 tahun ia hidup ia belum pernah merasakan digenggam oleh tangan cowok kecuali dad nya, ini pertama kali baginya. Walaupun kehidupan Jerman bisa dibilang bebas ia tidak pernah seperti ini.

"Gapapakan gue--" Alden rasa ada hawa kecanggungan antara ia dan Aurora maka dari itu Alden melepaskan tangan Aurora. "Gapapa kali santai aja" "Sini" Aurora kembali menggengam tangan Alden dan ia hapuskan rasa kecanggungannya itu ke Alden.

Di mobil mereka saling diam dengan pikirannya sendiri sendiri, Tapi Alden sudah tidak kuat dengan keheningan ini jadi ia putuskan untuk memulai percakapan "Lo punya pacar?" Aurora yang merasa ditanya pun menjawab "Emm kayanya pertanyaan itu bagusnya gue tanyain ke lo deh"

"Jawabannya kan lo udah denger" Aurora kaget, berarti yang tadi itu bener dong kalo Aleyza itu pacar Alden pikir Aurora "Lo pacar Aleyza? Kenapa gak bilang aja sih, gimana kalo Aleyza tau lo anterin gue terus dia marah"

"Kata kata lo salah, bukan pacar tapi mantan"

"What? kenapa putus?" Aurora yang menyadari raut wajah Alden beda ia memutuskan untuk tidak lebih lanjut lagi menanya semua ini ke Alden, mungkin lain waktu ia bisa mengintrogasi Alden untuk bertanya mengapa ia bisa putus dengan Aleyza.

"Maaf gue gak bermaksud untuk--"

"Gak apa apa" Ia lihat rahang Alden mengeras dan tangan nya mengepal kuat. Aurora pikir mungkin ia bisa bantu Alden untuk dekat lagi dengan Aley lagian itu tidak susah baginya karena Aley temannya.

"Lo masih suka sama Aley?"

"Gak, ngapain gue suka sama perempuan bajingan itu" Aurora lihat Alden marah ia benar benar marah, "Den sorry"

"Its okay Aurora" Ucap Alden sambil berbalik dan tersenyum "Untuk pertanyaan lo gue gatau. soalnya gue pernah pacaran, tapi dia ninggalin gue dan sekarang gue gatau dia dimana." Alden pikir Aurora sepertinya mengarang karena dari raut wajah nya ia sama sekali tidak sedih.

"Lo ngarang ya?" Tanya Alden dengan nada bercanda "Yakali, gue ngarang soal gituan" Alden lucu deh mana mungkin ia ngarang soal hati " Dari raut wajah lo, lo sama sekali gak sedih"

"Inget ya den, gue males nangisin yang udah berlalu" Tapi Aurora tidak bisa bohong bahwa hatinya sakit mengingat dia dengan mudah meninggalkan dirinya, tanpa kepastian bahwa hubungan nya sudah berakhir apa belum.

"Lo sama sekali gak tau? dia ada dimana?" sebenarnya Aurora tidak suka dengan pertanyaan Alden. Percakapan Alden dengan nya membuat luka yang dulu kembali lagi.

"Gak tau gue sama sekali gatau" Ucap Aurora datar.

Gimana? wgwgwg ini part ke 2 jangan lupa vote sama minta koreksinnya ya

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 12, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Broken HerzWhere stories live. Discover now