Chapter 5 - The Reporter Arrived

82 34 17
                                    

[BUKAN DARI CERITA PRIBADI RISA GREER]

*Keith side*

PADA waktu itu aku terkesan pada firasat Inspektur mengenai berita perusahaan KimFarma. 
Kelihatannya sudah waktunya diriku muncul ke permukaan.
Mulai menemui mereka.

Terutama aku sangat yakin dia—salah satu dari mereka— akan banyak membantuku.

"Permisi. Apa ini kediaman Hagare-san?"

Aku beranjak dari sofa dan bersiap akan kedatangannya. Akhirnya, dia tiba.

Aku membukakan pintu.

"Apakah kau Keith?" Ia memicingkan matanya dengan nada ragu.

Mataku juga sangsi ketika melihat rupanya.

"Are you Chiai?"

Matanya berbina-berbinar melihatku, "Oh god! Apakah benar kau Keith? Kau berbeda sekali! Benar kan Kau Keith? Aku.. Aku sampai tidak mengenalimu."

Ia memelukku beberapa saat seperti menemukan boneka lamanya. Sebelum memunculkan percakapan lainnya, aku mempersilahkan dirinya masuk ke dalam.

"Kubawakan kopermu." tawarku. Ia berterimakasih lalu duduk di sofa. Melepas sepatu hills-nya dan mencari posisi bersantai.

"Kau.. benar-benar Keith kan?" ia menanyai lagi pertanyaan yang sama dengan berkerut.

"Tentu." sahutku tenang. "Kau juga Chiai kan? Orang yang selalu penasaran tentang apapun dan dimana pun itu?"

Ia tertawa dengan gaya khasnya, "Kau tampak berbeda sekali Keith! Nyaris saja aku ragu salah kamar.. Kau tahu kan, kau hampir mirip orang lokal disini. Kau mengecat rambutmu menjadi hitam, kulitmu agak kecoklatan, dan matamu.. Matamu sayang sekali tidak ikut berubah, eh?"

"Terimakasih. Kau tau Chiai, Ini hanya kuperlihatkan pada orang yang kukenal."

Pujiannya adalah pertanda aku berhasil mengkamuflasikan diri.

Kuperhatikan penampilannya dari atas ke bawah. Ia berbeda dengan Chiai yang kukenal lima tahun yang lalu. Chiai yang badannya berisi, tembam, dan selalu pergi kemana pun membawa permen karet. Kini kuakui, ia merawat tubuhnya. Badannya berisi di tempat yang tepat.

Chiai tersenyum sedikit waktu aku memberikan sekaleng soda untuknya, namun ia menolaknya dengan halus. Tampaknya kebiasaan terakhir yang kusebutkan tadi masih ada.

Aku membuka topik lain, "Kau.. Seorang wanita kantoran?"

"Aku seorang wanita kantoran? Ah, kau tau Keith, aku kan paling tidak suka kerjaan yang terstruktur dan itu-itu saja, kau pasti tau apa pekerjaan yang cocok untukku. Lagipula,"

Ia menyodorkanku Wrigley's Doublemint Gum padaku, "Thanks. Akan kusimpan untuk nanti."

Ia melanjutkan, " Kau juga tau kan, aku paling anti memakai sepatu seperti itu." Tunjuknya pada hills yang ia pakai tadi. " Itu hanya bentuk penyamaranku sebagai wartawan. Kau tau kan pria akan lebih suka ditanya oleh wanita yang tampak menarik?" Jelasnya.

Memang, tidak mungkin seorang Chiai yang memiliki rasa penasaran tinggi dan tidak kenal diam menggunakan penampilan seperti itu di kehidupan sehari-harinya.

"Jadi, apa aku tampak menarik di matamu Keith?" Ia tiba-tiba beranjak berdiri dan mendekatkan wajahnya padaku.

Dasar Chiai, dari mana ia belajar kata-kata seperti itu?

Aku mendorongnya pelan dan menghela napas pendek. Sedangkan Ia tertawa bangga dengan tingkahnya barusan.

" Bagaimana? Kau tau Keith, seniorku mengajarkan agar sedikit menggoda kalau narasumbernya adalah lawan jenis. Katanya, mereka akan lebih terbuka dengan sendirinya  ketika menjelaskan informasi yang mereka tutupi. Seniorku memang hebat bukan? Aku tidak pernah memperhatikan orang sedetail itu!"

Mixed FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang