7

6.1K 962 62
                                    

"Karena pernyataan itu kami menyadari bila ada sesuatu antara Sasuke dan Naruto. Juga tak ada yang protes atas keinginan Sasuke yang ingin menikahi Naruto," Karin menarik napas panjang lalu menghela. Sorotnya kembali menerawang; mengenang masa lampau--dua puluh tahun lalu. "Hanya hitungan minggu dan pernikahan mereka dilaksanakan. Ah, tentu saja hanya kami yang mengetahuinya. Apalagi Sasuke mengaku jika dia yatim-piatu, tak memiliki orang tua semenjak kakek dan neneknya meninggal."

Menma tetap diam. Antara tak ingin menginterupsi cerita sang Kepala Panti dan tidak tahu mesti menanggapi apa. Terlebih ... Kakaknya mengaku tak memiliki orang tua? Kenapa? Kenapa dia merahasiakan pernikahannya? Kenapa dia tidak ingin orang tua mereka tahu? Kenapa seakan menyembunyikan Naruto? Sebenarnya ada apa? Pertanyaan-pertanyaan ini mulai memenuhi kepala Menma. Dia bingung. Ingin tahu; namun tak tahu mesti bertanya pada siapa. Jawaban dari semua pertanyaan itu hanya kakaknya--Uchiha Sasuke--yang tahu.

Pemuda berumur dua puluh tahun itu melirik photo di atas meja. Photo Sasuke dan Naruto serta seorang bayi mungil yang disinyalir adalah dirinya. Menma ingin tahu kenapa semua ini terjadi--terjadi pada dirinya. Suatu kenyataan mengejutkan baru saja menghancurkan kehidupan normalnya.

"Lalu ... Apa yang terjadi pada mereka? Kenapa niichan sampai koma?" Tanya si raven muda ini tanpa melihat Karin; masih berfokus pada photo di atas meja.

Sudut bibir Uzumaki Karin berkedut. Sesungguhnya ia tak ingin membicarakan perihal yang menjadi alasan kuat Naruto menghilang dan Sasuke koma selama bertahun-tahun. Namun, di depannya ada seorang pemuda yang mengaku sebagai adik dari si pemuda Uchiha. Adik ... Hm, ia tak terlalu percaya. Dari fisik dia memang sangat Uchiha, tetapi ... Uchiha Sasuke tak memiliki adik laki-laki--itu yang ia ketahui setelah kebohongannya terbongkar--setelah kecelakaan itu. Lagi-lagi Karin menghela--kali ini lebih keras dari sebelumnya hingga menarik perhatian si pemuda raven.

"Waktu itu ... Sasuke mengajak Naruto dan bayi Menma jalan-jalan menggunakan mobil yang dia bawa dari Tokyo. Tak sampai satu jam sejak mereka pamit, Kepala Panti mendapat telepon jika mobil yang di kendarai oleh Sasuke kecelakaan. Kecelakaan tunggal. Ban mobil pecah. Sasuke tak bisa mengendalikan kemudi dan mereka jatuh ke jurang. Polisi hanya menemukan Sasuke yang pingsan sambil memeluk Menma ...," Jeda, Karin menarik napas. Mencoba menenangkan dirinya yang mulai terbawa emosi. Matanya memanas, siap mengumpulan cairan bening, "Sedang Naruto tak ditemukan di manapun. Mereka sudah berupaya mencari di sekitar lokasi, namun nihil."

Sang Kepala Panti mendesah lirih, "Dan kau tahu ... Di rumah Sakit kami bertemu dengan Fugaku-san dan Mikoto-san. Orang tua Sasuke. Kami sangat terkejut. Sasuke mempunyai orang tua lengkap! Tapi, waktu itu kami sama sekali tak memikirkannya karena sensei mengabarkan jika Sasuke koma."

Semuanya sudah jelas sekarang. Mengapa Sasuke koma dan bagaimana Naruto yang bisa tinggal di desa sebelah tanpa pernah bertemu dengan penduduk dari desa sini. Menma sudah mengerti. Dia sudah tahu misteri besar di balik photo kakaknya dan seorang pria berambut pirang bernama Naruto. Naruto yang sama dengan Naruto yang ia temui di desa sebelah, yang kini tinggal serumah dengan dirinya. Menma sudah tahu. Menma sudah menemukan suatu kebenaran. Menma telah menggali kenangan masa lalu yang tak terungkap. Dia menguak masa lalu kakaknya, Naruto dan ... dan jati dirinya. Bahwa ia seorang Uchiha; bukan keturunan langsung dari mereka yang ia anggap orang tua, melainkan seseorang yang ia kira adalah kakaknya.

Sungguh kenyataan yang benar-benar mengejutkan.

"Ada lagi yang ingin kau tanyakan?" Karin bersuara setelah keheningan melanda beberapa saat.

Si raven tersentak. Dia menengadah dan menatap sang Kepala Panti lalu menggeleng. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam benaknya tak bisa dijawab oleh Karin. Tapi, ada satu hal yang ingin ia tanyakan, "Ano ..., Maaf, apa aku boleh menyimpan photo ini?" Menunjuk photo di atas meja. Berharap sang Kepala Panti mengijinkan.

The TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang