10. Nugraha

813 126 0
                                    


☆☆
Galang menatap jalan dari balkon kamarnya.
Yah.. saat ini ia memang sudah tinggal di rumah mamanya. Rumah yang pernah di tempatinya 16 tahun lalu.

Galang menengadah. Mata sipitnya semakin menyipit karena kilauan awan yang cerah. Ia tersenyum tipis.

"(Namakamu), bagaimana kabar mu nak?
Semoga, kamu baik-baik saja.
Ayah akan segera membawa mu ke sini!" Batinnya.

"Ayah merindukan mu nak!" Gumamnya pelan.

☆☆
"Gue bilang juga apa Zid, sahabat lo yang lo bangga-banggain itu khianati lo kan? Lo harus balas semuanya!" Steffi, gadis provokator itu semakin menghasut Zidny bersama ke dua temannya.

"Terus, gue harus balas apa?" Tanya Zidny polos. Matanya masih menyisakan air mata.

Semuanya nampak berfikir. Casandra, teman provokator Steffi ini tersenyum miring, ketika di dapatinya ide jahat di otak kecilnya.

"Gue tau!"

Semuanya, Steffi, Zidny, dan Bella menatap Casandra.

"Lo kan sahabatnya (Namakamu) dari kecil. Lo pasti tau semacam rahasia atau aibnya."

Zidny nampak berfikir.

"Yang gue tahu, (Namakamu) itu anak hasil dari percintaan di luar nikah. Dan ibunya meninggal setelah lahirin dia."

"Gue punya ide!" Seru Bella

"Apa?"

"Lo tinggal terima jadi saja Zid. Lihat saja besok," jawab Bella, lalu, mengkode ke dua temannya untuk pergi.

"Hai, Zid," sapa (Namakamu). Zidny melengos.
(Namakamu) melanjutkan jalannya ke arah bangkunya yang bersebelahan dengan bangku Salsa.

"Zidny kenapa sih?" Tanya Salsa dengan berbisik.

(Namakamu) mengangkat ke dua bahunya tanda tak tau.

☆☆
Sore menjelang. Jam menunjukan pukul 15:00.
Mobil sport putih milik Aldi telah terparkir rapi di garasi rumah besarnya.

Ia berjalan memasuki rumahnya. Menemui mamanya yang sedang bersantai ria.

"Ma," ucapnya. Lalu, ia duduk di samping mamanya.

Mamanya menoleh, ia tersenyum, di dapatinya si bungsu.

"Anak mama sudah sampai ternyata." Wanita paruh baya ini tersenyum manis sembari mengelus rambut hitam legam Aldi.

"Aldi nggak sabar pingin ketemu kakak ma," ucap Aldi.

"Yaudah, kamu langsung ke atas saja. Dia ada di kamar sebelah kamar kamu." Aldi mengangguk.

"Oke ma." Aldi beranjak.

Ia berhenti tepat di depan pintu sebelah kamarnya.
Rasa gugup menyelimutinya. Dengan pelan, ia mengetuk pintu coklat pekat itu.

Seseorang pun membukanya dengan mengernyitkan dahi.

"Siapa ya?" Tanya pria yang berwajah hampir sama dengannya. Mata yang sipit, hidung mancung, wajah baratnya. Semuanya sama dengannya, yang membedakan hanya kulitnya yang sedikit gelap dari seseorang di depanya, yakni kakaknya. Dan ia mempunyai lesung pipi, sedangkan kakaknya tidak.

"Gu..gue Aldi. Kata mama, ini kamar kakak gue," ucap Aldi gugup.

Lelaki dewasa itu tercengang.
"Jadi selama ini aku punya adik?" Batinnya.

"Jadi, kamu adik ku." Galang, pria itu memeluk Aldi dengan erat.

Mereka layaknya saudara kembar. Walau pun usianya terpaut cukup jauh. Namun, dengan wajah awet muda milik Galang, usia mereka seperti selisih hanya beberapa tahun.

"Kamu sudah besar, dek," ujar sang kakak.

"Kamu Aldi Nugraha kan? Aku Galang Nugraha."

"Iya. Lo tau nama gue dari mana?"

Galang menunjul name tag yang berada di seragam sekolah Aldi.

Mereka pun terus mengobrol dan semakin dekat.

Happy reading.

Cerita ini kan selalu pendek di setiap part-nya!!
Jadi, ini semacam short story😊

SUNRISE❌IDRWhere stories live. Discover now