11. Takdir

894 135 0
                                    

☆☆
Sore hampir petang ini, (Namakamu) masih bekerja.
Sebagai warga pesisir, (Namakamu) bekerja sebagai penjemur ikan asin. Sudah lebih dari sebulan ia bekerja.
Demi menyambung hidup dan membayar sekolahnya.

"Bu, (Namakamu) pamit ya," pamitnya kepada ibu Tini. Pemilik usaha ikan asin dan juga ibu dari sahabatnya.

"Kamu nginap di kontrakan ibu saja (Nam). Rumah kamu sangat jauh."

(Namakamu) tersenyum.

"Tak apa bu. (Namakamu) juga ingin memastikan ayah sudah pulang atau belum."

Bu Tini menatapnya iba. Ia tersenyum miris.

"Amin (Nam). Ibu akan selalu mendoakan yang terbaik untuk mu. Kamu hati-hati ya!"

(Namakamu) mengangguk.
"Assalamualaikum, bu."

"Waalaikumsalam."

☆☆

(Namakamu) berlari ke bibir pantai yang sudah mulai pasang.
Ia menatap sekeliling, berharap ayahnya akan pulang dan memeluknya.

"Ayah," ucapnya lirih.

Air matanya sudah menetes sedari tadi.
Ia terduduk di atas pasir yang telah tergenangi air. Mengabaikan sebagian pakaiannya yang basah.
Ia menatap sunset yang ada di depannya, begitu indah dan menenangkan.

"Jangan nangis, (Namakamu)."

(Namakamu) mendongak. Di lihatnya Iqbaal yang menatapnya dengan senyuman.

(Namakamu) bangkit sembari menghapus air matanya.

"Iq..iqbaal," ucapnya.

"Gue antar lo pulang ya," ucap Iqbaal. (Namakamu) membelalakan matanya.

"Nggak, nggak usah. Aku.. aku bisa pulang sendiri kok."

"Udah, ayo! Gue antar." Iqbaal mengandeng tangan (Namakamu).

(Namakamu) mengikutinya saja. Jantungnya berdegub kencang tiap kali berdekatan dengan Iqbaal.

☆☆
Pagi ini, keluarga Aron Nugraha sudah berkumpul di ruang makan, kecuali Galang yang masih menutup diri.

"Aldi, kamu panggil kakak kamu gih!"

Aldi mengangguk, lalu beranjak dari tempat duduknya.

Ia mengetuk pintu kamar kakaknya.

"Masuk!" Sahut Galang dari dalam. Aldi pun masuk.

"Kak, di tunggu mama sama papa sarapan," ucap Aldi.

Galang mengabaikan ucapan Aldi. Ia malah memperhatikan seragam Aldi yang tak asing baginya.

"Al, kamu sekolah di mana?" Tanyanya.

"SMAN 101 anyer. Kenapa?"

"Kamu kelas berapa?"

"Sebelas. Kenapa sih kak?"

"Kamu bisa bantu kakak? Tolong jaga anak kakak yang kakak ceritain tadi malam."

"Iya kak, tapi.."

"Nama anak kakak (Namakamu) Ashilla. Dia juga kelas sebelas, ipa 1."

Aldi tertegun.
"(Namakamu) Ashilla," gumamnya.
Galang mengangguk sembari beranjak.

Aldi terdiam. Hatinya begitu sakit.
Ternyata, gadis yang di sukainya adalah anak dari kakaknya.
Ia sungguh kecewa dengan takdir yang sudah di gariskan untuknya.

Happy reading.

Double update

SUNRISE❌IDROpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz