31. Kecewa

1.7K 97 0
                                    

Rafli terus gelisah dan tak tenang sepulang dari kantor barusan setelah ia menerima sebuah foto istrinya dengan adiknya berdua di sebuah restoran dari seseorang. Langsung saja ia meminta izin pada bosnya untuk pulang sementara dengan alasan ada keperluan keluarga yang mendadak dan untungnya hari ini jadwal di kantor tidak padat sehingga tak apa-apa ia pergi keluar. Dengan tergesa-gesa, ia mengemudikan mobilnya menuju rumahnya untuk menunggu istrinya dan menginterogasinya. Untunglah ia selamat sampai rumahnya meski dalam keadaan hati yang kurang baik. Kelebatan memori yang menyakitkan itu kembali mengganggu benaknya. Memori tentang pengkhianatan yang sulit untuk ia lupakan mesti ia berkata sudah memaafkan, tapi nyatanya hati kecilnya berkata belum. Ketakutannya akan sebuah pengkhianatan yang hampir menghancurkan hidupnya mampu mempengaruhi logikanya. Ia tak sabar untuk segera bertemu istrinya dan menjelaskan semua yang terjadi. Terdengar suara mobil yang menuju depan rumahnya. Langsung saja ia keluar rumah dan menemukan mobil hitam yang sudah ia kenal sebagai mobil adiknya berhenti di depan rumahnya. Ia melihat istrinya keluar diikuti pengasuhnya. Saat istrinya mencoba untuk membuka pintu gerbang, adiknya ikut keluar dari mobilnya dan membantu membukanya. Langsung saja ia menghampiri mereka dengan raut wajah tak terbaca.

"Jadi ini yang kalian lakukan di belakangku?" ucapnya dengan tatapan kecewa dan marah kepada istrinya dan adiknya. Ia melihat istrinya yang menatapnya bingung dan heran.

"Maksudnya apa, Bang? Kami gak melakukan apa-apa." ucap Kevin yang juga terlihat heran dengan kakaknya yang tiba-tiba saja menginterogasi mereka seperti tersangka yang baru saja tertangkap basah berselingkuh.

"Iya, Yah. Maksud Ayah melakukan apa? Aku gak ngerti dengan ucapan Ayah." sambung Ira. Ia bisa melihat pancaran ketakutan di mata istrinya, tapi ia mengabaikannya. Ia menatap tajam mereka berdua. Rafli berdecak dan merogoh ponselnya dari sakunya. Ia membuka pesan yang berisi sebuah foto yang dikirimkan seseorang dan memperlihatkannya kepada mereka berdua. Ira dan Kevin mengerutkan keningnya saat melihat foto mereka yang diambil di restoran tadi saat pengasuhnya sedang ke toilet sebentar, jadi mereka hanya bertiga di sana dengan Liana. Mereka benar-benar tak mengerti dengan apa yang terjadi. Ira menatap suaminya.

"Itu kan waktu kami ada di restoran. Waktu itu Mbak Ina lagi ke toilet dulu, jadi kami cuma bertiga sama Liana di sana. Iya kan, Mbak?" tanyanya kepada pengasuhnya yang diangguki oleh wanita itu.

"Iya, Mas. Saya lagi ke belakang bentar waktu itu." Kevin merasa ada yang janggal di sini. Pasti ada seseorang yang mengerjai mereka.

"Sepertinya kamu salah paham, Bang. Siapa yang ngirim foto itu?" tanyanya masih penasaran. Rafli mendengus.

"Tak penting siapa yang mengirim. Tapi aku melihat kalian begitu akrab dan dekat seperti pasangan. Apa sebenarnya kalian menyembunyikan sesuatu di belakangku?" Ira tersentak mendengar ucapan suaminya, begitu juga dengan Kevin. Hati Ira begitu sakit mendengar ucapan yang bermaksud menuduh itu.

"Kamu ini sebenarnya kenapa, Yah? Mengapa kamu bisa mencurigai kami seakan kami benar-benar berselingkuh? Aku dan Kevin hanya ngobrol biasa. Apa itu salah?" ucapnya dengan nada meninggi karena emosinya yang mulai tersulut. Tubuhnya yang lelah membuat emosinya mudah tersulut. Rafli menatap datar istrinya.

"Kalau memang itu benar bagaimana? Apa kalian masih mau mengelak?" mata Ira langsung berkilat tajam penuh amarah. Hatinya benar-benar terluka saat suaminya menuduhnya bermain api dengan adik iparnya sendiri tanpa bukti yang kuat.

PLAKKK!!!

Semua yang ada di sana langsung terkejut saat melihat Ira yang terlihat sangat marah kepada Rafli. Liana yang sudah berada dalam gendongan pengasuhnya langsung menangis karena terkejut melihat orang tuanya sedang bertengkar. Rafli meringis sambil memegangi pipinya yang terkena tamparan istrinya yang lumayan kuat dan perih. Ia lupa kalau istrinya sedang mengandung yang membuat kekuatannya lebih besar dari sebelumnya.

Guardian AngelWhere stories live. Discover now